Aku mengabaikan whatsApp dari Arby, bodoamat dia ke rumah, toh aku juga bukan siapa-siapa dia ngapain mikirin ? Dia tadi ninggalin aku jugakan ? Jadi yaudah. Yagak?
"Bales gih nanti nyesel" ledek Seni yang ngintip hp ku
"Males ah"
"Kenapa?"
Aku hanya mengangkat sebelah bahuku dan meneguk Teh botol yang ada di meja. Seni dan Firna terkekeh melihat ku , tapi aku ga peduli.
**
Arby POV
Gue bener-bener muak saat ini, jika saja Toni tidak datang dan menarik baju gue, mungkin saja prinsip gue untuk tidak melakukan kekerasan terhadap wanita malah bakalan gue lakuin. Ah sudahlah yang jelas gue nyesel deketin mereka. Niat gue cuman iseng aja sumpah, mereka aja yang baperan. Gue salah ? Ga peduli!
"Assalaamu'alaikum tante" saat ini gue langsung ke rumah Fita dan seperti biasa yang pertama gue temuin adalah mamanya
"Wa'alaikumsalaam.. Mau ketemu Fita yaa?" Jawab mama Fita sangat ramah
"Iya tante"
"Bentar yaa di panggil dulu" mama Fita melangkah meninggalkan gue, tapi baru saja 2 langkah "eh iya Fita belum pulang nak Arby"
Gue menghela nafas tapi tetep senyum di depan mama Fita yang baik ini. Akhirnya gue minta izin buat nunggu Fita disini, mama fita sih nyuruh gue masuk tapi gue lebih milih di luar aja masa iya gue berduaan di dalem itu gaboleh haha kalau bukan sama Fita. saat ini gue masih berada di halaman rumah Fita, duduk di teras rumah seperti biasa.
lo dimana? Gue ke rumah tapi lo gaada
Send...
10 menit berlalu dan masih tidak ada notifikasi balasan dari Fita. Menyebalkan! Padahal udah di read. Gue semakin yakin cewe ini makhluk yang paling aneh di dunia. Setelah satu jam menunggu, gue memilih pulang dan tidak lupa berpamitan kepada mamanya Fita.
Gue sudah sampai di halte bus saat ini, dan ada satu bus berhenti di depan gue, gue perhatikan satu persatu orang yang turun, dengan cepat gue menarik tangan cewe yang gue tunggu dari tadi setelah gue lihat jelas bahwa dialah yang turun.
"Ish apaan sih kaget tau" ucapnya
Gue tatap matanya dalam-dalam hingga dia terlihat gugup
"By ? Lo? Kenapa?" Tanyanya sangat gugup
Gue ga peduli lihat dia ketakutan seperti ini, gue seneng aja lihat ekspresi dia.
"Aw" teriak gue refleks saat dia mencubit perut gue dengan tenaga yang gila sakit beneran.
Dia tertawa "makanya jangan nyebelin"
"Sakittt Fita" gue meringis mengelus bekas cubitan dia
"Maaf deh" Fita mengulum tawanya dan mengusap perut gue yang dia cubit
Author POV
"Jangan pindah kelas yaa" ucap Arby kemudian saat Fita sedang mengusap perutnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Waktu Merubah Segalanya
Teen FictionPernahkah kamu berfikir bahwa kita akan bersama ? Dan Saat kita memulai awal kisah, saat itu aku berharap bahwa kita tidak akan bertemu akhir kisah.. Terimakasih Pernah Ada.. (Cerita perdanaku, maafkan banyak typo bertebaran, ceritanya yang mungkin...