🎶Some By Bolbbalgan4
🌿🌿🌿
Pelajaran pertama di kelas XI IPA 3 adalah kesenian. Setahu mereka Bu Eza sudah pindah, sehingga tidak ada yang mengajar di kelas mereka. Bel telah berdentang sejak 10 menit yang lalu. Sakya sebagai ketua kelas tidak datang ke ruang guru, karena pasti guru lain akan masuk dan memberikan setumpuk tugas. Mereka sudah sepakat supaya Sakya tidak melapor. Paling yang menentang itu langganan peringkat tiga besar seperti Kinara, Dodi, dan Yona. Mereka hanya menurut karena kalah suara. Walhasil anggota kelas tersebut membentuk berbagai kubu ysng terdiri dari temen segenknya masing-masing. Bukan maksud untuk bermusuh, mereka tetap berbaur satu sama lain. Hal itu wajar dan sering terjadi pada semua kelas, di sekolah dan kelas mana pun setiap orang pasti memiliki kelompok pertemanan atau teman paling dekat. Seperti Kinara dengan teamnya Lie, Windy dan Jelay. Yona dengan Attia. Arga dengan Ardy, Ali dan Alzam, begitu pun dengan anggota yang lain.
"Cieee ada yang udah nggak marah-marah lagi nih liat Arga," Jelay mulai lagi menggoda.
"Duh keknya bentar lagi ada yang nggak jomblo nih," Windy menambahkan. "Tapi jangan nyolong start ya Nar, harus gue duluan nih yang pacaran sama Ardy!" ujarnya dengan wajah serius tapi maksudnya bercanda.
Kinara tertawa saja, ia menggelengkan kepala melihat teman-temannya yang jahil.
"Kalian kenapa sih, aneh-aneh aja. Gue damai sama tuh anak bukan maksud apa-apa. Biar dia nggak bikin rusuh mulu ama gue, risih tau."
Lie memasang wajah cemberut dan cemburu. "Pokoknya ya Kin, gue nggak akan rela kalau lo sama Arga."
"Nggak akanlah Lie. Emang kenapa coba?"
"Ya kalo lo sama Arga, Windy sama Ardy, Jelay sama Lele. Terus gue sama siapa anjim? Terus nanti kalau kalian pada punya pacar gue bakal sendirian dong, kita akan jarang ngumpul lagi. Bakal misah-misah, iya sih gue tau kalo masa SMA adalah masa-masa bucin. Tapi nasib persahabatan kita gimana?"
Windy, Jelay dan Kinara memfokuskan diri menatap Lie. Mereka sedikit terkejut sebab gadis itu menunduk, matanya berkaca-kaca, mereka pikir Lie cuma bercanda, nyatanya ia malah ambil hati.
"Eh Lie, kok mewek?" Jelay yang duduk semeja dengan Lie, ia memegang bahu gadis itu.
"Kita nggak mungkin ninggalin lo Lie. Lo itu lebih penting dari si Ardy, dari Arga, dari Lele, dari semuanya," ucap Windy membujuk.
Windy melipat tangannya di atas meja Lie. Ia duduk di deretan pertama sedangakn Jelay dan Lie di deretan kedua, tepat di belakang mereka. Widny duduk dengan posisi membelakang agar bisa berhadapan dengan Lie dan Jelay.
Lie tetap diam, ia tidak bisa membohongi perasaanya sendiri. Ia hanya takut jika nanti di tinggal sendirian, sebab ia tidak punya teman lain yang bisa menerimanya kekurangannya seperti mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
KinarArga (End)
Подростковая литератураYang Kinara Bautista lakukan hanya menghabiskan uang papa yang tidak ada habisnya. Ia bisa membeli apapun, kecuali membeli janji mama yang pernah berjanji untuk kembali. Kinara merasa tidak berguna, hingga anak laki-laki bernama Gibran Fedelin membe...