56

119 5 0
                                    

Rey segera mengambil hp Arby dan melihat apa yang ada disana hingga membuat Fita seperti ini. Rey membelalak, tangannya mengepal keras melihat isi dari hp yang pemiliknya entah dimana tersebut .

Ardila: Arby jadikan hari ini ke rumah?

Ardila: sayang?

Arby: iyaa jadi Argila sayang

Ardila: aku tunggu secepatnya

Arby: maaf, gue ada janji dulu sama Fita
Nanti gue kabari lagi yaa

Ardila: jangan lamaa

Ardila: udah jam 2 siang masih belum pulang?

Ardila: selamat bersenang-senang dengan pacarmu sayang!!

Ardila: Arby serius nih kamu mau aku marah?

Ardila: oke telepon ga di angkat terus ,aku marah.

Ardila: cepet putus sama Fita deh, kamu lupa aku kalau lagi sama dia

Ardila: hari ini mensiv kita loh Ar

Ardila: angkat dong telponnya

Ardila: menyebalkan

Ardila: gaenak yaa jadi yang ke 2:' di sayang pas yang pertama gaada:'

Rey langsung menyimpan hp Arby meskipun masih banyak lagi chatt yang belum ia lihat yang isinya pasti sangat menyakitkan untuk Fita. Rey segera memegang kedua pundak Fita dan memintanya untuk tenang namun yang terjadi Fita malah semakin terisak.

"Jangan buang air mata lo Fita" pinta Rey

Fita berdiri dari duduknya dan berjalan cepat menuju motornya

Rey menarik tangan Fita dan mengambil kunci motor Fita "kemana?"

"Bukan urusan lo Rey" jawab Fita marah "balikin kunci motor gue" bentaknya

"Gue gaakan biarin lo ngendarai motor dalam keadaan kaya gini ta, gue ngerti apa yang lo rasain"

"Lo ga ngerti apa-apa!! Dila sahabat gue Rey, lo ngerti apa sama perasaan gue ? saat tahu sahabat sendiri pacaran sama pacar gue!!" Bentak Fita setengah berteriak

"Gue anter lo pulang ya"

"Ga perlu!!" Bentak Fita seraya terus mengeluarkan air mata

"Eh ada apa ini ?" Tanya Ibunya Arby yang tergesa-gesa mendekati Fita

Reynal ataupun Fita tidak menjawab pertanyaan Ibu.

"Neng kenapa sayang?" Ibu menghapus air mata Fita "Kamu apakan Fita Rey ?" Mata ibu melotot ke arah Reynal

Reynal hanya menggelengkan kepalanya dan menunduk.

"Ibuuuu" Fita memeluk ibu dan menangis di dalam pelukan ibunya Arby seakan mengadu akan semua yang telah terjadi, kesakitan terlihat jelas dari cara Fita menangis.

"Kenapa sayang ? Kita masuk yaa.." Ibu menuntun Fita masuk ke dalam rumah. Reynal hanya mengikuti dari belakang tanpa sedikitpun mengeluarkan kata-kata.

"Rey, kamu tahu Arby dimana ? Ibu kira dia di rumah neng Fita" tanya ibu

"Kayanya dia di rumah Ardila bu" jawab Rey pelan

"Ardila ? Ngapain Arby ke rumah neng Ardila ? Apa kemarin barang neng Ardila ketinggalan disini ?"

"Ibu kenal Dila bu?" Tanya Fita parau

Ibu mengangguk seraya mengusap pucuk kepala Fita "Neng Dila itu sama kaya Rey, sejak dulu sering tinggal sama ibu. Arby sama neng dila udah kaya adik kaka gabisa jauh sampai mereka satu sekolah sejak tk tapi saat smp keluarga neng Dila pindah. Sejak saat itu Arby sering uring-uringan ga jelas di rumah, maksa ibu buat nyari neng Dila. Tapi semenjak Arby ajak neng Fita kesini, Arby ga pernah lagi nanyain neng Dila. Ibu juga udah ga pernah tahu kabar keluarga neng Dila, baru kemarin ibu ketemu lagi sama dia"

Fita menahan napasnya mendengar apa yang ibu katakan. Ternyata Arby dan Dila pernah tumbuh bersama dan mungkin tumbuh cinta antara keduanya. Hati Fita sangat terasa sakit mendengar kenyataan ini.

"Neng kenal sama Ardila ?"_ibu

Fita mengangguk dan meneteskan air mata "ibu, makasih buat semuanya. Ibu udah baik sama Fita, ibu udah kaya mama Fita sendiri. Fita sayang sama ibu"

Ibu tersenyum dan mengangguk "ibu juga sayang sama neng . Sering-sering main kesini yaa semoga kelak neng jadi anak ibu"

Air mata Fita terus keluar, apa yang ibu katakan sangat membuat Fita semakin sakit, karena pada kenyataannya mungkin ini hari terakhir dia main ke rumah ini.

"Neng kenapa nangis ?"

"Gapapa bu" jawab Fita da sedikit menarik kedua sudut bibirnya "fita pamit dulu ya bu , sekali lagi makasih" Fita mencium punggung tangan ibu dan memeluk ibu mungkin untuk terakhir kalinya.

Ibu mengantar Fita hingga depan pintu. Rey berlari menyusul Fita dan menarik lengan Fita saat Fita sudah di luar rumah

"Gue anter"

Fita menggeleng dan melepaskan tangan Rey, ia segera naik ke atas motornya dan mulai melajukannya meninggalkan tempat yang akan ia rindukan ini.

Rey menghela napas kasar dan segera mengambil kunci motor di dalam kemudian menyusul Fita menggunakan motornya yang terparkir tepat di samping motor Fita tanpa menghiraukan panggilan ibu.

Rey sangat panik dan takut terjadi apa-apa melihat Fita yang mengendarai motornya dengan kecepatan yang tidak Fita sukai sebelumnya.

"Fita, jangan bikin gue khawatir please" gumam Rey mencoba menyusul Fita.

***

Kenapa selalu ku dapatkan luka saat aku percaya kamu akan selalu ada

-Fita-

*****













Bakalan sering up biar cepet ending_-
Aku tau ini parah banget gajelas dan sudahlah yang penting aku mau bertanggung jawab menyelesaikan cerita yang aneh ini;((
Makasih buat yang udah maksain baca:'

Ketika Waktu Merubah SegalanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang