Tubuhku menggeliat, hari sudah pagi. Rasanya sulit untuk membuka mata, bukan karena masih ngantuk namun keadaan mata yang sembab membuatku sulit membuka mata.
Sedikit demi sedikit mataku terbuka, aku menggosok kedua mata dengan kedua tanganku. Kesakitan itu kembali hadir di hati ku, aku benci hari ini, hari kemarin dan hari selanjutnya.
Jika boleh, aku ingin kembali mengulang waktu untuk kali ini saja ke masa dimana tak ada Dila.
Dia yang kelak menggantikan posisiku, tolong jangan kau sakiti dia seperti aku
Bayangkan, hari-hari yang biasa di lalui dengan dia yang di cintai kini hanya mampu dilalui sendiri. Sakit bukan?
Jika bukan karena Reynal malam itu, mungkin aku tidak akan bisa kembali ke rumah. Semua terlalu gila untukku. Pengkhianatan itu jelas di depan mataku.
Haii Reynal
Orang yang sangat baik
Orang yang sangat peduli
Terimakasih telah menjadi teman baikku
Terimakasih telah menemani dan mencintaiku
Maaf aku tidak bisa mencintaimu
Maaf aku tidak bisa menjadi kasihmu
Bahagialah dengan dia yang kelak akan datang mencintaimuAku benar-benar tidak ingin memulai.. Karena aku pernah belajar setia namun yang ku dapat adalah dusta,, akupun pernah sangat bahagia hingga aku terluka,, dan aku pernah begitu percaya hingga akhirnya kecewa..
Aku berjalan menuju cermin di kamarku, aku duduk di depan cermin itu. Ku lihat bayangan diriku disana dan sebuah foto yang ku tempel di depan cermin bagian atas. Foto yang menampilkan potretku dengan Arby tepat di depan pintu kamar Arby yang terbuka dulu.
Flashback on
Aku berjalan cepat menuju pintu rumah Arby, air mata sejak tadi sudah tak dapat lagi aku bendung saat seseorang mengirimkan foto Yurina yang sedang memeluk tubuh Arby. Tidak salah bukan aku menangis saat kekasihku di peluk wanita lain ?
Aku langsung masuk ke rumahnya saat ternyata pintu rumahnya tidak tertutup tak peduli malu atau tidak aku benar-benar sedang marah padanya.
Brakkk
Ku dorong kasar pintu kamarnya, terlihat dia sedang tertidur di atas kasur padahal ini masih terlalu siang untuk tidur masih pukul 1 siang.
Aku berjalan ke arahnya memukulnya menggunakan bantal yang ada di bawah lantai.
"Eh eh eh apa apaan ini" katanya
"Aku benci sama kamu" bentakku setelah dia berhasil merebut bantal itu
Dia mengucek matanya "kenapa sayang ? Kamu dateng terus marah-marah kaya gini" tanyanya kesal "eh kamu nangis ?"
Ku lemparkan hp ku ke arahnya
Dia mengerutkan dahinya kemudian membuka hp ku. Setelah itu dia tertawa.
Aku menangis kesal dan kembali memukulnya namun dia masih tertawa dan kini menggenggam tanganku yang sedang memukulnya.
"Kamu ganggu tidur siangku cuma gara-gara foto ini hm?" Tanyanya tepat di depan mataku.
"Cuma ? Maksudnya itu apaan? Kamu pacaran sama yurina ? Yaudah putusin aku sekarang juga!" Teriakku

KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Waktu Merubah Segalanya
Teen FictionPernahkah kamu berfikir bahwa kita akan bersama ? Dan Saat kita memulai awal kisah, saat itu aku berharap bahwa kita tidak akan bertemu akhir kisah.. Terimakasih Pernah Ada.. (Cerita perdanaku, maafkan banyak typo bertebaran, ceritanya yang mungkin...