51

134 4 0
                                    

Author POV

Fita dan Arby kembali ke ruangan tempat Dila di rawat dengan membawa dua bungkus kantong keresek berisi cemilan yang baru saja mereka beli di mini market sebrang rumah sakit.

"Wahh ini buat gue yaa" Chika langsung membuka snack yang berada dalam kantong keresek tersebut dan tanpa izin langsung menyantapnya.

Fita menggeleng-gelengkan kepalanya tak habis fikir mempunyai teman seaneh ini. Sesekali Fita juga mencomot snack yang ada di tangan Chika dan memakannya. Dila juga ikut memakannya.

"Eh iya by, ko kamu bisa ada di sini sih aku kan lupa ga ngasih tahu dimana Dila di rawat" ujar Fita setelah beberapa saat hening "tadinya aku mau kasih tahu pas udah di ruangan Dila, tapi rupanya kamu udah sampe sini"

Arby menggaruk-garuk tengkuknya yang tidak gatal, matanya menatap ke arah Dila yang juga sedang menatapnya "Hem.. Itu apa kan ru_mah sakit yang de_ket cuma rumah sakit ini jadi ya a_aku coba aja kesini ternyata bener aku lihat ka_mu ta_tadii" jawab Arby terbata-bata

Fita mengangguk-ngangguk percaya sedangkan Chika hanya tersenyum sinis karena Chika tahu bahwa Arby sedang berbohong.

"Permisi" ucap seseorang yang baru saja membuka pintu.

Semua mata langsung tertuju pada orang yang berada di ambang pintu. Dia Aldi, kaka kelas Fita dulu yang sempat menjadi kekasihnya Dila. Tidak ada yang tahu bagaimana kelangsungan hubungan mereka termasuk Fita dan Chika.

"Masuk ka" kata Dila

"Cepet sembuh ya Dil, maaf gara-gara kaka hubungan kita jadi gajelas" kata Aldi terang-terangan.

Dila tersenyum "iyaa ka gapapa. Gausah di bahas lagi, kita udah selesai sejak kaka ga ada kabar"

Fita dan Chika saling bertatapan rupanya banyak yang di sembunyikan Dila pada mereka , pantas saja sejak mereka naik kelas, Dila sudah tidak pernah lagi menceritakan tentangnya dengan Aldi.

Aldi mengangguk dan tersenyum pilu "maaf" katanya seraya menarik tangan Dila ke genggamanya

Arby yang merasa risih melihat Dila di genggam oleh Aldi langsung menarik tangan Aldi dan menjauhkan Aldi dari Dila dengan tatapan yang sangat tajam. Aldi mengerutkan dahi dan langsung tersenyum ke arah Arby dan menepuk pundak Arby dengan pelan.

"Sorry gue kira lo bukan cowonya" kata Aldi berhasil membuat seisi ruangan melototkan matanya.

Arby menjadi salah tingkah kemudian mundur beberapa langkah, ia tak sadar gerakan refleks nya membuat Aldi berpikir ia kekasih Dila.

"Gu_gue bukan cowonya Dila" sanggah Arby sembari melihat ke arah Fita yang sedang mencoba mencari kesibukan dengan memainkan hpnya.

Aldi kembali mengerutkan dahi nya dan menatap Dila dan Arby bergantian.

"Ini cewe gue" kata Arby membawa Fita ke pelukannya "tadi maksud gue lo jangan narik tangan kanan Dila , yang kiri aja. Kelihatannya Dila kesakitan saat lo bawa tangan dia" jelas Arby gugup

Aldi mengangguk dan kembali beralih pada Dila.

Dila mengukir senyumnya melihat tingkah Arby yang sangat terlihat jelas bahwa dia tidak suka dengan keberadaan Aldi disini. Dila senang karena ternyata benar Arby masih menyayanginya. Meskipun keberadaan Fita membuat Arby tidak bisa semanis tadi malam.

Dalam hati, Arby merutuki kebodohannya tak seharusnya ia bersikap seperti tadi saat ada Fita di sampingnya. Apalagi saat Arby melihat tersirat kesedihan di wajah Fita saat Aldi mengira Arby adalah kekasih Dila. Itu pasti sangat menyakitkan.

Arby menyentuh pipi Fita yang menjadi murung dan menarik dagu Fita untuk menatapnya.

"Kenapa?" Tanya Arby pelan

Fita hanya tersenyum dan menggeleng lemah

"Kita pulang yaa"

Fita mengangguk

"Gue sama Fita pulang duluan ya" ucap Arby

"Hati-hati yaa" kata Dila

"Gue juga mau pulang Dil, cepet sembuh"_Chika

Arby POV

Saat ini gue mungkin pantas di panggil pria berengsek karena gue akui gue mencintai dua wanita dalam waktu bersamaan. Sejak tadi malam gue dengan setia menemani Ardila dan saat ini gue sedang menggandeng cewe unik gue yang sangat gue cintai.

Jika di suruh memilih, gue tidak sanggup kehilangan Fita namun gue juga tak ingin kembali kehilangan Ardila. Gue bingung dan gue benci diri gue sendiri. Bagaimana jika Fita tahu yang sebernanya ? Sungguh gue tak ingin ia pergi lagi.

"Kamu marah?" Gue tanya dia yang sejak tadi diam dan hanya menyandarkan kepalanya di punggung gue karena saat ini kita sudah berada di atas motor yang sedang gue kendarai untuk menuju ke rumahnya.

"Engga" jawabnya

Hening, gue tidak berani berkata lagi karena gue tahu persis jika dia sedang badmood saat ini.

"By" paggilnya pelan

"Iyaa?"

"Kamu suka ya sama Dila?" Tanyanya lirih

Gue tersentak kaget dan langsung mengerem motor membuat Fita kaget dan mencubit pinggang gue.

"Aku ga suka sama pertanyaan kamu"

"Tapi..."

"Jangan ngomong yang aneh-aneh Fita" gue memotong perkataannya.

"Maaf" katanya penuh penyesalan.

Gue menghembuskan napas dan kembali menjalankan motor setelah mendengar kata maaf darinya. Sungguh gue malu padanya, kenapa dia yang mengatakan maaf ? Gue berengsek. Ya gue berengsek Fita. Maafkan gue. Gue membohonginya dan gue menghianatinya.

***

Aku sungguh mencintaimu namun tak bisa ku pungkiri akupun mencintainya. Maaf.

-ArbyAlviansyah-







Makasih buat kesetiaannya readers:')
Lopyu;*

Ketika Waktu Merubah SegalanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang