"lo ga usah ikut campur Rey, ini masalah gue, bukan lo!" Bentak Arby
Rey menyeringai "oke!"
"Jangan cuma gara-gara Fita lo jadi lupa siapa gue Rey" ucap Arby menghentikan langkah Rey yang baru saja membalikkan tubuhnya.
Rey kembali menyeringai dan kembali menghadap Arby "gue ga lupa sama lo Ar, lo adalah Arby sahabat gue, saudara gue, dan lo orang yang selalu menceritakan sosok Fita dengan penuh cinta, lo mengenalkan gue kepada wanita baik seperti dia, awalnya gue ragu dengan sosok cewe yang selalu lo ceritakan, tapi ternyata dia orang baik, sangat baik" Rey tersenyum "Fita yang selalu lo sebut cewe unik saat menceritakannya, lo bilang dia beda dari yang lain, dia baik, dia sederhana dan itu yang membuat lo menyukainya, dan lo bilang..."
"Cukup Rey" Teriak Yurina yang sudah berada di belakang Arby dan menatap dirinya dengan tatapan marah karena melihat Arby yang sejak tadi diam mendengar ucapan Rey, Yurina takut jika Arby terus mendengar tentang Fita akan kembali bersikap dingin kepadanya.
Rey melipat kedua tangannya "kenapa?"
"Arby ayo pergi" Yurina menarik tangan Arby tanpa mempedulikan Rey.
Rey menghela nafas kasar melihat Arby yang awalnya mulai terlihat merasa bersalah menjadi diam saja di tarik oleh Yurina. Pikiran Arby benar-benar berubah hanya dalam waktu yang singkat.
***
Beralih ke SMA 3, Dila dan Chika sibuk membantu Fita berjalan menuju Unit Kesehatan Sekolah, Fita sangat lesu, kepala Fita pusing dan ia merasa mual.
"Aduh ta lo kenapa sih perasaan tadi pagi lo gapapa deh" panik Chika
Fita hanya menggelengkan kepalanya sembari terus berjalan pelan bahkan sesekali berjongkok terlebih dahulu karena merasa sangat pusing
Sesampainya di UKS, Dila langsung menerobos masuk dan menyuruh Fita merebahkan dirinya di atas bangkar UKS.
"Ka.. Ada minyak angin ga?" Tanya Dila kepada pria yang duduk di bangku samping lemari di UKS sembari memainkan handphone nya
"Buat apa?" Tanyanya datar tanpa mengalihkan pandangan kepada Dila
"Buat yang sakit lah"_Dila
"Cari aja di lemari ada kotak obat disana"
"Ish kenapa ada petugas UKS kaya gini" gerutu Dila yang langsung membuka kotak obat dan mencari minyak angin.
"Gue bukan petugas UKS"
Dila memutar bola matanya tak peduli.
"Mana sih gaada disini ka minyak anginnya" kesal Dila
"Ya mana gue tahu"
"Gue sumpahin lo yang sakit gantiin temen gue" kesal Dila
"Udah Dil gapapa" Fita yang sejak tadi diam kini memaksakan untuk bersuara
"Iya biarin aja Dil biar gue beli aja ke depan" Chika melangkahkan kaki dan menyuruh Dila menunggu Fita.
Saat Chika hendak membuka pintu, tiba-tiba seseorang membuka pintu dari luar dan membuat chika kembali mundur satu langkah dari pintu.
"Eh ada yang sakit ?" Tanyanya bernamtag Rara
"Iya ni ka temen aku sakit" jawab Chika "disini gaada minyak angin ya ka?" Tanya Chika kemudian
"Ini baru beli dek, soalnya yang lama gaada beserta botolnya" Rara memperlihatkan kekesalannya karena sudah sering kehilangan di UKS
"Lo lama tau ga Ra" Pria itu kembali bersuara
Rara cengengesan "tadi makan dulu, laper gue"
Rara mendekat ke arah Fita dan mengoleskan minyak angin ke kepala dan pundak Fita.
"Biar aku aja ka" ucap Dila
Rara mengangguk "mau pulang dek?" Tanyanya tertuju pada Fita
"Gatau ka" jawab Fita
"Yaudah pulang aja ta, daripada kaya gini percuma tau"_Dila
"Iyaa.. Gue chatt Arby pake hp lo yaa biar jemput"_Chika
"Arby sekolah Chikaaa"_Dila
"Gapapa ini kan jam istirahat bisa pulang dulu"
"Yakali jaraknya deket"
Rara terkekeh mendengar perdebatan mereka "jadi gimana mau pulang ? Biar kaka bikinin surat izin"
Dila mengangguk seakan mewakili Fita
"Siapa yang nganter Dil?"_Chika
"Gue aja yang nganter dia pulang" orang yang sejak tadi duduk dan menyebalkan kembali mengeluarkan suara datar nya sembari bangkit dari duduknya hingga nametag yang menempel di jas almamater terlihat jelas saat ini bertuliskan Fahrul Pratama.
Dila dan Chika saling bertatapan
"Lo serius ka?" Dila mengerutkan dahinya
Fahrul tidak menjawab pertanyaan Dila , ia mendekat ke arah Fita dan membantu Fita untuk duduk "mau pulang sekarang?" Tanyanya
Fita hanya mengangguk
Fahrul kembali membantu Fita untuk berdiri dan berjalan, membuat Dila dan Chika kembali bertatapan tak percaya karena tadi orang itu sangat dingin dan menyebalkan namun sekarang menjadi sangat baik meskipun tetap datar. Sedangkan Rara hanya tersenyum melihat Dila dan Chika yang tak hentinya saling bertatapan dengan tatapan heran.
"Gausah khawatir, Fahrul baik" kekeh Rara kepada Dila dan Chika membuat mereka tersenyum malu.
Di parkiran, Fahrul baru melepaskan genggamannya dari tangan Fita.
"Tunggu bentar" ucap Fahrul lalu menuju ke tempat motornya di parkirkan
"Ta, hati lo baik-baik aja kan?" Bisik Dila yang sejak tadi mengekor
"Kenapa?"
"Lo yang di gandeng, gue yang degdegan tau ga" bisiknya lagi "tadi dia nyebelin tapi sekarang ngebaperin" sambungnya
Fita menekan keningnya yang kembali terasa pusing "gausah lebay"
Dila menghentikan niatnya untuk kembali bersuara karena Fahrul sudah siap dengan motornya dan meminta Fita untuk naik.
"Makasih ya ka, gua gajadi nyumpahin lo sakit deh" ucap Dila
Fahrul tersenyum tipis menjawab perkataan Dila.
*****
Makasih yaa:'
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Waktu Merubah Segalanya
Teen FictionPernahkah kamu berfikir bahwa kita akan bersama ? Dan Saat kita memulai awal kisah, saat itu aku berharap bahwa kita tidak akan bertemu akhir kisah.. Terimakasih Pernah Ada.. (Cerita perdanaku, maafkan banyak typo bertebaran, ceritanya yang mungkin...