"Makasih yaa.." Kata Dila setelah turun dari motor Arby
Arby mengangguk kemudian kembali menstarter motornya.
Dengan cepat, Dila memegang tangan Arby dan menatapnya dalam-dalam "bantu aku masuk ke dalam Ar.. Kaki aku sakit"
Arby menghela nafas "kenapa ga panggil nyokap lo aja ?"
"Mama gaada di rumah Ar.. Bantu yaa please"
Senyuman terbit di bibir Dila saat Arby memegang pundak kirinya dan memegang tangan kanannya untuk membantu dirinya berjalan.
"Kamu masih sama seperti dulu Ar" bisik Dila
Arby diam namun tetap membantu Dila melangkah
"Kamu ingat ? dulu kita deket banget" sambung Dila sambil tersenyum miris "sampe kita pernah punya impian gila untuk hidup bersama, kita saling sayang sejak kecil sampe kita masuk SMP dan tumbuh jadi anak remaja"
"Dan setelah itu lo hilang tanpa kabar sedikitpun" jawab Arby sembari duduk di samping Dila yang baru saja duduk
Dila menatap Arby, membenarkan rambut Arby yang sedikit berantakan "Dan setelah aku kembali, aku mendengar bahwa kamu adalah kekasih Fita. Saat itu sebelum aku pergi, aku kira kedekatan kalian benar-benar hanya sekedar sahabat namun ternyata aku salah meninggalkan kalian berdua"
"Saat lo hilang, Fita mengambil alih semua peran lo di hidup gue. Mungkin jika tidak ada Fita, gue akan gila nyari lo"
"Seandainya kamu tahu keadaan keluargaku saat itu, apa kamu tetap memilih menggantikan posisiku ?" Dila menarik napas "Mama papaku bertengkar hebat saat itu, hingga mereka memilih berpisah dan mama mengajakku pergi ke luar kota saat itu. Aku ga sempat mengabarimu, aku hanya diam menahan rasa sesak saat papa mengatakan kata pisah pada mamaku"
Arby tersentak kaget "kenapa lo ga pernah bilang sama gue Dil ?"
"Aku udah sempat mau bilang dan kasih tahu keberadaan ku setelah aku bisa menerima perpisahan mama dan papaku. Tapi aku merasa lebih baik membiarkanmu dengan Fita sahabat barumu yang saat itu Fita adalah sahabat ku juga. Aku kira setelah aku lulus SMP dan kembali kesini, kamu akan menungguku seperti yang pernah kita impikan. Namun ternyata kamu dan Fita mengkhianatiku"
"Fita tidak pernah tahu kedekatan kita sejak kecil Dil. Yang Fita tahu, gue sama lo hanya berteman biasa"
"Aku menyesal tidak memberitahu Fita akan semuanya, aku merindukanmu Ar. Tinggalkan Fita, lepaskan dia, kembalilah melanjutkan kisah kita yang sempat tertunda" Dila meneteskan air mata
Arby menggeleng "gue gabisa Dil"
"Kenapa?"
"Gue mencintai Fita, lo udah hilang dan semua perasaan gue ikut hilang saat itu"
"Tapi Ar... Aku udah kembali sekarang"
"Maaf Dil.. Gue harus pergi"
"Arby.." Dila berteriak memanggil Arby saat Arby sudah melangkah menjauh hingga terdengar suara derungan motor yang kian menjauh.
Dila melempar tasnya dan menangis tergugu "gue benci lo Fitaaaa" teriaknya.
***
Di dalam kamar, Arby menatap atap kamarnya dan memetik senar gitar dengan asal sembari baringan. Apa yang telah Dila katakan siang tadi membuat dirinya benar-benar tidak tenang. Rupanya Dila hilang karena keadaan keluarganya yang tidak baik. Seandainya Arby tahu, mungkin Arby akan tetap menunggu Dila saat itu. Ya itulah yang terlintas di pikiran Arby.
Namun waktu tak dapat di putar kembali, tanpa Dila tahu, saat Dila pergipun, bukan hanya Dila yang pergi namun Fitapun jauh darinya. Hingga di kelas 9 saat Dila masih belum tidak ada kabar, Arby kembali dekat dengan Fita dan entah mengapa saat itu Arby seakan melupakan Dila yang sejak usia 5tahun tumbuh bersama. Fita membuat dirinya lebih baik dan Fita mulai benar-benar mengganti posisi Dila untuk Arby.
Arby mengacak rambutnya , tak seharusnya ia memikirkan hal itu disaat seperti ini. Semua telah terjadi dan mungkin itu memang jalan yang harus Arby lewati sebelum akhirnya menjadi kekasih wanita sebaik Fita.
"Woy" Rey menggebrak gitar yang ada di atas Arby.
Arby meringis dan menyingkirkan gitar tersebut "sakit bego"
Rey tertawa "lagian gue perhatiin lo dari tadi bengong terus kaya cewe"
"Gue lagi bingung nyet"
"Kenapa?"
"Lo inget?"
Rey mengangkat alisnya "apaan?"
"Cewe yang dulu sering gue panggil Gila"
Rey mengangguk "kenapa dia?"
"Dia kembali Rey"
"Terus?"
"Lo tahu sendiri kan gue sama dia udah kaya apaan"
"Iya terus?"
Arby menjitak kepala Rey
"Anjir gila lo"
"Bodo" Arby membaringkan tubuhnya
"Emang dimana dia sekarang?"
"Lo gatau? Dia Dila Rey"
Rey menepuk dahinya "maksud lo ? Dila temennya si Fita?"
Arby mengangguk
"Lo jangan gila ya Ar, Dila masa lalu lo bahkan itu pas lo masih pada ingusan. Lo bingung buat milih mereka ?"
Lagi-lagi Arby mengangguk
"Jangan ulangi kesalahan lo yang udah nyakitin Fita Ar inget kesempatan tidak datang dua kali"
"Tapi Dania gila gue udah balik Rey, seandainya Dila ga pergi saat itu, gue gaakan mencintai Fita"
Rey menarik Arby "jadi lo nyesel sama Fita?"
"Gue gatau Rey"
***
Maaf jika aku kembali menyakitimu saat dia yang pernah ada kembali membuatku terpana
-ArbyAlviansyah-
*
****
Dania Ardila
Gaje yaa wkwk.. Maaf ga nyambung, rancu atau apalah.. Nyempetin nulis di sela sibuknya menghadapi ujian dan pemantapan_- *curhatSemoga sukaaa... Dan mengerti maksudku apaan;((
Makasih gaes;*;v
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Waktu Merubah Segalanya
Teen FictionPernahkah kamu berfikir bahwa kita akan bersama ? Dan Saat kita memulai awal kisah, saat itu aku berharap bahwa kita tidak akan bertemu akhir kisah.. Terimakasih Pernah Ada.. (Cerita perdanaku, maafkan banyak typo bertebaran, ceritanya yang mungkin...