Ya ampun ... maaf telat banget ini up-nya. Sebagai ganti part ini panjang. So, dibawa santai aja bacanya :)
Vote dan komen jangan lupa <3
°°°
LUAR sekolah langit tampak suram. Rintik kecil satu persatu jatuh membasahi bumi. Terasa nyaman di sekolah yang telah sepi. Sementara di ruang musik, didominasi suara dua orang yang tengah bernyanyi. Apalagi petikan gitar yang mengiringi. Begitu merdu didengar. Begitu indah menelusup telinga. Menambahkan suasana menyenangkan yang tercipta.
Menjadi suatu kebiasaan. Pulang sekolah, ruang musik tujuan Zion dan Linzy. Latihan sesuai permintaan Bu Santi. Berlatih agar bisa menjadi perwakilan kelas terbaik di pensi. Itu yang ingin mereka raih. Ya kalau tidak menang, tidak apa-apa. Karena setidaknya banyak sisi positif yang bisa diambil dari kerja sama mereka.
Latihan mereka berbuah hasil hari ini. Sudah tiga kali mereka mengulang nyanyian dan tidak terjadi apapun yang tak diinginkan. Lirik sudah Linzy hafal di luar kepala. Pun Zion yang lancar mengimbangi suaranya dengan sempurna.
Yang lebih mengharukan. Tepat bagian chorus mereka selalu kompak. Bernyanyi bersama di satu lirik. Suara mereka menyatu. Terdengar sinkron, sesuai dan pas.
Puas oleh pencapaian. Mereka bertos ria. Sebelum ujungnya tergelak bersama.
"Mau coba sekali lagi?" tanya yang cowok.
Linzy mengangguk setuju. Zion kembali memetik gitar. Menyanyi untuk ketiga kalinya, disusul suara yang cewek di bait kedua. Tepat di bagian chorus mereka bernyanyi bersama. Lirik yang sama. Dengan bertatap mata dan senyum yang terurai di wajah.
"Wanna hear you say. Yes yes yes yes yes yes ..." Perlahan tapi pasti, petikan gitar memudar di ujung lagu.
Linzy bertepuk tangan senang. Memberi apresiasi pada perjuangan mereka yang selesai hari ini. Belum selesai dengan artian yang 'benar-benar selesai' memang. Masih tiga minggu lagi sebelum akhirnya mereka harus tampil di pensi.
Tapi buat hari ini. Mereka merasa senang karena tak ada hambatan yang menghalangi.
"Buat ngerayain hari ini gimana kalo kita makan mie ayam Pak Bugi?" tawar Zion. "Gue traktir. Mau?"
Ditraktir mie ayam Pak Bugi di depan apotek itu yang terkenal enak. Siapa yang akan nolak. Linzy mengangguk. "Oke!" serunya sambil senyum lebar. Membuat yang cowok ikut tersenyum sambil memasukkan gitarnya ke tas.
°°°°
Ternyata hujan turun sangat deras. Keluar ruang musik, mereka bisa mendengar suara hujan lebih jelas. Apalagi kedinginan yang mereka rasakan di sepanjang koridor. Terasa sangat menusuk tulang. Ketika di ruang musik, penghangat ruangan dinyalakan. Jadi tidak tahu menahu dingin yang hujan ciptakan.
"Pas banget kan hujan kayak gini makan mie ayam," ucap Zion sambil berjalan di samping Linzy.
Yang cewek setuju. Tapi pikirannya berpikir yang lain. "Ya sih. Tapi kenapa gue jadi pengin makan bakso."
Zion menoleh. "Mie ayam kan juga bisa pake bakso."
"Ih beda!" protes Linzy sambil jalan. "Gue pengin makan bakso yang kuahnya pedes."
"Jadi lo mau makan mie ayam atau bakso?"
"Mm ..." Linzy berpikir. "Kan yang lo yang traktir ya jadi terserah lo mau makan apa. Gue ngikut aja."
"Dan kebetulan gue mau makan mie ayam bukan bakso."
Linzy menekuk bibir. "Ya udahlah gue bisa makan bakso kapan-kapan."
![](https://img.wattpad.com/cover/124322141-288-k297753.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
|2| Falsity ✓
Teen Fiction[SELESAI] [Follow terlebih dahulu untuk membaca] Seri kedua dari trilogi Regha-Zion-Arven ❝Terkadang butuh kepalsuan untuk menutupi seluruh luka yang menganga.❞ Cinta butuh kejujuran. Persahabatan pun terkait dengan kata itu. Lalu bagaimana dengan l...