Arby POV
Tak terasa waktu berlalu begitu cepat, hubungan spesial gue dengan Fita sudah berjalan 2bulan. Gue menyebutnya hubungan spesial karena Fita memang spesial buat gue. Dia unik, dia satu-satu nya orang yang berani tampil sederhana di depan gue, dia cantik dengan kesederhanaan nya dan dia beda dari yang lain.
Tepat di dua bulan ini, banyak orang hadir untuk mencoba menghancurkan hubungan gue dengannya. Apalagi kejadian beberapa hari yang lalu saat Risa mantan gue yang super cantik itu mengadu domba Fita dengan gue hingga terjadi perang dunia ke III, aih lebay Fita nular ke gue nih. Namun yaa lo tahu lah Risa bukanlah alasan untuk hancurnya hubungan spesial gue . Dengan saling percaya, gue yakin bisa mempertahankan hubungan ini dengannya.
Hari ini gue lagi marahan sama dia, gue ga ngerti sama cewe , dia maunya apa sih ? Di baikin di bilang modus, di diemin di bilang gapunya hati, males gue lama-lama kaya gini. But okelah sebagai cowo yang tampan dan baik , gue mencoba mengerti keadaan dia yang agak sensitif.
Tak henti gue liatin dia yang duduk dengan baik dan mencatat tugas dengan rajin, beberapa kali dia memalingkan muka saat mengetahui gue memerhatikannya. Gue makin sengaja natap dia dalam-dalam dari kejauhan karena dia ga mau gue ada di dekat dia.
Skip bro .. Sekarang jam istirahat, gue udah ga lihat penampakan cewe unik gue di kelas, dia ninggalin gue ke kantin. Kebetulan Toni dan Ari ngajak gue ke kantin, gue bisa sekalian merhatiin kegiatan cewe unik gue disana.
Langkah gue terhenti di depan kantin , Dan lo percaya apa yang gue lihat ? Gue muak lihat muka manis cewe unik gue yang ketawa dengan Andra di sebelah bangkunya, tangan gue mengepal keras dan rasanya ingin menghajar cowo gila yang dulu nyakitin Fita tapi sekarang seenaknya deket-deket lagi.
"Wah wah wah, pantesan Ar di kelas jauhan, dia punya cowo baru?" Ari seakan manas-manasin gue
"Diem lo nyet" gue jitak kepalanya
Ari meringis "yakin mau diem di gituin? Harga diri bro, iya ga Ton?" Lanjutnya membuat suhu tubuh gue semakin panas
"Bener tuh, masa iya Arby si cowo playboy, yang katanya tampan terima di mainin kaya gini, ketampanan lo luntur ?" Ucap Toni menepuk pundak gue sambil tertawa dengan nada ledekan
Gue tidak menjawab perkataan itu. Gue memilih pergi ke lapangan dan memainkan bola basket yang ada di sana.
"Fan" teriak gue memanggil Fani yang baru saja lewat lapangan dengan Manda
"Apa?"
"Bilangin ke Fita udahan" jawab gue datar sambil memutar bola basket di tangan gue
"Hah? Lo gila?" Fani dan Manda saling bertatapan
"Bilangin aja gausah ribet"
Gue berlalu meninggalkan mereka yang terpelongo mendengar pesan gue untuk Fita.
"Kenapa ga ngomong langsung ? Cemen lo" sindir Toni
Gue heran sama si Toni, dulu dia yang ngebet nyuruh gue pacaran, lah sekarang dia seakan meminta gue jauh dari Fita.
Bel masuk pun berbunyi, gue masuk kelas saat semua orang sudah ada di dalam kelas. Saat ini gue duduk di bangku pertama dan Fita di bangku ke 4 di belakang gue.
"Ayo Ar buktiin kalau harga diri lo ga serendah itu di mata dia" teriak Toni. seketika itu gue langsung melirik Fita , gue ga tega rasanya melihat dia yang gue yakin dia denger apa yang toni katakan.
Tapi gue bener-bener benci mendengar ledekan Toni , Toni benar, cewe unik dan spesial itu ternyata tak pernah menghargai gue. Gue balik tubuh gue menghadapnya lurus
"Ta.." Panggil gue
Dia menatap gue dengan tatapan yang terlihat sedih, tapi gue ga peduli karena gue benar-benar muak melihat dia dengan Andra
"Kayanya kita gausah deket lagi deh. Kita udahan ya.." Ucap gue cepat dan tepat meskipun sudah titip pesan, tetep aja gue mau buktiin kalau gue bukan tipe cowo yang rendah di mata dia
Semua manik mata memandang ke arah gue dengan ekspresi kaget, mungkin volume suara gue terlalu keras. Fita tersenyum dan mengangguk kelu
"Kita netral aja" lanjut gue sedikit tersenyum "gue kecewa sama lo" batin gue
*****
Salam sayang
Makasih
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Waktu Merubah Segalanya
Teen FictionPernahkah kamu berfikir bahwa kita akan bersama ? Dan Saat kita memulai awal kisah, saat itu aku berharap bahwa kita tidak akan bertemu akhir kisah.. Terimakasih Pernah Ada.. (Cerita perdanaku, maafkan banyak typo bertebaran, ceritanya yang mungkin...