Divote ya sayang-sayangkuh :*
°
°
°
Terkadang aku lelah berpura-pura, yang padahal melihatmu dari kejauhan saja, berhasil membuat jantungku berdegup tak terkira.
°°°
KEPUTUSAN sudah diambil kalau boleh digaris bawahi biar jelas, jika Linzy berhenti mencari tahu apapun mengenai Zion. Rasa penasaran dan segala pertanyaan itu akan dia buang jauh-jauh.
Tenang, Linzy bukan kepikiran dengan ucapan Regha kemarin lusa, yang katanya dari rasa penasaran ujung-ujungnya suka. Astaga! Mulut Regha memang harus disumpal kaus kaki.
Untuk apa dia memikirkan perkataan tidak jelas itu?
Menyukai Zion?
Harus Linzy tekankan jika hal itu tidak akan pernah ada di kamus besar miliknya.
Di kalender hari ini tercoret merah—hari libur nasional. Bebas untuk banyak orang tapi Linzy merasa terkurung oleh sunyi.
Walau tanggal merah sekali pun rumah Linzy tidak ada siapapun selain dirinya dan para pekerja di rumah. Itu menyedihkan bukan?
Jadi untuk menghibur dirinya sendiri, Linzy pergi ke minimarket di luar arena kompleks perumahannya. Di sana, berbagai makanan dia ambil. Dari snack keripik jagung berukuran besar, dua batang cokelat, wafer berbagai rasa.
Keranjang belanjanya sudah hampir penuh, bahkan belum ditambah dengan beberapa kaleng soda dan botol aneka merek teh yang diambil.
"Yang gue tau makanan hamster itu kuaci."
Tangan Linzy yang terjulur hendak meraih yogurt di lemari pendingin terhenti. Dia menoleh ke belakang, tapi hanya ada rak makanan yang menghalangi seseorang yang berbicara tadi.
Linzy menuntaskan niat awal untuk mengambil yogurt dan menaruhnya di dalam keranjang. Disusul suara yang mengeluarkan kalimat sebelumnya.
"Gue ke minimarket buat nyari makanan manusia, bukan hewan!"
Linzy diam, kakinya seperti dipaku ke lantai. Sial, dia mengenal suara itu.
"Kenapa lo gak nyari sendiri aja sih, Tin? Makanya kalau belum bisa ngurus diri sendiri nggak usah sok ngerawat hewan peliharaan!"
Berusaha untuk tidak ambil pusing orang yang sudah memenuhi kepalanya sekarang, Linzy beranjak keluar dari himpitan rak makanan, bersamaan dengan langkah kaki yang mendekat dan suara yang lebih jelas terdengar.
"Ribet lo dog, gue harus nyari petshop dimana? Udah kasih kuaci aja dari warung Nek—"
Tepat di luar sisi rak makanan dan minuman, kaki Linzy berhenti terayun, pun orang yang berada satu langkah di depannya. Mulutnya seketika terkatup.
Terpaku pada pertemuan yang tak terduga, keduanya menatap satu sama lain tanpa bicara. Sampai didetik ke lima, yang lelaki membuka suara.
"Lo di sini?" Yang lelaki jelas terkejut, tapi Linzy sama sekali tidak kaget, karena pertama kali mendengar suara tadi saja, alam bawah Linzy langsung sadar suara siapa itu.
Suara Zion. Lelaki itu ada di sini.
"Mm." Linzy mengangguk. Melihat telepon masih tertempel di telinga Zion, lebih lagi dia bisa mendengar suara Justin di ujung telepon. Tapi sadisnya, Zion tidak merespon lalu mematikan sepihak.
![](https://img.wattpad.com/cover/124322141-288-k297753.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
|2| Falsity ✓
Fiksi Remaja[SELESAI] [Follow terlebih dahulu untuk membaca] Seri kedua dari trilogi Regha-Zion-Arven ❝Terkadang butuh kepalsuan untuk menutupi seluruh luka yang menganga.❞ Cinta butuh kejujuran. Persahabatan pun terkait dengan kata itu. Lalu bagaimana dengan l...