28

173 15 0
                                    

Arby POV

Hari Senin 15 Juli, gue tahu hari ini gue harus masuk sekolah di sekolah baru dan itu artinya tidak ada Fita disana. Entah pukul berapa saat ini, gue sangat malas membuka mata hanya untuk datang ke sekolah mengikuti kegiatan MPLS yang menurut gue itu sangat tidak penting karena gue harus duduk diam mendengarkan beberapa orang ngomong dan setelah itu pulang , benar-benar unfaedah buat gue.

Brakk..

Gue sedikit kaget mendengar dorongan pintu kamar yang sangat tidak santai, gue yakin makhluk tak kasat mata itu pasti datang. Siapa lagi kalau bukan Reynal, dia teman sekaligus saudara buat gue. Tapi karena gue setia maka gue tetap terus menutup mata padahal gue udah bangun tinggal matanya aja yang belum di buka.

"Tuhkan ni curut masih molor aja, buuu anak kesayangan ibu masih bobo cantik" teriaknya mengganggu pendengaran

"Gue ganteng nyet" gumamku

"Anjir gue kira masih molor lo, cepet buka tuh mata, ini hari pertama masuk sekolah bego, lihat penampilan gue yang udah ganteng gini masa lo ah payah" cerocosnya melebihi ibu yang biasa ngomel

"Berisik anjir itu mulut udah kaya ibu-ibu rempong depan komplek lo"

Gue meringis dan membuka mata saat makhluk itu menyentil jidat sampe dua kali.

"Sakit bego"

"Makanya bangun cepet mandi cewe lo nunggu depan rumah"

Gue langsung berlari menyambar handuk dan ke kamar mandi membuat Rey memaki-maki karena kaget mungkin. Ah bodo amat lah.

Selesai dari kamar mandi, gue langsung terburu-buru menggunakan seragam lama yang sudah ibu siapkan mungkin saat gue mandi tadi.

"Rey bilangin ke Fita tunggu bentar"

Rey tertawa sejadi-jadinya sedangkan gue mengerutkan dahi tak mengerti

"Sehat lo?"

"Gaada Fita disini"

Gue berhenti mengancingkan baju seragam di lubang ke dua dari atas, gue langsung serang Rey yang gobloknya kebangetan.

"Lo mau gue mati huh?" Tanyanya dengan nafas tidak teratur "kalau gue ga bilang ada cewe lo sudah di pastikan lo masih bobo cantik ala bidadari dari kayangan"

Gue memutar mata malas dan menendang pintu meninggalkan Rey yang hanya cengengesan tanpa bersalah.

***

Walau malas gue terpaksa masuk sekolah gara-gara orang gila menyebalkan itu rayu-rayu ibu biar gue masuk. Senakal apapun gue, gue tidak pernah membantah ibu yang telah melahirkan gue.

Di parkiran sekolah sudah sepi, gue dan Rey berjalan setelah memarkirkan motor kita masing-masing, gue mulai memasuki kolidor sekolah dan gue gatau harus masuk kemana

"Kenapa telat?" Suara dingin seorang wanita membuat gue berhenti dan diam membungkam

"Eh ka maaf macet" jawab Rey dengan nada alay di telinga gue

"Kamu" tanyanya menunjuk kearah gue "kenapa telat?"

"Sama" jawab gue singkat

Ketika Waktu Merubah SegalanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang