Zion bilang kalau vote tanpa komen itu kayak pakai celana tanpa daleman. (oke abaikan saja)
Makanya divote dan komen ya sayangkuh :*
°
°
°
Tidak apa orang yang kamu benci ternyata yang bisa membuatmu keluar dari sunyi. Setidaknya keberadaan dia dibutuhkan saat ini.
°°°
JAKARTA hari ini padat. Jalanan penuh kemacetan dimana-mana. Mungkin tanggal merah hari ini mendorong banyak orang untuk keluar sangkar dan menikmati waktu libur meski hanya sehari.
Banyak mobil berbaris rapat, di sedikit celah antaranya motor berusaha menyalip. Termasuk motor Zion.
Tidak ada hal yang Linzy lakukan selain melafal doa dalam hati, melihat bagaimana cara Zion berkendara yang cukup mengerikan. Sudah tahu macet, tapi cowok itu pantang menyerah untuk melewati beberapa mobil. Bahkan truk besar.
Pasti siapapun bisa bayangkan, bagaimana kalau truk itu jalan tiba-tiba, dan Zion tetap memaksa melewati celah kecil itu. Lalu truk tanpa sengaja menyenggol mereka. Lalu mereka terjatuh dan...
Arghhhh! Linzy tidak bisa bayangkan!
Sepertinya Linzy yang terlalu paranoid, padahal mulusnya motor Zion bisa melewati itu.
"Selain di daerah sini, petshop ada di mana lagi?" Suara kencang Zion berusaha memecah hening sekaligus mengalahkan deru kendaraan.
Linzy mencondongkan tubuh ke depan disertai suara kencangnya. "Gue nggak tau!"
"Lo tau jalan ini doang, gak tau jalan-jalan kampung gitu?"
"Emang kenapa sih?!"
"Ya enggak kenapa-napa, pegel aja kaki gue macet kayak gini."
Linzy mencibir di belakang, memandang malas helm Zion. "Cuma jalan ini yang gue tau, lagian gue sama Shena emang biasa lewat sini!"
"Shena?" Dahi Zion berkerut samar sembari berusaha menyalip sedan putih di depan. "Ngapain Shena ke petshop? Ngunyahin makanan kucing dia?"
Dari belakang Linzy memukul helm Zion. "Apa sih! Lo pikir aja sendiri kenapa Shena ke petshop!"
"Dia punya hewan peliharaan?" Yang dibalas gumaman saja oleh Linzy. "Emang dia melihara apaan?"
"Apaan?" Linzy tidak dengar.
"Cie deket cogan jadi budeg." Kali ini perempuan pirang itu memukul bahu Zion telak, yang hanya disambut tawa renyah cowok itu. "Gue nanya Shena melihara hewan apaan?"
"Oh..." Linzy mengerti. Salahkan setiap adegan mengerikan yang mulai berakar di otak Linzy yang membuatnya tidak fokus pada apapun selain nyawanya sendiri. "Hamster, kucing, kura-kura, ikan, kelinci, burung..."
"Bentar dulu dah," Zion memotong. "Banyak amat hewan peliharaan temen lo, mau buka panti jompo khusus hewan dia!"
Lagi-lagi tangan Linzy mendarat di bahu Zion. Memukul kencang. "Banyak omong lo, terserah dia sih!"
Terjebak di antara kemacetan, pun diguyur sinar matahari menyengat, seharusnya membuat Zion kesal karena pukulan Linzy. Justru keadaan berbalik, lelaki itu mengukir senyum.
"Lo bilang Shena melihara burung. Emang burung apaan yang dia pelihara?"
"Kenapa lo nanya gue, lo tanya aja Shena. Gue mana tau dia melihara burung apaan?" Linzy jadi sewot.
KAMU SEDANG MEMBACA
|2| Falsity ✓
Novela Juvenil[SELESAI] [Follow terlebih dahulu untuk membaca] Seri kedua dari trilogi Regha-Zion-Arven ❝Terkadang butuh kepalsuan untuk menutupi seluruh luka yang menganga.❞ Cinta butuh kejujuran. Persahabatan pun terkait dengan kata itu. Lalu bagaimana dengan l...