FF(33) ● Jalan Sabtu

4.9K 362 120
                                        

Yeaaayy up cepet nih akunya.

Pengin up cepet lagi gak nih, banyak-banyak komen ya. Rajin deh aku pasti ngetiknya :*

°°°

HARI sabtu yang indah ini, Linzy berkeinginan untuk menghabisi waktu bersama Retta dan Shena. Membunuh setiap detiknya dengan movie marathon seperti yang biasa mereka lakukan jika hari libur.

Sayang, harapan memang tak pernah berjalan mulus sesuai keinginan. Movie marathon mereka gagal total. Hari ini, Retta ada acara keluarga. Sementara Shena sudah lebih dulu janji pada Ricky untuk jalan nonton. Shena memang mengajaknya, tapi apa Linzy terlalu bodoh untuk menjadi nyamuk di antara mereka.

Tentu dia tak sebodoh menerima ajakan itu!

Beruntungnya Linzy punya rencana cadangan untuk membebaskan dirinya dari sunyi tak mengenakan di rumah.

Tepat pukul 09.00, mobil biru miliknya berhenti di pelataran rumah mewah Regha. Seperti kata Seli, rumahnya selalu terbuka untuk Linzy. Kapan pun dia ingin bermain atau pun menginap, dia bisa langsung datang dan tak perlu meminta izin.

Perempuan berpakaian dress off shoulder turtle neck itu berjalan masuk. Setelah menyapa Om Reno dan Tante Seli yang tampak bercengkerama di ruang tamu, Linzy langsung bergegas ke tempat tujuannya datang kemari.

Tanpa mengetuk pintu cokelat bertuliskan nama sepupu laki-lakinya, Linzy langsung saja mendorong pintu dan disambut pekik kaget Regha yang bertelanjang dada.

"Sialan lo! Ketuk pintu dulu kek!" Telinga Linzy seolah tersumbat mendengar umpatan Regha. Malah santainya dia berjalan ke kasur sang sepupu dan berbaring telungkup di sana.

"Kebiasaan lo, untung gue udah pake celana!" Regha masih mengoceh sambil memakai kaos hitamnya yang baru menggantung di kedua tangan.

"Yaelah lebay lo! Pas kecil juga gue udah sering liat lo telanjang gak pake apa-apa."

Selesai memakai kaosnya, Regha memandang penuh kesal tubuh Linzy di ranjang. "Lo ngapain sih ke sini?"

Untuk menjawab pertanyaan Regha, Linzy mengubah posisinya menjadi duduk menyilang di ranjang. Bibirnya mencebik sebal. "Emang kenapa sih?! Gue gak boleh ke sini?"

Regha mendengkus. Sudah terbiasa akan sikap Linzy yang mudah meledak-ledak. "Ya bukan gitu, minggu kemaren lo baru aja nginap di sini, sekarang dateng lagi. Bosen gue liat muka lo mulu!"

"Ih jahat lo!" Linzy makin memajukan bibirnya kesal. "Bosen gue di rumah, Gha. Nggak ada siapa-siapa kecuali ART yang lagi sibuk dangdutan. Niatnya sih mau movie marathon sama Retta-Shena. Tapi kan lo tau Retta ada acara keluarga. Terus Shena lagi jalan sama Ricky," curhatnya.

"Terus?" Sebenarnya respon singkat itu, paling Linzy benci. Dia cerita panjang-panjang tapi cowok itu tak mengerti juga.

Ganteng doang tapi gak pekaan!

Linzy mendengkus sebal. Mencibir dalam hati. Sebelum menampakkan senyum manisnya. Tentu saja agar Regha mau menuruti keinginannya. "Jalan yuk, Gha."

"Lo ngajak gue jalan?" Senyum Regha mengejek. Lalu mendekati Linzy hanya untuk mendorong kening perempuan itu. "Ajak cowok lo sana!"

"Nyindir nih?" Linzy memelotot. "Lo tau gue nggak punya cowok!"

"Oh ya, ya... gue lupa," Regha pura-pura baru sadar, mukanya itu ingin sekali Linzy pukul biar gak sok kegantengan lagi. "Sepupu gue kan jomblo, kasian..." Kemudian tanpa rasa bersalah, dia melanjutkan kegiatannya yang sempat tertunda. Bermain PS.

|2| Falsity ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang