Fita, Dila dan Chika mampir terlebih dahulu ke toko buku sebelum pulang ke rumah untuk membeli buku novel yang sedang Fita inginkan. Dila terus mendengus kesal karena sejak tadi hanya di kelilingi buku-buku yang tidak menarik perhatiannya
"Ayo dong ta.. Muak gue disini" rengek Dila
"Sama gue juga"_Chika
"Yaudah tunggu di luar aja, gue lagi cari buku yang lain"_Fita
"Yaudah gue keluar yaa" Chika melangkah keluar toko dengan di ikuti Dila.
Setelah mendapatkan buku yang Fita inginkan, Fita berjalan menuju kasir dan membayar buku yang akan ia beli. Fita melangkah keluar toko sembari memasukkan keresek berisi buku novel yang baru ia beli ke dalam tas.
"Aw" Fita terjatuh saat menabrak seseorang
"Eh maaf" dia mengulurkan tangannya
Fita segera menjabat tangannya dan berdiri kemudian merapikan rok dan menggandong tasnya.
"Elo?" Wanita tersebut menunjuk wajah Fita dan menatap Fita dengan tatapan tajam
Fita tersenyum "Fita ka" dan mengulurkan tangannya
Bukannya menjawab, ia malah menarik tangan Fita dengan kasar keluar toko. Teman-temannya mengikuti dari belakang .
Di luar toko, tubuh Fita di dorong dengan keras hingga kembali terjatuh. Fita terkejut dan menahan sakit saat lututnya mengenai batu kerikil hingga berdarah.
"Dasar wanita gatahu diri!" Bentak wanita tersebut yang bernama Sania.
"San udah san" bisik salah satu temannya.
Dila dan Chika berlari menghampiri Fita dan membantu Fita berdiri
"Lo siapa sih?" Bentak Dila
"Eh Lo gausah ikut campur"
Dila tersenyum sinis "ayo ta kita pulang"
Sania menarik tangan Fita kembali dan mencengkramnya sangat kuat "wanita genit ! Sok cantik Kaya lo ga bisa di diemin" katanya dengan penekanan di setiap katanya.
Beberapa orang yang berlalu lalang memandang ke arahnya hingga membuat Sania menarik Fita ke tempat yang lebih sepi.
"Sakit ka" air mata mulai menetes dari mata Fita.
"San udah"
"Kasian dia san"
"San"
Kedua temannya terus saja menahan Sania namun tidak di pedulikan. Sedangkan Dila dan Chika di tahan oleh kedua teman Sania yang lainnya di depan toko.
"Gue gapeduli, gue muak lihat muka lugu kaya gini"
"Lo siapa sih ka? Gue punya salah apa sama lo?" Bentak Fita tak tahan
"wah berani rupanya" sania tertawa hambar "gue Sania, pacarnya Fahrul !" Sambungnya
Fita terkesiap dan menatap tak percaya ke hadapan Sania "ma_maksudnya?"
"Lo udah rebut Fahrul dari gue. Empat tahun gue hubungan sama dia, dan gara-gara lo Fahrul jadi berubah! Ngaca dong lo, masih kecil udah genit" Sania menghempaskan tangan Fita hingga terlihat memar merah di tangan Fita "gue benci sama lo ! Perusak hubungan orang !" Teriak Sania dengan amarahnya dan mendorong tubuh Fita untuk kedua kalinya.
Fita terdiam dan kembali meneteskan air mata, ternyata Fahrul membohonginya, pertama kalinya Fita di perlakukan seperti ini oleh seseorang dan ini terjadi gara-gara Fahrul.
Sania menjambak rambut Fita yang sedang terduduk di atas tanah kosong di belakang toko "lo nangis ? Bisa nangis ha?" Bentaknya lagi sambil membawa Fita untuk berdiri
Fita memegang tangan sania di rambutnya "sakit ka sakit"
"Gue lebih sakit dari pada lo saat ini !!" Tangan Sania di paksa untuk di lepas oleh temannya.
Fita memejamkan mata setelah sania melepaskan jambakan di rambutnya. Perlahan Fita mengangkat kepalanya dan menatap tajam ke arah Sania "lo kira gue ga berani sama lo?" Fita mengangkat telunjuknya tepat di hadapan sania yang lebih tinggi darinya "harusnya lo mikir, kenapa ka Fahrul milih gue dan ninggalin elo! Mana ada cowo yang suka sama cewe gila kaya lo ! Dari tadi gue diem karena gue hargai orang yang lebih tua dari gue ! Tapi gue muak ka! Gue gatau kalau ka fahrul punya pacar. Intropeksi diri lah kenapa ka Fahrul ninggalin elo!" Fita mendorong bahu kanan Sania "lo mau ka Fahrul lagi? AMBIL ! GUE IKHLAS !!" Bentak Fita dengan deraian air mata
Sania mengepalkan tangannya dan hendak melayangkan sebuah tamparan.
"Ngapain hm?!" Datar seseorang sembari menahan tangan sania yang hendak menampar Fita.
Dila dan Chika yang telah berhasil lolos dari cengkraman teman sania berlari menyusul Fita dan memeluk Fita. Rupanya Chika dengan cepat menghubungi Rey menggunakan hp Fita yang sempat ia pinjam sebelum masuk toko. Chika panik hingga akhirnya hanya mampu menghubungi Rey.
"Lepasin tangan gue" teriak Sania
Rey menatap tajam manik matanya "lo berurusan sama gue cewe gila!" Bisiknya dingin lalu melepas tangannya.
"Lo gapapa?" Tanya Rey kemudian memeluk tubuh Fita yang gemetar.
Fita hanya menggeleng dan menenggelamkan tangisnya di dada Rey.
Fahrul yang baru datang setelah di hubungi Dila langsung terdiam saat melihat Fita menangis di pelukan Rey.
"Lo apa-apaan San?" Suara dingin Fahrul terdengar keras
"Dia udah rusak hubungan kita Rul, gue benci sama dia!"
"Kita udah selesai sania, gue udah putusin lo sebelum gue sama dia"
"Lo putusin gue gara-gara dia kan? Semua salah dia !!"
Fahrul menggelengkan kepalanya "lo harusnya lebih dewasa San. Lo harus terima kenyataan kita gabisa terusin hubungan kita, gue cape sama sikap lo yang kaya gini"
"Gue sayang sama lo rul, gue gamau lo pergi apalagi karna DIA" tunjuknya ke arah Fita
"Gue kecewa sama sikap lo yang masih kaya gini !"
Fahrul mendekati Fita dan menyentuh pelan pundak Fita namun Fita menghindar "Kita Putus!" Kata Fita penuh penekanan kemudian pergi dengan cepat meskipun sedikit pincang karena lututnya masih terasa sakit.
"Ta tunggu" Fahrul mengejar Fita dan meninggalkan Sania yang menangis disana.
Fahrul menarik tangan Fita "maafin aku ta.. Dia cuma mantan aku"
"Lepasin!"
"Tapi ta"
"Kita udah putus ka PUTUSSSS" teriak Fita di sela isak tangisnya
Fahrul terdorong setelah Rey mendorong tubuhnya sangat kuat "gue mau bawa dia pulang" ucapnya dingin
"Ta.." Panggil Fahrul mengabaikan Rey
"Fita benci sama kaka!" Bentak Fita dan kembali menangis di pelukan Rey
***
Aidar sebagai Reynal Raiz Wijaya
Adakah yang setuju dengan cara Sania;v ?
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Waktu Merubah Segalanya
Teen FictionPernahkah kamu berfikir bahwa kita akan bersama ? Dan Saat kita memulai awal kisah, saat itu aku berharap bahwa kita tidak akan bertemu akhir kisah.. Terimakasih Pernah Ada.. (Cerita perdanaku, maafkan banyak typo bertebaran, ceritanya yang mungkin...