Hari sudah pagi, Fitapun sudah siap menunggu kedatangan bus di halte dekat komplek rumahnya. Fita geram saat memasuki bus dan duduk di samping Desi yang semalam bertemu dengannya di tempat jualan nasi goreng sedang bersama Arby.
Tadi malam seusai mengerjakan tugas, Fita ingin sekali memakan nasi goreng jadi memutuskan keluar rumah menggunakan motor matic biru muda milik mama nya. Namun nasi goreng tak jadi di dapat karena ia melihat Arby dengan Desi di sana. Malam itu udara terasa panas melihat mereka , apalagi tangan Desi yang melingkar di tangan Arby, itu sangat membuat nafsu makan turun dan darah tinggi naik. Hingga akhirnya Fita memutar balik tanpa jadi membeli nasi goreng tersebut.
Fita sangat kesal kepada Arby, rupanya setelah dari rumah Fita, mereka ketemuan di sana. Arby gila.
"Eh hai" sapa Desi yang baru menyadari keberadaan Fita
Fita hanya tersenyum tipis menanggapinya
"Tadi malam kenapa putar balik?" Tanya Desi so akrab
"Maksudnya?"
"Di deket tempat nasi goreng"
Fita tersentak rupanya Desi mengetahui keberadaan Fita tadi malam "oh, gapapa, tiba-tiba kenyang aja" Fiks bukan jawaban yang tepat
"Kirain ga suka lihat gue jalan sama Arby"
Fita tersenyum kecut "biasa aja"
Desi manggut-manggut sambil tersenyum membuat Fita ingin menjambak rambutnya
"Syukur deh kalau gitu" ucapnya kemudian.
Bus berhenti , Fita dan Desi turun bersamaan dari sana. Di gerbang, sudah berdiri Arby dengan senyum terbaiknya, menyapa Fita ramah namun di anggap tidak ada oleh Fita. Setelah kemarin membuatnya sesak, tadi malam membuatnya kesal, lalu sekarang menyapa nya tanpa rasa bersalah? Enak saja.
Fita terus menyusuri setiap kolidor kelas untuk menuju kelasnya yang berada di lantai 2. Desi sudah tidak terlihat lagi di pandangannya yang ada adalah Arby yang terus mengekor di belakang Fita.
"Ka Arby" suara seorang wanita membuat Fita sedikit risih
"Iya?" Jawab Arby
"Boleh minta kontak nya ga?"
Fita berhenti melangkah menengok ke belakang dan ternyata Arby memberikan kontak nya kepada wanita itu. Arby mengangkat kedua alis dan tersenyum kepada Fita yang sedang memperhatikan apa yang dia lakukan dengan wanita itu. Fita memutar mata dengan tatapan tajam lalu kembali melangkah kesal.
Pelajaran PAI telah di mulai , entah kenapa gurunya selalu tidak masuk ini udah ketiga kalinya kelas Fita mendapat tugas untuk mencatat soal, yang kemaren-kemaren aja belum selesai di isi. Menyebalkan memang.
Fita terus saja mencatat yang di tulis sekertaris kelasnya , ia tak ingin berbicara dengan siapapun termasuk Liana yang sedari tadi mengajaknya ngobrol.
"Ta, aku pinjem pulpen boleh ga ?"
Fita langsung berhenti menulis setelah mendengar suara itu. Fita tetap bersikap biasa saja, tanpa melirik ke arah Arby, Fita mengambil pulpen dan memberikannya.
"Kamu masih marah sama aku ?"
"Aku lagi nulis! Jangan ganggu aku!"
Dengan tiba-tiba Arby merebut pulpen yang sedang Fita gunakan untuk menulis dan berhasil membuat fita menatapnya.
"Kamu apa-apaan sih. Jangan ganggu aku ngerti ga sih!!" Terlihat jelas ekspresi marah di wajah Fita.
Arby membalasnya dengan senyuman khasnya tanpa peduli Fita sedang marah "kamu kenapa sih?" Dengan polos Arby menanyakannya
"Kenapa ?? Kamu tanya kenapa ? Setelah apa yang kamu lakuin kemaren, setelah tadi malam kamu sama cewe lain, dan setelah tadi pagi kamu mau di deketin cewe genit , kamu masih tanya kenapa ? Kamu playboy, aku gasuka" batin Fita terus merutuki Arby
"Ta?" Arby menyadarkan Fita yang sedang memaki-maki Arby dalam hatinya.
"Aku gapapa. Kamu gimana sih aku lagi nulis. Balikin pulpen aku, dan please jangan ganggu aku!"
Arbypun mengalah dan mengembalikan pulpen Fita. Saat fita hendak mengambilnya Arby justru malah menggenggam tangan fita hingga mereka kini bertatapan. Lagi-lagi Arby tersenyum membuat fita tak bisa berbohong bahwa dia merindukan Arby di dekatnya seperti ini.
"Maafin aku kemaren ta"
Fita diam
"Ta.. Aku minta maaf. Jujur kemaren aku cemburu liat kamu ketawa sama Andra. Aku sakit ta. Kamu ga ngerti"
"bisakan ngomong baik-baik?"
"Maaf ta.. kamu mau kan maafin aku ,lupain hal kemaren. Aku gamau jauhan sama kamu" tatapan Arby menyentuh hati fita
Teman-teman sekelasnya yang mendengar apa yang Arby katakan benar-benar terlihat kesal apalagi yang cewe-cewe
"Jangan mau sama dia ta"
"Cowo apaan sih lo mainin cewe"
"Playboy lo"
***
Jangan sesekali menyimpulkan sesuatu secara sepihak, terkadang apa yang dilihat belum tentu sama dengan apa yang dipikirkan.
*****
Masih garing kah?
Tolong di maklum masih belajar;((Salam sayang
Makasih
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Waktu Merubah Segalanya
Teen FictionPernahkah kamu berfikir bahwa kita akan bersama ? Dan Saat kita memulai awal kisah, saat itu aku berharap bahwa kita tidak akan bertemu akhir kisah.. Terimakasih Pernah Ada.. (Cerita perdanaku, maafkan banyak typo bertebaran, ceritanya yang mungkin...