55

121 3 0
                                    

"Mama" Fita memeluk mamanya yang sedang memasak di dapur dari belakang. Ia baru saja di antar pulang oleh Arby setelah seharian bersama Arby dan Ibunya Arby. Masih di hari yang sama, hari minggu di bulan Agustus.

"Hm, baru pulang rupanya" jawab mama

Fita cengegesan "Mama tau ga Fita dari mana?" Manja Fita

Mama hanya menggeleng seraya terus mengaduk masakannya di atas wajan dan sesekali mencicipinya.

"Fita dari rumah Arby ma, ketemu ibu dan lihat, ibu titip ini buat mama" kata Fita sambil mengeluarkan bingkisan yang ibu Arby titipkan untuk mamanya.

"Apa ini?" Tanya mama dan melihat isi bingkisan tersebut "wah ini kan kesukaan mama" sambungnya setelah melihat cheese cake di dalamnya.

Fita mengedipkan matanya dan tersenyum "itu yang bikin Fita sama ibu lho maaa"

"Emangnya kamu bisa ?" Ledek mama setelah mematikan kompor dan mengambil sendok untuk mencicipi kue tersebut

Fita menampilkan deretan giginya "engga sih, tapikan ibunya Arby udah ajarin Fita buat bikin ini. Kebetulan ibunya Arby juga suka sama cheese cake, mama sama mama mertua kesukaannya sama" keukeuh Fita

Mama tertawa "masih kecil udah bilang mama mertua segala"

Fita kembali menghampiri mamanya "Fita udah kelas 3 SMA lho maa"

Mama mencubit pipi Fita dengan gemas "masih lama sayang"

Fita terkekeh "iyaa sih.. Tapi ma, ibunya Arby baik banget sama Fita udah kaya mama ke Fita. Arby juga baik sama Fita, semuanya baik. Fita seneng banget ma bisa kenal sama mereka" Fita bermanja pada mamanya

Mama mengangguk-nganggukkan kepalanya seraya tersenyum manis mendengar setiap kata yang terucap dari bibir anaknya "mama seneng lihat kamu sebahagia ini" katanya

Fita memeluk mamanya "Fita seneng punya mama sepengertian mama"

Mama terkekeh "cepet mandi gih udah bau"

Fita terbelalak "masa sih ma? Apa jangan-jangan dari tadi Fita bau?" Tanyanya sembari terus mencium bau tubuhnya dengan panik.

Mama kembali terkekeh "cepet mandi udah jam 5 lewat Fitaa"

"Ish mama" kesal Fita "tapi Fita ga bau kan ma?"

"Iyaa engga, cepet sana mandi"

Fita tersenyum "siap ibu negara" katanya dan langsung ngacir ke kamarnya untuk menyimpan tas kecilnya dan mengambil handuk.

Hari yang membahagiakan , setelah seharian dengan sang kekasih, dengan ibunya sang kekasih dan pulang berjumpa dengan seorang ibu yang mengerti akan semuanya, yang tidak pernah mengekang, tidak pernah menuntut, tidak pernah membebani, yah bisa di bilang ibu idaman semua anak remaja.

Pukul 7 malam, Fita baru masuk ke kamarnya setelah merasa bosan menonton tv. Sejak pulang dari rumah Arby, ia belum membuka tas kecilnya yang berisi hp dan barang-barang lainnya.

Fita mengerutkan dahinya saat melihat hp Arby di dalam tas miliknya, Fita baru ingat Arby menitipnya saat di lapang tadi. Fita heran kenapa Arby tidak mengambilnya setelah sadar hp nya tidak ada.

Di hp Arby ada banyak panggilan tak terjawab dan tertulis 20 pesan masuk disana. Fita tak berani membukanya, meskipun Arby adalah kekasihnya namun Fita tidak ingin mengetahui privasi Arby, mau bagaimanapun setiap orang memiliki privasi masing-masing.

Fita meminta izin kepada mamanya untuk ke rumah Arby karena siapa tahu ada hal penting yang sangat Arby tunggu dan mungkin saja Arby sedang mencari keberadaan hp nya karena lupa jika hp nya ia simpan di tas Fita.

Perlahan Fita menstarter motor matic nya dan mulai melaju meninggalkan halaman rumah menuju rumah Arby yang jaraknya cukup jauh.

Sesekali Fita penasaran siapa yang mengirim pesan sebanyak itu dan menghubungi Arby berkali-kali seakan ada hal yang sangat penting padahal Arby tidak menceritakan tentang hal penting apapun kepada Fita.

Apa jangan-jangan ? Ada seorang wanita yang sedang menunggu kabar dari Arby seperti yang pernah Fita lakukan ? Ah tidak mungkin. Lebih baik Fita terus berfikir positif agar tidak terluka dengan pikiran sendiri.

Kini Fita sudah sampai di depan rumah Arby dan mulai mengetuk pintu sebelum akhirnya Reynal lah yang membukakan pintu tersebut

"Gue kira Arby ke rumah lo ta" kata Reynal setelah Fita memberi tahu maksud kedatangannya

Fita menggeleng "emang Arby keluar dari jam berapa ?"

"Kata ibu sih dia belum pulang lagi pas nganter lo pulang"

"Lah kemana dulu dia?" Tanya Fita.

"Kenapa ga lo lihat aja siapa yang ngirim pesan siapa tahu itu orangnya" saran Rey

"Gue gaenak Rey buka privasi Arby"

"Ini darurat , lagian Arby gabakalan marah ko kalau lo buka semua privasi dia. Lo tahu kan Pin hp Arby berapa ?"

"Tau" jawab Fita

"Siapa yang kasih tahu lo?"

"Arby lah Rey"

"Itu tandanya Arby ga keberatan kalau lo tahu semua isinya"

Fita berpikir "iyaa juga sih" katanya kemudian membuka hp Arby, siapa tahu ini orang suruhan Arby buat nyari hp nya.

Mata Fita melotot saat melihat siapa yang menghubungi Arby sebanyak itu dan Fita menutup mulutnya yang menganga kaget dengan sebelah tangannya kemudian hp Arby terjatuh begitu saja bersamaan dengan menetesnya air mata.

"Ta? Lo lihat apaan?" Tanya Rey panik

Tidak ada jawaban

"Ta ?" Panggil Rey semakin panik

Fita terlihat sangat terpukul dan ia mulai terisak setelah beberapa detik mengatur napasnya.

Rey segera mengambil hp Arby dan melihat apa yang ada disana hingga membuat Fita seperti ini. Rey membelalak, tangannya mengepal keras melihat isi dari hp yang pemiliknya entah dimana tersebut .

***

Dan lagi, hati ini kembali tersakiti.


-Fita-

*****















Jangan bosen bosen dung wkwk
Mendekati ending ko jadi yang udah bosen sabar dulu udah mau ending hehe
Thx yaa udah mau mampir ke cerita pertama yang aneh ini;*

Ketika Waktu Merubah SegalanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang