Berakhir

596 69 0
                                    

🎶Glimpse of Us —Joji

🎶Glimpse of Us —Joji

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌿🌿🌿

Kinara memperhatikan gerak-gerik Arga sejak awal masuk kelas. Laki-laki itu bersikap seperti biasa terhadap orang-orang, masih suka menjahili ketenangan anak perempuan di dalam kelas, masih bisa asyik mengobrol dengan Ali, Ardy, dan Alzam. Bahkan ia juga begitu gampang bicara dengan Lie, Jelay, dan Windy. Akan tetapi hanya satu orang yang tidak ia ajak bicara. Seolah-olah tidak mengganggap Kinara ada di sana. Kinara tersenyum picik. Sejak bertengkar hebat dua hari yang lalu, mereka memutuskan komunikasi tanpa ada salah satu diantaranya memulai pembicaraan.

"Woi Arga, lipcream gue. Balikin!" Juwita, salah satu anggota kelas XI IPA itu berteriak kesal ketika Arga merebut lipcream-nya saat ia sedang asyik memoles wajah.

Arga malah bergoyang-goyang di atas kursi serta menjulurkan lidah. "Ambil sini kalau bisa, wleek..."

"Anjing!" Juwita mengumpat, ia mengejar Arga karena laki-laki itu berani-beraninya menggangu ketenangannya.

Anak-anak yang lain maklum. Mereka fokus degan kegiatan mereka sendiri dan membiarkan dua orang itu saling kejar-kejaran, yang satu pengganggu, yang satu lagi paling anti diganggu.

"BALIKIN ARGA!"

"Bilang dulu dong gue ganteng."

"Ogah!"

"Oh ya udah, berarti jadi hak milik."

"Ish. Ya udah lo ganteng!"

"Yang bener!"

"Arga paling ganteng sedunia dan cowok idaman semua wanita."

"Nah gitu dong, kan enak dengernya."

"Sekarang balikin!" nyolot Juwita yang masih di atas lantai menantikan Arga yang di atas kursi memberikan lipcreamnya kembali.

"Tebak gue dulu dong!"

"Asu lo, nggak suka gue main teka teki."

"Terserah sih kalau nggak mau barang lo balik."

Juwita berkecak pinggang. Arga memang paling pintar menaikkan darah orang. Dulunya Arga sering mengganggu Kinara, tapi semenjak pacaran malah anak perempuan dalam kelas yang gantian menjadi korbannya. Juwita memandang Kinara dengan tatapan memohon.

"Kinar..." panggilnya hingga Kinara menoleh.

"Liat nih pacar lo!" adunya dengan jari telunjuk yang mengerah ke Arga.

Sesaat keduanya bertatapan. Mendadak suasana berubah dingin di antara tatapan mereka berdua. Juwita yang jadinya bingung, karena jangankan Kinara membantunya, sekadar memberikan tanggapan saja tidak.

Kinara sudah cukup bersuara kemarin. Suara yang bahkan tidak digubris, suara yang bahkan tidak didegarkan, suara yang bahkan diabaikan begitu saja. Kini Kinara sudah tidak peduli lagi pada hubungan di antara mereka berdua. Tidak ada keterangan lanjut atau terus. Seakan-akan relasi yang terjalin selama ini terputus begitu saja tanpa adanya kata.

KinarArga (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang