Arby menghentikan langkahnya "jangan ganggu gue lagi, lo masalah buat gue" ucap Arby dingin tanpa berbalik menghadap Fita.
Fita terkejut mendengar apa yang Arby katakan. Jika dibilang ini sakit, jelas sangat menyakitkan.
Fita berlari semakin mendekat ke arah Arby saat Arby kembali meninggalkannya "byy" Fita menarik tangan Arby "jangan gini"
"Lepasin!" Ucap Arby datar
"Please by, gu-gue gamau lo jauhin gue lagi"
"Lo kemaren bilang ga mau jadi masalah buat gue kan ? Jadi tolong jangan ganggu gue karena lo masalah buat gue!"
"Lihat gue by"
Arby mulai menatapnya "LEPASIN!!" Bentak Arby sambil menghempaskan tangan Fita yang mengenggam pergelangan tangannya.
Fita terdorong namun berhasil di tahan oleh Toni yang sedari tadi menjadi penonton mereka berdua. Beberapa orang yang berlalu lalang sempat memperhatikan apa yang terjadi antara mereka bahkan ada yang sengaja diam di tempat untuk melihat kelanjutannya.
"Ternyata bener ya kata Risa, Si Fita ngejar-ngejar si Arby" bisik seseorang yang memperhatikan adegan Fita mengejar Arby.
Fita menarik nafas panjang mendengar apa yang mereka katakan tentangnya, Biarkan mereka menilai buruk tentangku, mereka hanya dapat melihat, mendengar namun tidak menjalani dan merasakan, biarkan.. Batin Fita sambil melirik siapa yang membisikkan hal buruk itu tentangnya.
"Udah jangan kejar dia lagi ta, biarkan dia tenang dulu. Dia lagi kecewa sama lo jadi lo maklumin aja ya" Toni mencoba menguatkan Fita sebelum pergi menyusul Arby
Fita mengangguk kelu "makasih Ton"
**
"Kenapa?" Tanya Firna di dalam bus
Fita hanya menggelengkan kepalanya dengan memberikan sedikit senyuman di bibirnya.
"Udah deh ga di bus ga di jalan masih aja terus ngelamun, bete gue lihatnya" kesal Firna
"Kayanya gue salah deh pindah kelas"
"Elo sih ga dewasa banget jadi orang"
"Jahat ih, sahabatnya lagi sedih bukannya di hibur malah di judge" fita cemberut
Firna tertawa dan meyakinkan Fita untuk memilih apa yang terbaik untuknya. Setelah itu mereka berpisah di persimpangan jalan untuk ke rumahnya masing-masing.
Sesampainya di rumah, seperti biasa Fita mengurung dirinya di kamar jika sedang merasa tidak mood , entah untuk membaca novel ataupun tidur. Dia hanya keluar kamar jika merasa lapar saja, siapa bilang kalau lagi galau jadi males makan ?? Itu tidak berlaku buat fita lho, diamah kalau galau bawaannya laper terus wkwk.
Arby ? Gue ke rumah lo ya? Bete di rumah
Send..
Beberapa menit kemudian ada notif pesan di hp Fita
Arby: Ga
Fita: masih marah ya? Maafin
Arby: Ga
Fita: jangan gini by, baikan ya?
Arby: Ga
Fita membantingkan hp nya di atas tempat tidur biar ga rusak. Perasaannya bercampur aduk, entah marah, entah kesal, entah merasa bersalah, entah sakit tapi yang jelas Fita sangat tidak nyaman Arby kembali seperti dulu lagi.
Fita POV
Pagi ini, aku mempersiapkan diriku dengan rapi, sebelum berangkat sekolah, aku sarapan terlebih dahulu karena mamaku tersayang selalu menyiapkan sarapan untukku.
"Jangan nakal di sekolah, turuti aturan jangan aneh-aneh"
Aku melongo mendengar apa yang mama katakan "mama ngomong ke siapa sih?"
"Ya kamu lah" jawab mama kesal
"Ih lagian siapa yang nakal ? Fita ga nakal ko ma"
"Kata Arby kamu nakal, pindah kelas tanpa izin guru"
"Hah?" Aku kaget seketika. serius deh si Arby kapan bilang ke mama?
"Jangan sok kaget deh"
"Kapan Arby bilang ke mama?"
"Kemaren Arby kesini tapi gamau ketemu kamu"
"Mama kenapa gabilang iiihhh?"
"Arby nya gamau ketemu kamu sayang kurang jelas ya?"
Aku cemberut tanpa membalas perkataan mamaku, semua orang menyebalkan. Aku pamit berangkat sekolah masih dalam keadaan cemberut , mamaku terkekeh melihat ku yang mungkin tahu aku ngedumel dalam hati.
Huaaaa aku udah di sekolah tepat pukul 06.45, itu berarti 15 menit lagi masuk kelas, dan aku bingung kelasku dimanaa??? Akhirnya aku masuk kelas Firna, awalnya Firna mengira aku mau pindah kelas di kelasnya, tapi bukanlah aku cuma mau minta temenin dulu sebelum bel berbunyi.
Teng teng teng
Belpun berbunyi, hatiku dagdigdug gajelas kaya ketemu gebetan pas mau masuk kelas superku, kebetulan kelasku dan kelas Firna berdampingan jadi ga harus jalan jauh untuk masuk kelasku.
Semua mata memandangku seperti tatapan pertama masuk, dulu ada Arby di sampingku, sekarang ? Gaadaaaaa...
Aku menaik turunkan nafasku "Haii" ucapku di depan kelas layaknya murid baru pindahan sekolah lain padahal baru sehari pindahkan ya wkwk
Mereka menautkan alisnya dan ada juga yang menjawab "haii" sepertiku
"Gue boleh di kelas ini lagi?"
Manda tersenyum hangat padaku "boleh banget ta, maaf ya kalau kemaren gue nyinggung perasaan lo"
"Iya gapapa nda" jawabku tersenyum juga
"Maafin gue ta kalau gue punya salah sama lo" Desi menghampiriku dan mengulurkan tangannya, aku membalasnya dan kita maaf-maafan. Selanjutnya Diana, dia juga minta maaf dan yaa aku ga nyesel masuk sini lagi..
Aku mulai berjalan duduk di bangkuku. aku di sambut dengan senyuman Liana dan jika bertanya soal Arby ? Dari tadi aku masuk, dia hanya menenggelamkan wajahnya di lipatan tangannya. Dia sempat melirik ke arahku sebentar lalu kembali menunduk.
Aku terkesiap saat kedua tangan menutup kedua mataku. aku menepuk tangan yang menutupi mataku untuk mencoba melepaskannya. Beberapa detik kemudian aku mendengar suara seseorang bernyanyi tepat di dekat telingaku.
Aku bisa membuatmu jatuh cinta kepadaku meski kau tak cinta...
*****
Masih proses belajar ya maafkan kalau kurang suka;((
Salam Sayangggg
Makasiih
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Waktu Merubah Segalanya
Teen FictionPernahkah kamu berfikir bahwa kita akan bersama ? Dan Saat kita memulai awal kisah, saat itu aku berharap bahwa kita tidak akan bertemu akhir kisah.. Terimakasih Pernah Ada.. (Cerita perdanaku, maafkan banyak typo bertebaran, ceritanya yang mungkin...