Selama jam pelajaran, tak sedikitpun kata yang terucap dari bibir Fita kepada Arby yang sibuk menanyakan hasil jawaban soal matematika milik Fita. Bukan mencontek, hanya saja ingin menyamakan hasilnya. itulah yang selalu menjadi alasan setiap orang.
Berulang kali Arby menyapapun, Fita masih sangat enggan menjawab, jangankan menjawab, tersenyumpun sangat malas.
"Soal yang barusan ibu kasih , kumpulkan minggu depan" ucap Bu Dian saat bel istirahat berbunyi
"Iya bu" jawab siswa serempak
Bu Dian keluar kelas dengan membawa buku paket andalan di tangannya. Beberapa siswa mengikuti Bu Dian keluar kelas untuk menyerbu kantin.
"Hai" sapa Arby
Mulut Fita masih membungkam, tangannya dengan cepat memasukkan semua alat tulis ke dalam tas biru miliknya.
"Kamu sakit?" Tanya Arby menatap bingung sikap Fita.
Fita beranjak dari duduknya dan berlalu melewati Arby yang mematung menatap kepergiannya.
"Ga makan ta?" Tanya Seni saat selesai memesan makanan di kantin
Fita hanya menggelengkan kepalanya
"Biasanya juga lo yang paling banyak makan. Kenapa? Sakit?"
"Atau ada masalah?" Kali ini Firna yang bersuara
"Gue ga berhak cemburu" gumam Fita kesal
Firna dan Seni saling bertatapan sambil mengulum tawa seakan mengerti apa maksud dari perkataan Fita. Apalagi jika bukan Arby ?
"Syukur deh kalau tahu diri cuman sahabat kan ga lebih?" Ledek Firna
Fita cemberut "jahat banget sih"
Firna tertawa pelan "emang apa sih yang bikin lo cemburu?"
"Arby masih deketin Risa Mervia anak kelas 9c temen sekelas lo yang ga lain adalah mantan Arby yang cantik dan menyebalkan" jelas Fita panjang lebar dengan nada seperti anak kecil yang marah-marah
Percakapan mereka terus berlanjut, Firna dan Seni merasa gemas dengan apa yang Fita katakan , giliran di bilang pacaran gamau tapi nyatanya ? Untung saja kedua sahabat Fita tidak emosional dalam menghadapi kepribadian menyebalkan dari Fita. Seni yang super kalem selalu bisa membuat Fita tenang dan Firna yang pengertian selalu membantu setiap apa yang Fita alami meskipun Firna sendiri yang paling sering membuat Fita kesal.
***
"Ta?" Arby menarik tangan Fita yang baru saja akan masuk kelas "kenapa cuekin aku sih?"
"Lepasin gue!"
Arby tersentak dengan apa yang Fita ucapkan tepat di depan matanya
"Hebat ya lo by" dengan tatapan tajam ke arah Arby yang sedang berdiri di hadapannya "kalo lo masih suka sama Risa gausah sosoan nembak gue dong" sambungnya dengan nada tinggi
"Kamu apa apaan sih ?" Arby sedikit geram
"Gue tau ko kalau lo masih deketin Risa"
"Kata siapa Fita hah ?? Mana buktinya ?"
"Kata Siska!!"
Siska adalah sahabatnya Risa, yang kemarin mengirim pesan kepada Fita. Ga pacaran tapi cemburu, apaan sih Fita ini.
Arby tidak menjawabnya melainkan langsung pergi dari Fita menuju kelas Risa. Fita benar-benar marah kepada Arby karena di tinggal begitu saja.
"Arbyy!!!" Teriak fita memanggilnya dengan kesal
Tak lama Arby keluar dari kelas Risa dan ternyata menarik Siska kehadapan Fita dengan kasar
"Lo ngomong apa sama Fita ?" Bentak Arby kepada Siska
Siska hanya tersenyum sinis
"Jawab!" Bentak Arby "Bener lo ngomong kalau gue masih deketin Risa ?!"
"Engga, kapan gue ngobrol sama lo ta?"
"Sis, kemaren lo chatt gue apa?" Fita menarik pundak Siska
Siska mengangkat pundaknya "Oh, iseng aja. Udah ya gue pergi dulu" Siska melangkah cepat menuju kelasnya yang berdampingan dengan kelas Fita.
Jika saja Fita membawa handphone, Fita akan memperlihatkan chatt menyebalkan dari Siska.
"Jadi siapa yang deketin Risa hm?" Tanya Arby gemas
"Tapii byy.. Kemaren dia chatt gitu.. Maaf" Wajah fita menekuk, meskipun Fita emosional, Fitapun termasuk salah satu perempuan yang mudah luluh dan meminta maaf jika dia salah.
Arby menarik napas, memegang pundak Fita , menarik dagunya hingga membuat fita menatapnya "iyaa gapapa, berarti sekarang kamu tau kan kalo dia cuma pengen ngerusak hubungan kita"
"Maaf ya.."
"Iya.. Kamu kan tahu kalau sekarang aku lagi deketin sahabat aku yang gila ini" Arby mencubit pipi Fita "jangan cuekin aku lagi ya"
Fita tersenyum malu dan mengangguk "tapi Siska nyebelin" cibirnya sambil mengerucutkan bibirnya
"Perlu aku tarik dia kesini lagi? Terus kamu tabokin? Mau?"
Fita tertawa "enggalah"
Arby tersenyum mendengar tawa Fita lalu menuntunnya masuk kelas untuk mengikuti pelajaran selanjutnya.
***
Aku tak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Yang aku tau aku bahagia bersamanya. Rasa yang pernah terabaikan, rasa yang pernah tergantikan. Kini rasa itu hadir kembali dengan sejuta harapan agar tetap dipertahankan.
*****
Salam sayang
Makasiihh...
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Waktu Merubah Segalanya
Fiksi RemajaPernahkah kamu berfikir bahwa kita akan bersama ? Dan Saat kita memulai awal kisah, saat itu aku berharap bahwa kita tidak akan bertemu akhir kisah.. Terimakasih Pernah Ada.. (Cerita perdanaku, maafkan banyak typo bertebaran, ceritanya yang mungkin...