🎶La la la that's how is goes — Honne
🌿🌿🌿
Kinara berjalan menuju indomaret dengan mengendarai mobilnya seorang diri. Belanja memang satu-satunya jalan bagi Kinara untuk mengalihkan perhatian dari masalah yang ia hadapi. Ia berniat membeli bahan-bahan kebutuhannya seperti sabun mandi, handbody, sampo, pasta gigi dan lain-lain. Kalau diminta tolong Mbak Loly yang membelinya bisa saja. Tetapi setiap orang pasti lebih nyaman jika menyiapkan kebutuhannya sendiri. Saat menginjak kaki di indomaret gadis itu tidak lupa membeli berbagai jananan seolah hal tersebut merupakan ritual wajib yang tidak boleh di lewatkan. Mulai dari taro, pringles, lyas, oreo, chictato, cheetos, tango, potabee, chiki, sari roti, astor, roma kelapa, dan bermacam snack yang Kinara sendiri tidak hapal namanya. Kalau orang lain melihat Kinara, mungkin ia akan berfikir jika Kinara ingin membentuk warung jajan anak-anak. Pasalnya tiga keranjang hanya untuk makananan ringan yang diapit di kedua siku.
Akibat kejadian kemarin, setalah ia melihat kepergian Mama. Setelah mengetahui hubungan persaudaraanya dengan Nadia. Setelah Arga marah tidak jelas cuma karena hal sespele berpelukan dengan Gibran. Kepala Kinara seperti dihantam oleh godam transparan sehingga membuatnya sulit untuk berfikir. Ia juga belum menceritakan kepada Papa perihal Mama. Kalau Papa tahu amarah pria itu pasti akan meledak, dan berlanjut dengan Kinara yang dipaksa pindah sekolah. Papa pasti akan melakukan berbagai cara agar Kinara tidak memiliki kesempatan untuk bertemu Mama lagi.
Untuk mengalihkan perhatian dari kemungkinan-kemungkinan buruk yang berkelahi dalam benak. Jajan menjadi solusi utama untuk menetralkan mood kembali. Masa bodoh soal berat badan, toh berat badannya akan tetap menurun karena stres dan banyak pikiran. Gadis itu memang jarang makan nasi, tetapi pagi, siang, sore, dan malam, ngemil adalah hal wajib yang tidak boleh ketinggalan.
Kinara meletakkan belanjaannya di atas kasir. Mas-Mas kasir di indomaret tersebut tersenyum simpul pada Kinara, kelihatan heran melihat keranjang Kinara berisi segala jenis makanan ringan. Kalau boleh ceplas ceplos ke pelanggan, Mas-nya mau menyarankan Kinara sekalian saja membeli indomaretnya.
"Udah Mbak?"
Kinara mengangguk.
"Berapa Mas?" tanya Kinara usai Mas penjaga kasir menghitung belanjaan Kinara.
"400 ribu Mbak."
Kinara membuka ras leting ransel yang menyampir dibahu kanan. Ia merogoh tas, mencari dompet. Dahi Kinara mengerut karena benda yang ia cari tidak ada di sana.
"Kenapa Mbak?"
Aduh, si Mas-nya malah tersenyum segala. Mana ia gantengnya nggak tanggung-tanggung lagi, Kinara jadi grogi. Untungnya hati Kinara udah keburu di curi Arga, bisa bahaya kalau ia malah jatuh hati pada senyum kemanisan mas kasirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KinarArga (End)
Teen FictionYang Kinara Bautista lakukan hanya menghabiskan uang papa yang tidak ada habisnya. Ia bisa membeli apapun, kecuali membeli janji mama yang pernah berjanji untuk kembali. Kinara merasa tidak berguna, hingga anak laki-laki bernama Gibran Fedelin membe...