21

187 27 0
                                    

"Ari" teriak Arby masih dalam keadaan berlari

"Yow" Ari melirik dan berhenti

"Idup lo gaada kerjaan kan ? Bantuin gue lah"

Ari menjitak kepala Arby "minta bantuan ya minta bantuan aja kali gausah hina gue segala nyet"

Arby meringis namun tersenyum puas "yaelah gitu aja emosi lo"

"Ck.. Bantu apaan?" Tanya Ari kemudian

Arby memberikan kunci motornya kepada Ari "anterin si Desi pulang, gue mau bareng cewe unik gue"

"Gilaa.. Lo milih Fita daripada Desi?"

"Jelas iya"

"Yang lama di deketin si Desi yang kena si Fita , amit amit gue kalau jadi cewe deket sama lo" cibir Ari yang kemudian mendapat sentilan Arby di keningnya "anjir sakit bego" sambungnya sambil mengusap keningnya

"Makanya jangan banyak bacot kaya cewe, anterin sana.. Entar tuh motor bawa ke rumah Fita, gue tunggu disana"

"Lo kira gue tahu dimana rumah cewe lo"

"Halte sebelum komplek Melati, maju terus nanti ada pertigaan lo belok kanan"

"Wokey"

"Thanks Ri" Arby menepuk pundak Ari lalu meninggalkan Ari yang mengekor di belakangnya

***

"Ayo pulang" Arby menarik lengan Fita

Fita menurut dan mengikuti Arby yang setia menarik tangannya.

Di dalam bus, Fita duduk di dekat jendela dan Arby di sampingnya. Pandangan Fita lebih tertuju keluar jendela di bandingkan Arby yang kini ada di dekatnya

"Mukanya jelek banget, kenapa?" Sindir Arby seraya mengulum tawa

"Aku tahu aku jelek makanya kamu cuma suka sama Desi" gumam Fita pelan namun masih terdengar oleh Arby

Arby menghela nafas "ko ngomongnya gitu"

"Faktanya gitu"

"Kata siapa?"

"Kamu"

"Kapan aku ngomong gitu?"

Fita diam

"Kenapa ga di jawab?"

"Males"

Arby memilih diam daripada terus bertanya karena hanya akan memperburuk suasana. Arby tidak turun saat sudah sampai di halte tujuannya, dia tetap diam dan duduk santai di samping Fita yang sangat terlihat kesal padanya.

"Eh Arby, turun bareng yu"

Fita melirik sumber suara yang tidak asing lagi

"Ow.. Kamu bareng dia Ar?" Risa tertawa hambar "dia yang udah rebut kamu dari aku"

"Udah Ris, sana turun bentar lagi bus mau jalan. Gue sama lo tuh cuma masa lalu, jangan terus salahin Fita" jawab Arby datar

Ketika Waktu Merubah SegalanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang