Hari sabtu sore, Fahrul sudah berdiri di depan pintu rumah Fita dan bersiap untuk mengetuk pintu. Namun baru saja ia mengangkat tangan, tiba-tiba pintu rumah terbuka.
"Eh" kata Fahrul gugup "sore tante" sambungnya
Mama tersenyum dan mengangguk "teman Fita ya?"
"Iya tante"
"Silahlan masuk" mama Fita mengambilkan air terlebih dahulu dan menyimpannya di meja depan Fahrul
"Makasih"
Mama mengangguk "sebentar yaa tante mau ke depan dulu"
Fahrulpun mengangguk seraya tersenyum lalu menyandarkan tubuhnya di kursi setelah mama Fita berlalu.
Tidak lama, akhirnya Fita datang dengan kantong keresek di tangannya.
"Eh ka.. Maaf yaa Fita beli ini dulu" ucap Fita.
"Iyaa gapapa ta"
Fita menyimpan barangnya terlebih dahulu kemudian menemani Fahrul di ruang tamu, sekalian menunggu mama kembali dan pamit untuk pergi.
Hari ini Fahrul mengajaknya jalan-jalan, mungkin bisa di bilang ngedate pertama setelah jadian. Fita telah berusaha mencintai Fahrul dan melupakan Arby. Hari ke lima setelah jadian dengan Fahrul ini, Arby terus mengirimnya pesan namun tak pernah ada satupun yang Fita jawab. Fita hanya ingin menjaga perasaan Fahrul.
***
Pukul 7 malam, Arby turun dari motornya di sebuah taman yang biasa penuh malam minggu seperti ini. Langkahnya mengelilingi trotoar taman, ia hanya seorang diri, sejak tadi yang terlihat selalu berpasangan, entah yang sedang berjalan sambil gandengan ataupun yang duduk di sebuah bangku, mereka berdua dengan pasangannya masing-masing. Arby mengusap wajahnya kasar, menyesal datang ke tempat ini. Tadinya ia hanya ingin menghindar dari kebawelan ibunya yang terus menanyakan Fita karena itu sangat menyakitkan , namun ternyata disini lebih menyakitkan.
Arby memilih berhenti melangkah dan duduk di sebuah bangku yang berada di dekat pohon besar. Perasaannya sangat kacau, tadinya ia ingin bersama Fita namun sampai saat ini Fita masih belum menjawab pesannya. Arby membaringkan tubuhnya di bangku tersebut, tak peduli pandangan orang, jomblo mah bebas. Matanya menatap lurus ke arah langit yang hanya di hiasi beberapa bintang dan satu bulan.
Hingga entah beberapa menit kemudian mata Arby tertutup, rupanya ia tertidur di bangku ini. Suara bising di sekitar tidak mempengaruhi kenyamanan Arby dalam tidurnya, Arby memang tipe orang yang mudah tidur dimana saja selama ia sudah membaringkan tubuhnya.
Di parkiran, Fahrul langsung menggenggam tangan Fita setelah turun dari motornya , menuntun Fita memasuki taman yang penuh dengan kerlap kerlip lampu di setiap penjuru taman dan di setiap tanaman yang ada. Malam minggu pertama yang pernah Fita rasakan. Andai saja yang menggenggam tangannya saat ini adalah Arby, mungkin semua akan semakin terasa bahagia. Namun sudahlah toh Arby juga sudah dengan kekasih barunya.
Mata Fita membulat melihat Arby tertidur di sebuah bangku, setelah lima bulan, baru kali ini ia bertemu lagi dengan Arby. Arby masih sama, masih tampan, dan mampu membuat jantung Fita berdegup di atas normal.
Mungkin Arby ketiduran menunggu kekasihnya datang. Itulah yang ada di pikiran Fita. Awalnya ingin sekali Fita menghampirinya, membangunkannya dan melihat senyuman tulus seperti dulu. namun itu tak mungkin, ada orang yang sedang Arby tunggu dan lagi pula ada Fahrul di sampingnya. Apalagi saat Fita ingat kejadian dimana ia melihat langsung Arby mengkhianatinya itu semakin membuat Fita enggan menghampirinya.
"Heh ta?" Fahrul menggoyangkan bahu Fita
Fita mengerjap "eh iya ka?"
"Liatin apa sih sampe aku ga di dengerin dari tadi?" Tanya Fahrul sembari mengikuti arah pandangan Fita
Fahrul mengerutkan keningnya kemudian tertawa "yaampun gapunya rumah tuh orang?" Ucapnya meledek Arby yang sedang tertidur.
Fita mencoba tertawa seperti halnya Fahrul "entahlah" ucapnya
Jika saja Fahrul tahu orang yang sedang tertidur itu adalah orang yang sangat Fita cintai, mungkin Fahrul akan sangat marah karena Fita memperhatikannya sejak tadi.
"Mau beli itu ga?" Tanya Fahrul sambil menunjuk pedagang sosis bakar di pinggir taman.
Fita menggeleng "gamau. Kalau kaka mau beli aja"
"Terus maunya apa?"
"Kaka maunya apa?"
"Kamu" jawabnya seraya mencubit hidung Fita gemas.
Fita cemberut "sakit tahu"
Fahrul terkekeh kemudian mengajak Fita mencari makanan sebelum duduk di sebuah bangku.
***
Arby menyesuaikan cahaya lampu yang masuk ke matanya saat seseorang mencoba membangunkannya.
"Hm" Arby bergumam kemudian membuka matanya dan bangkit dari baringnya.
"Lo beneran Arby kan?"
Arby menatap sumber suara setelah berhenti menguap dan mengucek matanya
"Tuhkan Arbyyy" teriak orang tersebut histeris "gue Dila Ar, Dania Ardila. Lo inget kan?"
Arby mengangkat sebelah alisnya dan mengangguk pelan
Arby terkesiap saat tiba-tiba Dila berhambur kepelukannya "gue kangen sama lo"
Arby mendorong tubuh Dila "dasar gila"
"Dila Ar bukan gila"
"Bodo" jawab Arby kemudian beranjak dan pergi meninggalkan Dila
***
Faulia sebagai Dania Ardila
Ada yang tahu maksud Dila apaan ?
Gatau thor;v
Wkwk yasudah;vMakasih:'
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Waktu Merubah Segalanya
Novela JuvenilPernahkah kamu berfikir bahwa kita akan bersama ? Dan Saat kita memulai awal kisah, saat itu aku berharap bahwa kita tidak akan bertemu akhir kisah.. Terimakasih Pernah Ada.. (Cerita perdanaku, maafkan banyak typo bertebaran, ceritanya yang mungkin...