Membuka Masa Lalu

556 74 0
                                    

🎶I love you, but... — Eenie Meenie, Ray

 — Eenie Meenie, Ray

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌿🌿🌿

25 Januari 2007 - 3 Januari 2010.

Sandra memegang dinginnya pembatas rooptop, ia membiarkan semilar angin menerpa wajahnya. Di sampingnya terdapat seorang laki-laki yang sudah menjadi sahabatnya dari lama. Setelah menikah mereka berpisah dan menjalani kehidupan masing-masing. Tetapi tidak tahu maksud semesta kini yang mempertemukan mereka kembali. Sandra sengaja minta ditemani karena ia tidak tahu harus pulang ke mana lagi. Ia pergi diam-diam dari rumahnya karena sesuatu.

"Gimana istri kamu Bram?" Masih sempatnya ia menanyakan istri orang lain di orang lain di saat rumah tangganya sendiri sedang tidak baik-baik saja.

"Dia selingkuh, dan kabur keluar negeri setelah anak kami lahir. Anak aku nggak kenal sama maminya sampai sekarang, dan aku hanya bilang bahwa maminya sedang di suatu tempat dan ia akan pulang suatu saat."

Sandra memandangnya dengan tatapan bersalah.

"Maaf Bram. Tapi apa nggak sebaiknya kamu kasih tau yang sejujurnya sama anakmu? Kasihan dia jika terus menunggu."

"Tenang aja, aku akan berusaha cari Mami baru untuk dia. Biar dia berpikir bahwa dia masih punya Mami, " jelas Bram pada sahabat perempuan satu-satunya itu. Andai saja waktu tidak cepat berlalu maka Bram mungkin lebih memilih menikahi sahabatnya yang paling baik itu daripada menikah dengan wanita yang mengkhianatinya seperti mantan istrinya. Tapi Bram terlambat sebab Sandra sudah menikah dengan orang lain.

"Kalau kamu, gimana sama Wira suami kamu itu?" tanya Bram pula.

"Lagi baik-baik aja sebenarnya. Cuma anak kami sakit Bram. Dia menderita diabetes tipe 1. Sekarang dia dirawat di rumah sakit Bram. Aku bingung, aku nggak tau harus apa. Mas Wira juga belum aku kasih tau Bram."

"Kenapa nggak kamu kasih tau aja sama suami kamu? Kalau begini dia pasti mikir macam-macam San."

"Aku capek Bram, jadi istrinya Wira itu melelahkan."

Bram menghembuskan nafas. Ia menepuk bahu Sandra.

"Kalau kamu capek, berhenti. Jangan di paksain," responnya dengan lembut.

Mendengar hal tersebut Sandra menangis histeris, ia memeluk Bram, menumpahkan segala sesak yang terus-terusan ia tahan, cuma Bram satu-satunya tempat di mana ia bisa bercerita semuanya. Dan suaminya tidak akan paham. Sandra tahu bahwa Wira adalah laki-laki yang mencintainya, laki-laki itu akan mengorbankan seluruh waktu dan tenaga untuk membuatnya bahagia. Akan tetapi cinta Wira tidak bisa membiayai pengobatan putri kecilnya. Sandra ragu apakah Wira akan sanggup untuk menghidupi mereka ditengah musibah yang ditimpa putrinya.

KinarArga (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang