Pukul 17.15 Dila terus mencebik kesal dan sesekali memukul-mukul hp nya karena sudah lebih dari 8 jam Arby masih belum menghubunginya lagi.
Apa salah jika seorang wanita menginginkan orang yang dia cintai selalu di sampingnya ? Apa salah jika seorang wanita memperjuangkan orang yang di cintainya ? Tidak ada yang salah bukan ? Itu adalah hak setiap orang termasuk Dila. Walau terkadang cara Dila salah, sangat salah.
Jika di tanya apa pantas seorang wanita memperjuangkan milik sahabatnya ? Jelas tidak. Dila tahu itu salah dan tidak seharusnya ia seperti ini namun ia selalu berfikir apa Fita tidak akan melakukan hal yang sama dengannya jika seandainya posisi mereka di tukar ? Dila yakin Fita akan melakukan hal yang sama yaitu memperjuangkan apa yang ia inginkan.
"Eh siapa ini??" Teriak Dila kaget saat ada seseorang yang menutup matanya "lepasin ga?" Bentaknya dan memukul tangan yang menutupi matanya.
Dila langsung menghadap ke belakang dengan sangat kesal. Tiba-tiba Dila menjadi gugup saat ia sedikit mengangkat kepalanya untuk menatap orang tersebut, jarak wajah Dila dengan dia sangat dekat hingga Dila tidak bisa berkata apa-apa, apalagi saat orang itu tersenyum dan mencolek hidung Dila.
Mereka bertatapan dengan jarak yang dekat sekali dan dalam waktu yang cukup lama sebelum akhirnya Dila berhambur ke pelukan orang tersebut.
"Arbyy" manja Dila
Ya Arby, siapa lagi jika bukan Arby ?
Arby membalas pelukan Dila, pelukan yang mungkin tidak akan pernah terjadi lagi karena Arby menemui Dila saat ini untuk mengatakan bahwa ia akan mengakhiri hubungan yang tak seharusnya berlangsung seperti ini.
Arby memang menyayangi Dila sejak dulu tapi saat ini Arby hanya ingin menjaga hatinya untuk Fita karena Fita telah menjadi sosok wanita luar biasa untuknya. Jadi siap tidak siap, Arby harus mengatakan semuanya pada Dila meskipun ia akan kembali kehilangan Dila. Arby telah memutuskan untuk memilih Fita bukan Dila.
"Mama mana Dil?" Tanya Arby yang sudah biasa memanggil Mama kepada mamanya Dila.
"Mama arisan ke rumah tante Ratna"
Arby mengangguk "hm.. Gue mau ngomong sama lo" bisik Arby
Dila melepas pelukannya dan menatap Arby sambil tersenyum manja "ngomong aja, pasti mau bilang kamu sayang aku kan?" Tebak Dila dan menggandeng Arby menuju ruang tamu karena kini mereka sedang berada di dapur. Tadi, Arby tiba-tiba masuk dan mencari keberadaan Dila seperti apa yang selalu Arby lakukan di masa lalu, masuk ke rumah Dila tanpa permisi karena mereka sudah sangat dekat begitupun kedua orangtua mereka.
Arby tersenyum dan lidahnya terasa kaku untuk mengatakan apa yang ingin ia katakan, bagaimana mungkin Arby akan tega memutuskan hubungan sedangkan Dila sedang merasa Arby menyayanginya.
"Tunggu bentar deh Ar" kata Dila dan mengambil sebuah puding di dalam kulkas "nih cobain , ini bikinan aku sama mama, pasti kamu suka" sambungnya dan mencoba menyuapi Arby
Arby memakan puding tersebut "enak banget Dil" puji Arby
Dila kegirangan dan Arby merasa bingung harus memulai mengatakannya darimana. Hingga akhirnya mereka hanya mengobrol hal lain dan sesekali mereka tertawa bersama di ruang tamu.
Detik jarum jam tak hentinya terus bergerak mengubah jarum pendek menunjuk angka 8 dan jarum panjang menunjuk angka 12 , sudah tepat pukul 8 malam. Tak terasa Arby bersama Dila hingga larut malam seperti ini.
Arby lupa tidak memberitahu ibunya terlebih dahulu jika ia akan pulang malam, pasti ibunya mengira Arby sedang di rumah Fita.
"Eh Dil, hp gue mana yaa" tanya Arby sembari mengecek seluruh isi sakunya saat hendak memberi kabar kepada ibunya
Dila menggeleng "dari tadi kamu ga ngeluarin hp disini Ar"
"Bentar, gue kan ga pegang hp lagi dari tadi" katanya seraya berpikir dan "sialan!" Teriaknya sambil menepuk jidatnya sendiri "hp gue di tas Fita Dil"
"Hm pantas saja aku hubungi dari siang ga di jawab" cebik Dila
Arby melotot "lo nelpon gue ?"
"Aku telpon kamu, ngirim pesan lewat wa, sms juga, tapi gaada jawaban" Dila mengerucutkan bibirnya
"Argh" Arby mengepalkan tangannya dan mengacak rambutnya kesal. Ia takut bagaimana jika Fita membukanya ? Apa yang akan terjadi ?
"Kenapa?"
"Gimana kalau Fita buka hp gue? Dia pasti bakalan..."
"Ar please kamu lagi sama aku sekarang, jangan bahas dia, aku ga suka. Aku juga pacar kamu Arby" Dila memotong perkataan Arby
"Tapi Dil.."
"Kamu tahu gimana sakitnya aku kalau kamu terus inget dia ? Sakit banget Ar" katanya di iringi tetes air mata
Arby bingung harus berbuat apa , ia paling tidak bisa melihat wanita menangis walaupun kebanyakan wanita menangis karenanya.
"Maafin gue Dil" kata Arby saat melihat Dila meneteskan air mata.
"Aku kangen kamu yang dulu Ar, yang selalu ada tanpa jadikan aku yang ke 2" Dila semakin menangis
Akhirnya tak ada pilihan lain, Arby membawa Dila ke dalam pelukannya "gue sayang sama lo, percaya sama gue, gue janji...."
"Janji apa?"
Arby dan Dila tersentak kaget dan menghadap sumber suara yang sangat terdengar lirih.
"Fita?" Kata Arby saat melihat Fita sedang menatap keduanya dengan tatapan getir dan berlinang air mata. Wajah dan mata Fitapun terlihat sembab terlihat sekali kalau dia habis menangis.
***
Darimu aku tahu akan banyak hal. Akan adanya cinta, bahagia dan pengkhianatan.
-Fita-
*****
Makasih sebanyak-banyaknya:'
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Waktu Merubah Segalanya
Teen FictionPernahkah kamu berfikir bahwa kita akan bersama ? Dan Saat kita memulai awal kisah, saat itu aku berharap bahwa kita tidak akan bertemu akhir kisah.. Terimakasih Pernah Ada.. (Cerita perdanaku, maafkan banyak typo bertebaran, ceritanya yang mungkin...