Saling Memahami

757 91 1
                                    

🎶Life Goes On-BTS ft IU

🎶Life Goes On-BTS ft IU

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌿🌿🌿


Oktober berpamitan dengan titimangsa tiga puluh satu. Angka ganjil yang membuatnya merasakan keganjilan. Oktober yang menyimpan banyak cerita. Setiap cerita pasti memiliki akhir, dan tidak semua cerita harus berakhir bahagia. Yang bisa dilakukan tokoh utama yaitu menerima. Harusnya Nadia begitu, tetapi ia mengasingkan diri dari semestanya. Sudah empat hari berturut-turut ia tidak datang sekolah. Hal itulah yang membuat suasana hati Kinara ikut memburuk. Tidak pantas untuk Kinara mengkhawatirkan perempuan itu, apalagi Nadia dan Kinara bukan siapa-siapa dan tidak mungkin menjadi teman. Namun sebagai sesama perempuan, Kinara mengerti bagaimana perasaannya.

Berita putusnya Gibran dan Nadia menggemparkan seisi sekolah. Pasalnya mereka berdua bagaikan cassanova dan primadona. Baik dari segi bakat, sikap, sifat, maupun privillage. Bermula dari mulut Rachel, teman Nadia sendiri yang iseng bercerita kepada orang lain lalu tersebar dari mulut ke mulut. Tidak heran, semua orang juga tahu Rachel bukanlah teman sungguhan. Kinara merasa bersalah. Perkara ini berawal darinya, jika saja ia tidak terlalu dekat dengan Gibran. Kebahagiaan Nadia tidak akan hancur lebur. Meski Gibran berkali-kali mengatakan bahwa itu bukan salahnya tetapi tetap saja rasanya janggal. Kinara berniat meminta maaf melalui sosial medianya tapi Nadia memblokir semua akses tersebut. Sepertinya hati Nadia benar-benar sakit separah itu.

Apakah semua jatuh punya kadar sakit yang sama?
Seperti hujan yang beraroma tanah
Seperti ranting yang patah
Seperti mereka yang jatuh cinta

Bukannya tidak adil ya?
Sakit gigi tinggal konsultasi ke dokter
Kalau sakit hati mau konsultasi ke siapa?
Dokternya pilih kasih,
Masa dia bisa menyembuhkan sakit gigi, jantung, paru-paru, lambung, dan anggota tubuh yang lain, kecuali hati. Seharusnya hati tidak boleh didiskriminasi karena dia punya derajat yang sama dengan anggota tubuh lain, dia juga mau sembuh dari lukanya

Dokternya bilang, harusnya kalau mau main hati harus lebih hati-hati
Kalau sudah patah hati begini jalan keluarnya susah untuk dicari

Hawa dingin malam itu tidak membuat Kinara kedinginan. Tubuhnya terasa kebal. Ia hanya duduk di luar rumah bagian belakang tepat di tepi kolam renang. Menjulurkan kedua kakinya yang jejang ke dalam air dan di ayun-ayunkan. Pemandangannya hanya berupa pantulan diri sendiri ditemani rasi bintang yang elok rupanya meski ia melihatnya melalui pantulan cahaya. Tidak ada suara apa-apa di malam itu, selain suara gemercik air akibat ayunan kakinya.

"Hai cewek ..."

Hampir Kinara terlonjak dan melompat ke dalam kolam renang jika saja suara itu bukan suara manusia. Gadis itu mengamati makhluk di sampingnya, mengedipkan mata dua kali untuk memastikan apakah itu khayalan atau kenyataan. Masalahnya sosok yang ia lihat sekarang adalah Arga dan nalarnya menolak untuk menerima seorang laki-laki berkunjung ke rumahnya sejam sebelum jam dua belas malam. Ia mencolek Arga hati-hati dengan jari telunjuk.

KinarArga (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang