17

210 27 0
                                    

Author POV

Fita tak mampu berkata apapun, melainkan hanya tersenyum menahan sakit, dan menahan air mata yang sedang mendobrak-dobrak untuk keluar. Fita Benar-benar terluka. Apa Arby kembali dengan Risa gara-gara dia terus berfikir seperti itu ? Apa Arby tidak suka dengan sikapnya yang selalu berfikir buruk tentang Arby dan Risa hingga memutuskan untuk mengakhiri hubungan persahabatan spesial nya?

Mengapa Fita mengetahui kebenarannya saat Arby telah berniat mengakhiri semuanya

...............

Tugas aku emang bikin kamu seneng

..............

Yakin bikin seneng by ? Ini yang namanya bikin seneng ? Dengan mengatakan hal sesakit itu tanpa alasan di depan semua orang ? Gila!

Bel pulang yang sejak tadi fita rindukan akhirnya berbunyi rasanya ingin segera pulang karna fita tak sanggup berlama-lama dengan keadaan menahan luka. Fita berjalan keluar kelas sendirian tanpa Arby yang selalu ada di sampingnya

"Ta lihat deh, gila banget si Arby pantesan dia ngomong gitu tadi" bisik Liana

Desi yang sedang berjalan di samping kanan Arby. Desi yang menyukainya, Desi yang membenci kedekatan dirinya dengan Arby. Dan kini Desi menggantikan posisi Fita , dia sedang tertawa bersama Arby di hadapan Fita yang berjuang menahan luka.

"Udah gapapa kali biarin aja" Fita mencoba tersenyum, mengatur napasnya agar tetap terlihat baik-baik saja.

Arby terus saja melangkahkan kaki untuk pulang, ia melirik ke arah sampingnya , yang biasa ia lihat tawa Fita kini bukanlah Fita melainkan Desi. "Gue kecewa sama lo ta" batinnya lagi

Pengen banget jitak kepala Arby, yang kecewa harusnya Fita bukan elo Arbyyy!!

Fita berdiri mematung di gerbang sekolah, melihat Arby membonceng Desi di motor besar nya. Fita merasa kehilangan pijakan disana, semua badannya terasa lemas, semuanya hancur. Arby sahabat dekatnya, sahabat tersayangnya , sahabat spesial nya membuat Fita benar-benar terluka.

"Ta ko sendiri ? Arby mana ? Belum kelar juga ?" Firna menyenggol lengan Fita

"Udah ko fir udah kelar" jawabnya datar

"Lah trus mana Arby ?" Firna celingak celinguk mencari keberadaan Arby

Fita memilih untuk diam. Matanya mulai berkaca-kaca, membuat Firna kebingungan melihat keadaan Fita.

"Ta..?" Panggil Firna pelan.

Fita menarik napas panjang "Arby pulang bareng Desi. Arby gamau deket lagi sama gue kata Arby kita netral aja. Arby bukan sahabat gue lagi, Arby kaya Andra Fir, Arby jahat. Kata Arby kita gabakalan putus kan ga pacaran tapi Arby bilang udahan, emang sahabatan bisa udahan Fir ? Udah kelar beneran kan gue sama Arby Fir" cerocos Fita polos dengan pipi yang sudah basah dengan air mata

Mata Firna membulat "hah?" Hanya itu yang dia ucapkan serapa menepuk jidatnya

"Arby jahat sama gue Fir" rengek Fita

"Udah jangan nangis" Firna mengusap air mata Fita

"Gu-gue ga nangis" katanya cepat sambil menghapus air mata dengan kedua tangannya "tapi lo janji ya jangan minta kita udahan sahabatan kaya Arby"

Firna tersenyum geli dan mengangguk.

***

Arby terbangun dari tidurnya mendengar ketukan pintu dan mendengar ibunya memanggil-manggil namanya

"Apa bu?" Teriaknya masih dalam keadaan tertidur

"Ada telpon, udah lebih dari 5kali, jadi ibu angkat, nih cepet ada perlu katanya dari Firna" jawab ibu karena hp Arby yang di simpan di samping tv rumah terus berdering hingga akhirnya ibu mengangkat panggilan tersebut.

Arby membuang nafas kasar, berjalan menuju pintu dan meraih hp nya dari tangan ibu nya. Ibu menggelengkan kepala melihat kelakuan putra bungsunya yang sudah tumbuh menjadi anak remaja yang hobby nya tidur.

"Hallo ? Apaan?" Ucap Arby saat sudah kembali dengan posisi tidurnya

"Kebluk lo" jawab Firna di sebrang sana

"Kalau gaada yang penting gue tutup"

Firna terkekeh mendengar jawaban Arby. Arby memang pria tampan yang cuek dan dingin.

"Gue mau bahas tentang Fita, yakin masih mau cuek?"

"Males"

"Kenapa sih lo?"

"Kepo banget sih jadi orang" kesal Arby

"Gue ga terima ya sahabat gue di bikin gila sama lo. Lo yang bikin dia tergila-gila sama lo, dan sekarang lo minta dia jauh? Lo gila?"

"Gue muak lihat dia sama Andra! Gue gasuka"

Firna tertawa "jadi? Omaigat yang di kantin tadi? Gue ngerti sekarang kenapa lo balik lagi"

Firna menceritakan kejadian sebenarnya hingga membuat Arby duduk tegak dan membulatkan matanya seraya terus menepuk-nepuk jidatnya.

Arby segera menutup panggilannya secara sepihak membuat Firna kesal di sebrang sana. Ia mencari kontak Fita dan menghubunginya berkali-kali namun masih tidak ada jawaban bahkan sesekali dengan sengaja Fita mereject panggilannya. Akhirnya Arby memilih mengirimnya pesan via whatsapp

Ta.. Maafin gue yaa.. Lo masih mau jadi sahabat spesial gue kan?

Send...

***

Katakan jika kamu marah, katakan jika kamu merasa kesal, jangan diam saja. Diam mu lebih menyakitkan dari sebuah kepergian.

*****



















Salam sayang

Makasih

Ketika Waktu Merubah SegalanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang