Fita POV
Aku baru saja keluar dari kamar mandi dan sedang bersiap-siap untuk menjenguk Dila ke rumahsakit. Dila sedang sakit karena kecelakaan tadi malam. Setengah jam lagi, Chika akan menjemputku kesini dan aku harus sudah siap sebelum Chika datang karena aku malas mendengar ocehan dia jika aku telat satu detik saja.
Oya rasanya sudah lama aku tidak pernah menceritakan tentang perasaanku pada kalian. Saat ini aku masih menjadi kekasih Arby dan aku harap akan selalu seperti itu. Karena aku sangat mencintainya, sungguh aku tidak bohong akan hal itu. Dua bulan lagi hubunganku dengannya genap dua tahun atau sering disebut anniversary ke 2tahun. Sudah lama bukan? Namun bagiku itu belum cukup atau bahkan aku tidak ingin ada kata cukup untuk itu. Seperti itulah yang ingin aku ceritakan sama halnya seperti yang tertulis dalam diary ku.
Hari ini Arby sedang sibuk mengerjakan tugas sekolahnya hingga dia sempat lupa mengabariku namun aku tidak apa-apa karena tahu kabar dia dari orang lain saja rasanya sudah cukup.
Aku mencari keberadaan hp ku saat selesai menata rambutku di depan cermin. Aku lupa tidak memberitahu Arby tentang kabar Dila. Aku segera menghubungi Arby dan tidak lama dia langsung menjawab panggilanku.
Kenapa ta?
Tanyanya di sebrang sana
Dila masuk rumahsakit by, sekarang aku mau jenguk dia kesana
O...o..oyaa?
Tanyanya terdengar gugup
Iyaa.. Kalau kamu udah beres nugas, aku tunggu disana yaa
Aku jemput kamu aja ya, kita berangkat bareng kesana
Gausah, aku udah ada janji sama Chika. Ketemu langsung disana ya
Yaudah hati-hati yaa
Iyaa
Aku menutup panggilan telepon dengannya dan segera mengambil tas kecil kemudian melangkah menuju depan rumah untuk menunggu kedatangan Chika. Hanya dua menit , Chika sudah ada di hadapanku. Kita berpamitan pada mamaku tercinta.
Jarak rumahku ke rumah sakit cukup jauh biasanya memakan waktu satu jam untuk sampai kesana. Namun kali ini dikarenakan Chika mengendarai motornya super gila, hanya setengah jam kita sudah sampai di depan rumah sakit.
"Chikaaa.. Gue gamau di bonceng lo lagi" rengekku kesal
Chika tertawa "gausah lebay" ledeknya
Aku menghentakkan kakiku dan berjalan mendahului Chika yang masih saja mentertawakanku. Aku mencari ruangan Dila di rawat karena Dila sudah memberitahuku lewat grup whatsapp aku, Chika dan Dila. Tepat di depan ruangan Dila, saat aku hendak membuka pintu tiba-tiba seseorang merangkul pundakku.
"Hai" katanya.
Siapa lagi yang selalu membuatku kaget jika bukan Arby kekasihku. Aku tersenyum "baru sampe?" Tanyaku
Arby hanya tersenyum dan entah kenapa dia mengangguk namun sangat sedikit.
Di dalam ruangan, Dila terlihat sedang terbaring di atas kasur dengan keadaan perban di kepalanya dan tangan kanannya terkulai lemas yang katanya itu sakit saat di gerakan.
"Cepet sembuh Dilaa... Lain kali hati-hati yaa" kataku sembari memeluknya lembut
Dila tersenyum "makasih yaa"
"Sedih gue lihat ko kaya gini Dil" kata Chika dan duduk di kursi sebelah kanan Dila
Dila tertawa "apaan sih dramatis tau ga"
Aku terkekeh melihat Chika yang menampilkan deretan giginya. Mataku kemudian tertuju pada Arby yang terlihat gelisah di sampingku. Aku menggoyangkan lengan kanannya hingga dia menatapku.
"Kenapa?" Tanyaku
"Gapapa" jawabnya sembari mengusap kepalaku "temenin keluar sebentar yaa"
"Mau apa?"
"Beli makanan"
Aku mengangguk "Dil, Chi gue sama Arby keluar dulu yaa"
Dila mengangguk
"Balik kesini bawa makanan ya" kata Chika dengan senyuman menyebalkannya.
"Makan aja yang lo bawa" jawab Arby
"Ish ini kan buat Dila, pea"
Aku tertawa "udah ayo ah" kataku pada Arby
Di luar, baru saja aku menutup pintu, aku terkesiap saat dengan tiba-tiba Arby memelukku dengan erat. Aku segera melepas pelukannya saat ada orang yang melirik ke arahku
"Kenapa eh?" Tanyaku kaget
Arby menarik napas dalam-dalam , tatapan matanya sulit di artikan "maaf" katanya dan kembali memelukku
Aku mengerutkan dahi dan terdiam tak mengerti. Sering sekali Arby mengatakan maaf padaku akhir-akhir ini dan aku tak tahu maksudnya apa. Aku takut.
"By .. Kamu mau ninggalin aku?" Tanyaku ragu
Arby melepas pelukannya dan menatap tajam mataku "kenapa ngomong kaya gitu?"
"Aku takut"
Arby menggeleng "jangan pernah minta putus lagi sama aku"
Aku mengangguk dan tersenyum bingung.
***
Jangan terlalu sering mengatakan maaf padaku. Aku takut kata maaf mu akan mengakhiri semuanya.
-FitaTalitaAmandita-
*****
Jangan bosen dulu:'D
Makasih;*
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Waktu Merubah Segalanya
Fiksi RemajaPernahkah kamu berfikir bahwa kita akan bersama ? Dan Saat kita memulai awal kisah, saat itu aku berharap bahwa kita tidak akan bertemu akhir kisah.. Terimakasih Pernah Ada.. (Cerita perdanaku, maafkan banyak typo bertebaran, ceritanya yang mungkin...