Huhu maaf baru bisa up
Kayaknya setelah ini aku bakal lancar lagi nulisnya haha
Minta vote dan komen boleh dunds? :*
°°°
MOBIL jemputannya telah datang. Linzy senyum saat Lian turun dari mobil. Sama-sama berpamitan dengan Clara untuk berangkat sekolah. Mencium tangannya bergantian.
Inilah kehidupannya yang baru. Setelah seminggu berlalu. Dia telah mengambil pilihan. Tidak ada yang dikhawatirkan. Dia hanya perlu menatap ke depan dan melupakan masa di belakang. Mencoba membangun masa SMA sewajarnya tanpa ada beban pikiran untuk perperangan batin.
"Udah belajar?" tanya Lian setelah mobil yang dikendarainya keluar gapura perumahan.
"Udah dong," Linzy tampak bangga. Ujian kenaikan kelas kebetulan jatuh minggu ini. "Aku pelajarin rangkuman yang kamu kasih kemaren. Terus juga beberapa soal yang Retta kasih."
"Beruntung kamu punya Retta."
Linzy memelotot. Mengerti dari sindirian Lian. Maksudnya, dia sangat beruntung memiliki Retta karena yang bisa diandalkan. Jadi dia tak perlu repot berjuang jika ada orang yang bakal dia repotkan. Siapa lagi kalau bukan Retta.
"Bercanda!" Lian tertawa. Mencubit pipinya gemas. "Coba aku kasih beberapa pertanyaan. Kalo kamu gak bisa jawab ..." Lian memberi kode dengan menusuk pipinya sendiri. "Aku dapet ciuman."
"Yeee ..." Linzy mendorong bahu cowoknya pelan. "Itu mah mau kamu!"
"Emang!" Lian tertawa lagi.
"Oke," Linzy setuju. "Tapi, kalo aku bisa jawab. Kamu aku cubit pinggangnya, terus kamu juga harus ngasih aku lolipop." Senyum jahatnya terurai. "Gimana?"
"Banyak banget permintaannya," Lian protes. "Tapi ... cubitnya di pipi kan?"
"ISH!" Ceweknya memukul lagi. Sepertinya menggoda Linzy adalah kesenangan buat Lian. Dia terus saja tertawa.
"Oke-oke," Lampu merah. Lian menghentikan laju mobilnya sekaligus tawanya. "Karena pelajaran pertama PKN. Jadi aku mau nanya yang bersangkutan sama itu."
"Curang!" Linzy langsung cemberut. "Nyarinya yang susah! Bahasa Indonesia aja!"
"Aku lagi gak pengin ngedongeng!" Lian bercanda yang membuat Linzy tertawa. Mobil kembali merayap di jalan raya saat lampu berubah hijau. "Pertanyaannya; Perolehan warga negara berdasarkan pertalian darah atau keturunan dari kedua orang tuanya dinamakan ..."
"Serius kamu nanya itu, Yan?" Linzy pikir Lian akan memberikan pertanyaan sulit."Ius sanguinis," jawabnya mantap. Lalu mengulurkan tangan. "Satu lollipop dan ..." Lalu tangannya bergerak mencubit kecil pinggang cowok, yang membuat Lian mengaduh kaget.
Lian sontak mengusap pinggangnya. "Kalo mau nyubit bilang-bilang dulu sih!"
"Biarin!" Cewek menjulurkan lidah meledek. Yang cowok sontak tertawa geli, tidak bisa marah cuma karena kegemasan pacarnya.
"Pertanyaan kedua," Lian senyum mengejek. "Perpu yang mengatur pemberantasan korupsi?"
Linzy seketika diam. Sial! Padahal baru semalam dia pelajari tapi kenapa mendadak semua buyar. "Bentar," dia menggali ingatan.
"Aku kasih waktu semenit."
"Bentar ih! UU No tiga puluh tahun dua ribu ..." Linzy berpikir sangat keras. "Dua ribu ..."
"Waktunya habis," Lian senyum menang. Sementara yang cewek mendengkus kasar. "Sebagai hukuman ..." Lian menunjuk pipi kirinya.
"Gak mau!" ceweknya menggeleng.
KAMU SEDANG MEMBACA
|2| Falsity ✓
Novela Juvenil[SELESAI] [Follow terlebih dahulu untuk membaca] Seri kedua dari trilogi Regha-Zion-Arven ❝Terkadang butuh kepalsuan untuk menutupi seluruh luka yang menganga.❞ Cinta butuh kejujuran. Persahabatan pun terkait dengan kata itu. Lalu bagaimana dengan l...
