Pagi mulai menyapa, jam dinding menunjukkan pukul 07.00 , hari ini hari Minggu hari dimana libur sekolah pastinya. Fita baru keluar dari kamar mandi menggunakan handuk di kepalanya untuk menutupi rambutnya yang basah.
Entah yang keberapa kalinya Fita mengecek handphone hanya untuk memastikan Arby mengabarinya atau tidak, jawabannya selalu tidak. Tidak ada sama sekali.
Setelah selesai mengerjakan tugas rumah, Fita pamit pergi kepada mama untuk datang ke rumah Arby, Ibunya sudah sering mengirim pesan untuk datang ke rumahnya tapi Arby seakan tidak mengharapkan kedatangan Fita.
"Assalaamu'alaikum" ucap Fita di depan pintu rumah Arby yang terbuka
"Wa'alaikumsalaam" terdengar suara seseorang dari dalam menjawab salam Fita "eh ayo masuk"
Fita mengangguk lalu mengikuti Rey dari belakang . Terkadang Fita sering bertanya pada dirinya sendiri apa Rey ga pernah pulang ke rumahnya ya ? Tapi yaa terserah Rey juga sih.
"Ibu mana?" Tanya Fita
"Ke rumah tetangga dulu katanya"
"Ooh" Fita mengangguk "kalau Arby? Ada?"
Rey menarik nafas dan tersenyum getir lalu menggeleng
Fita sedikit tersenyum "kemana?"
"Gue gatau ta, pas bangun udah gaada" jawab Rey ragu
Ekspresi wajah Fita berubah meskipun ada senyuman tapi Rey tahu ada kekecewaan disana. Semuanya terasa sakit bagi Fita, baru lewat satu bulan di SMA saja sudah seperti ini apalagi nanti. Arby selalu bilang akan selalu ada untuknya, Arby akan selalu bersamanya, dan Arby tidak akan hilang.
Ternyata putih abu-abu menyakitkan, mengenal pacaran setelah itu kehilangan. Dulu masa ini paling di nantikan namun sekarang, jika boleh masa ini ingin di hilangkan.
"Oh iya lupa, gue bawa minum dulu ya" ucap Rey mencairkan suasana yang mulai memilukan
"Gausah gapapa Rey"
"Gapapa, bentar yaa" Rey beranjak dari duduknya dan berjalan menuju dapur untuk mengambilkan segelas minuman untuk Fita
Fita melirik ke arah dinding dekat ruangan yang mungkin sebuah kamar, disana terpajang Foto Arby sedang duduk di sebuah bangku sambil tersenyum menampakkan deretan giginya. Di foto itu Arby terlihat sangat bahagia, seakan nyata tersenyum ke arah Fita yang sedang menatapnya.
"Aku kangen kamu by" batin Fita
***
Arby, pria menggunakan kaos putih bergambar tengkorak dan celana jeans hitam sedang bersandar di sebuah bangku di apotik menunggu seseorang yang sedang mengantri untuk membeli obat.
Reynal: ada Fita di rumah. Cepet balik curut!
Arby mulai dilema , dia ingin menemui Fita tapi dia tidak bisa pergi saat ini juga. Fita mungkin bukan lagi prioritasnya, ada wanita lain yang berhasil merebut hatinya, hati yang sebelumnya selalu ia jaga untuk orang yang spesial, hati yang selama setahun ini selalu untuk sahabat spesialnya kini berubah, perlahan hati itu terisi oleh orang yang baru.
Arby: Fita tahu gue pergi sama Yuri?
Reynal: gue ga sebodoh lo yang dengan mudah menyakitinya
Arby: gue gabisa pulang sekarang Rey.
Yuri sendirianReynal: jangan bego Ar !
Fita juga sendiri disiniArby: ada lo disana, ada ibu juga
Reynal: Fita butuh lo bukan gue apalagi ibu
Arby: gue tetep gabisa Rey
Reynal: chatt Fita jangan bikin dia nunggu
Arby: lo aja yang jelasin.
Suruh dia pulangReynal: kemasukan jin goblok apaan lo
Arby mengusap wajahnya kasar, Rey sangat sensitif jika menyangkut dirinya dengan Fita. Arby yakin setelah pulang nanti Rey akan lebih sadis dari ini.
"Maaf yaa nunggu lama"
Arby mengangkat kepalanya ke sumber suara "gapapa, udah?"
Yurina mengangguk "udah"
"Yaudah kita pulang ya"
"Cari makan dulu yu, laper Ar"
Arby menarik nafas lalu mengangguk
Yurina tersenyum lalu menarik tangan Arby untuk keluar dari apotik.
Di sebuah cafe kecil bertuliskan JN di depan pintu masuk, Yurina memesan dua piring nasi goreng seafood dan dua gelas ice chocolate. Arby hanya duduk diam menuruti apa saja yang Yurina inginkan.
"Gue ke toilet bentar ya ri" pamit Arby
Yurina mengangguk sambil tersenyum
Hp Arby berdering di atas meja di hadapannya menampilkan panggilan masuk dari Reynal orang yang selalu membuat dirinya kesal.
Lo dimana ?
Yurina tersenyum sinis mendengar suara Rey di sebrang sana yang terdengar kesal
Cafe JN
Mana Arby?
Toilet. Kenapa?
Fita di rumah, suruh dia pulang
Suruh Fita pulang! Dan jangan ganggu kita Rey
Yurina menutup telpon dan menyimpan hp Arby di tempatnya, sedikit kesal juga mendengar nama Fita yang sempat membuat Arby menolak dekat dengan dirinya.
"Kali ini gue yang menang Reynal" gumam Yurina senang
***
Maafkan aku jika hari ini, besok, ataupun lusa aku memilihnya. Jangan membenciku walau mungkin ini menyakitimu.
-ArbyAlviansyah-
*****
Makasih untuk kesetiaannya readers:'
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Waktu Merubah Segalanya
Teen FictionPernahkah kamu berfikir bahwa kita akan bersama ? Dan Saat kita memulai awal kisah, saat itu aku berharap bahwa kita tidak akan bertemu akhir kisah.. Terimakasih Pernah Ada.. (Cerita perdanaku, maafkan banyak typo bertebaran, ceritanya yang mungkin...