Pukul 16.00 , Fita, Arby , Chika dan Dila baru saja keluar dari gedung bioskop. Arby tidak melepas rangkulannya di pundak Fita sejak keluar dari gedung tersebut hingga kini mereka sedang di ruangan yang penuh dengan boneka dan berbagai jenis barang hiasan. Fita sengaja mengajak Arby ke tempat ini untuk membeli sesuatu yang bisa ia jadikan kado karena Fita mendapat undangan untuk hadir ke pesta ulangtahun temannya, begitupun Dila dan Chika.
Mata Fita terus mencari sesuatu yang menurutnya menarik hingga Fita tidak tahu tangan kiri Arby sedang di genggam erat oleh sahabatnya, Dania Ardila. Arby sudah mencoba melepasnya namun Dila menggeleng dan menatapnya dengan tatapan penuh harap. Percayalah Arby tidak membalas genggaman itu, ia hanya diam dan tetap terfokus kepada Fita yang terus memintanya pendapat tentang segala jenis barang yang ia temukan.
Chika menelan salivanya dan sekilas melirik Fita yang masih asyik memperhatikan deretan boneka. Dengan kasar, Chika melepas genggaman tangan Dila di tangan Arby dan berdiri di antara Dila dan Arby.
"Dila yaampun ini lucu banget ya" kata Chika sembari mencubit boneka panda yang ada di hadapannya.
Arby tercekat saat tiba-tiba Chika berada di samping kirinya dan menatap dirinya dengan tatapan tajam sedangkan Dila hanya mendengus kesal tanpa rasa malu sedikitpun.
Chika tersenyum getir melihat Fita yang masih di rangkul oleh Arby dan sesekali tertawa karena Arby menggodanya. Ingin sekali Chika menampar Arby yang sedang menyembunyikan rasa gugupnya setelah ketahuan menggandeng dua wanita sekaligus.
"Ta, tadi gue lihat ada cowo yang gandengan sama cewe lain padahal ada pacarnya tau ga" kata Chika tanpa melirik Fita
"Oya? Lo kenal?"
"Kenal lah kenal banget malah" jawab Chika dengan nada kesal
Arby menahan napasnya "eh ta, lihat deh bagus ya kamu suka ga?" Katanya mengalihkan pembicaraan Chika Sembari memperlihatkan boneka beruang berwarna ungu.
Fita mengangguk dan matanya berbinar "suka banget"
"Kita beli ini ya"_Arby
"Wah bagus banget, tinggal satu yaa padahal gue pengen banget" Dila memeluk boneka tersebut setelah merebutnya dari tangan Arby.
Arby memutar bola matanya dan kembali merebut boneka tersebut "ini buat Fita bukan buat lo Argila"
Entah kenapa rasanya sakit saat Fita mendengar Arby memanggil Dila dengan panggilan itu seakan ada panggilan khusus antara keduanya karena Dila terlihat terbiasa saat Arby memanggilnya dengan panggilan itu
"Tapi gue pengen beli ini Alvian!" jawab Dila
Ya, Alvian. Saat kecil hingga sekolah dasar, Dila sering memanggil Arby dengan panggilan Alvian. Dan sungguh semakin sakit yang di rasakan Fita mendengar panggilan khusus dari mereka.
Fita tersenyum "yaudah gapapa ko, biar Dila aja yang beli itu"
Arby mengerutkan dahinya "tapi kan ta"
"Udah gapapa ko by"
Akhirnya Arby melepas boneka itu dan kembali merangkul Fita dan mengajaknya menjauh dari Dila.
"Ko bonekanya di simpan lagi Dil? Bukannya pengen beli ya" ledek Chika kesal saat Dila menyimpan kembali boneka tersebut dengan kasar
"Bukan urusan lo"
Chika menyeringai "lo apa-apaan tadi sama Alvian lo itu?"
Dila tersenyum dan mengangkat bahunya
"Kalau Fita tahu gimana Dil?"
"Dia gabakalan tahu kalau lo ga kasih tahu"
"Fita harus tahu semuanya"
Dila kembali tersenyum "silahkan kasih tahu dia kalau lo mau dia terluka, dan gue akan berterimakasih sama lo, karena gue gausah bersusah payah pisahin mereka karena pasti setelah dia tahu, dia dan Arby bakalan putus"
Chika menggeleng-gelengkan kepalanya "lo kenapa sih Dil ? Lupain Arby, gue tahu sekarang sosok Alvian yang pernah lo ceritain itu Arby kan? Itu masalalu Dil lupain dia. Arby udah sama Fita..."
"Ya dia Arby. Arby Alviansyah! Gue tahu Arby udah sama Fita tapi itu tidak akan bertahan lama" jawabnya cepat kemudian berlalu.
***
Di perjalanan menuju parkiran, Arby menggenggam erat tangan kanan Fita dan sesekali melirik Fita dengan perasaan bersalah.
"Gimana pendapat kamu tentang cowo yang tadi Chika katakan?"
"Cowo yang ga punya perasaan mungkin" jawabnya
"Kalau kamu jadi cewenya gimana?"
"Gamau lah"
"Kenapa?"
Fita tersenyum "karena aku punya kamu yang ga kaya dia"
Arby tersenyum dan mengangguk kaku
"Iya kan?" Tanya Fita memastikan
Arby mengangguk ragu "i i yaa" jawabnya
Fita tersenyum senang
Setelah keduanya duduk di atas motor, Arby langsung menjalankan motornya dan mulai meninggalkan tempat tersebut. Hanya memakan waktu sekitar satu setengah jam, mereka sudah sampai di halaman rumah Fita.
"Aku langsung pulang yaa" kata Arby
Fita mengangguk "iyaa.. Makasih by"
Arbypun mengangguk dan mengusap kepala Fita sebelum pergi "aku minta maaf ya"
Fita mengerutkan dahinya "untuk ?"
Arby tidak menjawabnya, ia hanya menggeleng dan tersenyum miris "aku pulang dulu, besok pagi aku jemput"
"Hati-hati" jawab Fita sedikit bingung dengan apa yang di maksud Arby beberapa detik yang lalu.
Baru saja Fita melangkahkan kakinya untuk masuk, hp nya berdering dan tertera nama Dila di layar sana.
"Halo Dil kenapa?"
"Gue lagi seneng ta"
"Oya? Kenapa?"
"Cowo yang gue ceritain ternyata masih punya perasaan yang sama sama gue"
"Selamat Dilaa, gue ikut seneng" jawab Fita sembari tersenyum
"Tapi dia belum putus sama cewenya"
"Gue yakin ko kalau cowo itu beneran sayang sama lo, cewenya bakalan ngerti dan mereka udahan" kata Fita hanya untuk menghibur Dila.
Dila menyeringai di sebrang sana kemudian menutup telponnya secara sepihak "dan dalam waktu yang cepat lo bakal udahan sama Arby dan lo harus ngerti kalau Arby mencintai gue bukan lo Fita" gumamnya
***
Kita bukan sahabat jika tidak mencintai orang yang sama. Dan disini jika kau benar sahabatku relakan dia yang kau cinta menjadi milikku.
-DaniaArdila-
*****
Lopyuall;*;v
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Waktu Merubah Segalanya
Teen FictionPernahkah kamu berfikir bahwa kita akan bersama ? Dan Saat kita memulai awal kisah, saat itu aku berharap bahwa kita tidak akan bertemu akhir kisah.. Terimakasih Pernah Ada.. (Cerita perdanaku, maafkan banyak typo bertebaran, ceritanya yang mungkin...