FF(43) ● Kembali Sekolah

4.7K 357 121
                                        

Vote dan komen jangan lupa sayangkuuhhh....

°°°

SUASANA sekolah tak berubah. Semua tetap sama. Gerbang yang terbuka bersama para murid dan guru yang terlihat berbondong-bondong memasuki. Ricuh oleh suara anak cowok yang bermain bola di hari masih pagi begini. Dan lorong yang sudah dipadati banyak orang.

Di antara lorong yang ramai itu, Zion berjalan santai. Mengabaikan berbagai tatapan bingung murid lain saat menatap wajahnya.

Namun, saat mencapai tangga teratas lorong kelas sebelas. Zion terpaksa menghentikan langkah. Jalannya terhalang Regha yang entah datang dari mana dan tiba-tiba sudah ada di depannya.

"Awalnya gue mau nanya kemana aja lo dua hari ini," Regha menatapnya dari bawah sampai atas kepala. "Tapi kayaknya gue harus ubah pertanyaannya. Muka lo kenapa?"

Di sudut bibirnya yang memar, Zion mengangkatnya membentuk senyum. "Dua hari ini gue bantuin sung go kong nyari kitab suci. Terus bantuin Nenek nyebrang. Nggak sengaja di jalan gue ketemu nobita yang lagi digebukkin giant. Padahal niat gue baik buat bantu, eh malah gue kena jotos juga. Hancur muka ganteng gue!"

Regha kehabisan kata-kata. Dia mendengkus. Lelucon Zion sama sekali tidak lucu.

"Gue serius, Yon."

"Ah jangan serius-serius, Gha. Nanti kalo jadi sayang kan lo yang repot." Zion masih bercanda.

"Yon..." Regha menghela napas lelah.

Zion ikut menarik napas lelah. Berusaha mencari celah untuk kabur. Sayang, hari ini Tuhan seolah sudah memutuskan untuk memberikan Zion hari pehakiman.

"Gue ..."

"Kemana aja lo?" Entah Zion harus berterima kasih atau justru mengumpat saat melihat Arven menaiki tangga dan berhenti di sampingnya. Hakimnya bertambah menjadi dua.

Melihat wajah Zion, Arven dibuat diam. "Muka lo..."

"Oke-oke, gue jelasin." Zion mencari alasan yang masuk akal. "Dua hari lalu, gue dipalak preman di jalan. Gue jelas ngelawan dong. Terus tuh preman gak terima pas gue tendang benda saktinya." Bukankah Zion ahli dalam berbohong. "Ya udah dia manggil temennya dan ngeroyok gue yang sendirian."

"Gue ngilang dua hari karena masalah itu. Mau sekolah malu, tampang ganteng gue harus jadi kayak gini, anjir emang tuh preman! Kembarannya Austin Mahone diginiin." Zion kelihatan kesal lalu melanjutkan. "Dan itung-itung gue dapet rezeki buat libur dari tugas."

Regha dan Arven saling pandang entah harus percaya atau tidak.

"Terus kenapa lo gak bisa ditelpon?" Arven bertanya.

"Terus kenapa Bunda lo juga gak bisa ditelpon?" Regha menyambung.

"Ampun dah! Kayak polisi lo berdua!" Zion kesal. "Gue gak ngangkat telepon karena lagi sibuk sama video games. Sedangkan Bunda, dia lagi di Jogja. Ketemu client buat buka cabang toko kuenya di sana. Lagian Bunda ganti nomor, nomor yang kemarin keblokir sama gue. Sekarang lo berdua puas?"

Regha dan Arven cuma diam. Zion mendengkus. "Udah-udah gue mau ke kelas." Lalu Zion melengos pergi.

°°°°

Kekepoan Shena adalah hal terakhir yang Linzy inginkan saat baru tiba di sekolah. Paling malas kalau pagi-pagi dia sudah harus mendengar pertanyaan Shena bertubi-tubi.

"Gimana kemarin? Lian ngajak kemana? Kalian ngobrol apa aja? Ada adegan sweet gitu gak?"

Telinga Linzy mendadak panas. Namun, Shena tak berhenti juga.

|2| Falsity ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang