"Fita?" Kata Arby saat melihat Fita sedang menatap keduanya dengan tatapan getir dan berlinang air mata. Wajah dan mata Fitapun terlihat sembab terlihat sekali kalau dia habis menangis.
"Ayo jawab janji apa?" Tanya Fita lirih dengan air mata yang sudah tak terhitung berapa banyak yang keluar "janji buat ninggalin aku ?"
"Ta.." Arby menghampiri Fita dengan gugup
"Jangan mendekat!!" bentak Fita
"Ini ga seperti apa yang kamu pikirin sayang"
"Sayang ???? JANGAN PANGGIL GUE SAYANG!! GUE MUAK SAMA LO" Bentak Fita lagi.
Arby sangat kaget melihat wanita uniknya seperti ini. Ini bukan Fita yang ia kenal.
Reynal yang baru datang hanya bisa terdiam kaget melihat Fita berteriak sekeras itu di rumah orang.
Arby mendekat dan menyentuh pundak Fita "Fita.. Kamu.."
Plakk
Satu tamparan mendarat di pipi kanan Arby. Arby tercekat dan perlahan menatap mata Fita yang penuh dengan air mata.
"GUE KECEWA SAMA LO!" Teriak Fita tepat di depan mata Arby.
Arby menelan salivanya, ucapan Fita terasa lebih sakit di bandingkan dengan tamparannya.
"Fita.." Dila menghampiri Fita sambil terisak "gue bisa jelasin semuanya ta"
Fita menghempaskan tangan Dila di lengannya "Diam lo!" Fita mengangkat telunjuknya tepat di depan wajah Dila "sebenarnya lo sahabat apa bangsat ?!" Bentaknya dengan penuh emosi
Semua mata terbelalak kaget mendengar apa yang Fita katakan. Selama ini, Fita yang di kenal lugu, baik, lembut ternyata bisa mengatakan hal sekasar itu.
Jangan salah, orang jahat terlahir dari orang baik yang tersakiti.
"Gue minta maaf ta" Dila menangis sejadi-jadinya di hadapan Fita
Fita membersit air matanya "apa pantas seorang bangsat menerima kata maaf ?"
"Fita! Jaga omongan kamu sayang" bentak Arby namun masih terdengar lembut
Fita menyeringai dan kembali meneteskan air mata "gue udah bilang jangan panggil gue sayang !!" Napas Fita memburu "Kalian memang pantas. Seorang penghianat bertemu dengan bangsat !! Kalian pantas hancur bersama" katanya kemudian memejamkan mata untuk menahan air mata yang sulit untuk di hentikan "setelah kalian bikin hati gue hancur"
"Taa.." Dila menarik tangan Fita
Entah apa lagi yang harus Fita lakukan saat ini, ia benar-benar hancur. Jika saja ia tidak terlalu mencintai Arby mungkin rasa sakit itu tidak akan sedalam ini.
Fita kembali menghempaskan tangan Dila namun kini membuat Dila terjatuh seakan Fita telah mendorong tubuhnya dengan keras.
"FITA!" Bentak Arby dan segera memeluk Dila yang sedang menangis di atas dinginnya lantai
Tangan Fita mengepal keras "jangan cari muka sama Arby Dila, gue ga dorong lo ngapain lo pura-pura jatuh ha?"
Arby membantu Dila untuk berdiri "Dila ga mungkin jatuh kalau kamu ga dorong dia Fita!" Jawab Arby sembari memeluk Dila
"Kamu lihat sendiri kan barusan aku ga dorong dia Arby!"
Arby menggeleng "aku mau kita putus" ujarnya datar.
Fita seakan kehilangan pijakan disana. Ternyata Dila lebih berarti untuk Arby di bandingkan dirinya. Selama ini Fita terlalu mempercayai Arby, terlalu merasa yakin bahwa Arby akan selalu ada untuk memilihnya. Kenapa malah Arby yang memutuskan hubungan padahal disini Fita yang terluka ?
Semua harapan Fita dan semua janji yang Arby katakan kini hanyalah akan menjadi angan-angan yang menyakitkan saat Arby memutuskan hubungan yang telah ia ukir selama 2 tahun ini.
"Lo puas Dila ? Sekarang gue udah putus sama Arby ! Itukan yang lo mau ? Hebat ya lo seakan disini lo yang paling terluka dan berhasil merebut perhatian Arby ? Padahal disini gue Dil, GUE YANG PALING TERLUKA !!" Teriak Fita
"FITA CUKUP !!" Bentak Arby lagi seraya semakin mengeratkan pelukannya kepada Dila yang semakin terisak pilu "BERHENTI MEMBENTAK DAN MENYALAHKAN DILA!"
"KITA UDAH PUTUS FITA!! PUTUS! BIARKAN AKU SAMA DILA SEKARANG ! KAMU UDAH NYAKITIN DILA DAN BERHENTI MEMBUAT DILA SEMAKIN TERLUKA FITA !!!"
***
Kamu berubah
-Fita-
*****
Lagi gaada kerjaan jadi banyak berkhayal wkwk
Tabokin Arby barengan yokk wkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Waktu Merubah Segalanya
Teen FictionPernahkah kamu berfikir bahwa kita akan bersama ? Dan Saat kita memulai awal kisah, saat itu aku berharap bahwa kita tidak akan bertemu akhir kisah.. Terimakasih Pernah Ada.. (Cerita perdanaku, maafkan banyak typo bertebaran, ceritanya yang mungkin...