Rasa Yang Harus di Takar

1K 103 1
                                    

🌿🌿🌿

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌿🌿🌿

Berdasarkan informasi yang Kinara terima dari Lie, ia mengatakan bahwa Kinara dipanggil oleh Bu Naila, guru matematika kelas dua belas. Wanita tersebut memintanya datang ke ruang guru sekarang juga. Katanya ada hal penting yang perlu ia bicarakan. Oleh karena itu Kinara terpaksa meninggalkan somay yang masih tersisa di meja kantin, merelakan makanan tersebut dimakan Jelay karena perut perempuan itu memiliki lowongan untuk menerima bermacam makanan. Kinara melangkah ke ruang guru seorang diri, awalnya Windy yang paling baik hati sedunia menawarkan diri untuk mengantar Kinara ke kantor guru, tetapi Kinara tidak ingin membuat kegiatan makan sahabatnya menjadi terganggu.

Sesampainya Kinara di ruang guru. Bu Naila melambaikan tangan, memberi kode untuk segera datang ke arahnya.

Kinara melangkah ke meja panjang yang posisinya berada di tengah-tengah ruangan.

"Duduk Nak."

Kinara mengangguk sopan mengikuti intruksi. Ia duduk di sofa yang berhadapan dengan Bu Naila. Kinara menoleh ke samping, kiri dan kanan guru itu yang terdapat seorang cowok yang sedang menatapnya seksama. Cowok di samping kanan adalah Gibran, kakak kelas Kinara. Cowok di samping kiri adalah Leo, adik kelas Kinara. Kinara tahu nama Leo sebab ia adalah gebetan Jelay, gadis itu memang hobi mencari target berondong. Kalau ditanya mengapa katanya masih seger. Leo itu khasnya berkaca mata, menurut Jelay, Leo mirip dengan Afgan si penyanyi. Tetapi dari mata Kinara, Leo lebih mirip dengan aktor Junior Robert apalagi dengan poni rambut belah dua yang Leo miliki.

Kinara bertanya-tanya dalam hati mengapa mereka bertiga di kumpulkan?

"Ada apa ya Bu?" tanya Kinara kemudian.

Bu Naila mengatur nafasnya terlebih dahulu. Lalu ia menepuk lutut 2 siswa kebanggaan yang ada di sampingnya.

"Hmm, sebelumnya Ibu berterima kasih sama kalian yang udah dateng ke sini. Sebagai kakak kelas, Gibran sama Kinara pasti udah tahu dong bahwa tiap tahun sekolah kita selalu mengikuti cerdas cermat yang berkompetisi dengan sekolah lain. Nah karena Ibu melihat nilai kalian dalam bidang matematika sangat bagus. Makanya Ibu mengajukan nama kalian bertiga untuk mengikuti cerdas cermat ini."

Leo mengangguk, terlihat dari wajahnya ia paham. Ia tidak nervous sama sekali. Tidak seperti Kinara yang terus memilin jarinya dengan gelisah. Gadis itu mendongakkan kepala, matanya tertuju  kepada Gibran. Sehingga mereka saling tatap mentatap dalam beberapa saat. Kinara tidak tahu harus menjawab apa. Ia takut, takut tidak bisa mengimbangi dua laki-laki yang menjadi pathner cerdas cermatnya. Kinara tahu bahwa Leo dan Gibran bukan siswa sembarangan. Mereka itu orang-orang pintar yang ber-IQ di atas rata-rata. Gibran yang memenangkan cerdas cermat matematika ini pada tahun sebelumnya. Sedangkan Leo, yang Kinara tahu dari Jelay bahwa cowok berkaca mata itu memiliki segudang prestasi. Sementara Kinara? Meski selalu juara 1 paralel di kelas dari SD sampai sekarang, tetapi gadis itu hanya sekali berkompetisi yaitu olimpiade matematika ketika SD, itu pun tidak menang.

KinarArga (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang