Butuh waktu untuk memberi kisah, di atas kertas tanpa noda.
Butuh cinta untuk memberi warna, ke seseorang yang dipujanya.°°°°°
KEHENINGAN akan terasa menyenangkan jika senandung lagu membunuh detik demi detik di dalamnya. Mengalun pelan menelusup telinga. Apalagi lagu yang dinyanyikan ialah lagu kesukaan. Lagu dari singer kesayangan.
Itu yang dialami Linzy, di dalam mobil yang sunyi dengan mata terfokus pada jalan di depan. Dia merasa ketenangan perlahan merebak di sekelilingnya. Bibirnya bersenandung mengikuti irama lagu yang terdengar dari tape mobil.
Lagu dari suami masa depannya mengiringi setiap belokan yang dia lalui. Lagu siapa lagi kalau bukan; Shawn Mendes.
"Please have mercy on me." Bibir Linzy bergerak sesuai lirik yang menelusup merdu di telinga.
Kubangan lumpur banyak yang menampakkan diri di jalanan basah, bekas hujan semalam. Itu sungguh menjengkelkan bagi Linzy, karena air kotor itu akan dilalui mobilnya, membuatnya harus berhati-hati ketika mengemudi jika tidak ingin mobilnya terciprat air kubangan kotor.
"I'm not asking for a lot. Just that you're honest with me." Suara Linzy terdengar lagi. Bahkan perempuan itu terlihat tidak peduli pada waktu yang perlahan terbuang. Mobilnya bergerak pelan, padahal waktu sudah menunjukkan pukul 06.15.
Memang dasarnya Linzy lelet. Dia tidak berpikir akan telat masuk sekolah.
Di tengah keasyikan Linzy bersenandung penuh irama. Tiba-tiba dari arah samping kanannya, sebuah motor melesat dengan kencangnya, mendorong seluruh air kubangan lumpur naik ke atas permukaan.
Mata Linzy seakan ingin keluar dari tempatnya, melihat air kotor itu membasahi jendela mobil sebelah kanan. Matanya berpindah ke depan seperti siap membunuh siapa sang pelaku kejahatan yang sudah mengotori mobil yang baru kemarin Linzy steam.
"SHIT!!" geram Linzy murka. "Ini masih pagi dan gue udah sial aja karena..."
Linzy menggantungkan kata, menyipitkan mata, melihat plat motor yang perlahan menjauh dari jangkauan iris kelabu miliknya. Dan tanpa melihat pemilik di balik helm putih, dia sudah sangat tahu orang itu siapa.
"ZIONNN!"
Kesialan lagi-lagi menimpanya. Dan seluruh kesialan Linzy hanya berputar dengan nama cowok itu. Sialan.
"Awas aja nanti di sekolah! Abis lo sama gue!" Linzy menggeram tertahan, setelahnya dia menggerakan mobilnya berkali-kali lebih cepat dibanding tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
|2| Falsity ✓
Teen Fiction[SELESAI] [Follow terlebih dahulu untuk membaca] Seri kedua dari trilogi Regha-Zion-Arven ❝Terkadang butuh kepalsuan untuk menutupi seluruh luka yang menganga.❞ Cinta butuh kejujuran. Persahabatan pun terkait dengan kata itu. Lalu bagaimana dengan l...