Dari Julian: Dia

871 105 36
                                    

Jumat, 21 Agustus 2015

Pernah jatuh cinta?Sama, gue juga pernah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pernah jatuh cinta?
Sama, gue juga pernah.

Pernah merasa paling beruntung karena ketika lo jatuh cinta orang itu juga jatuh cinta sama lo?
Sama, gue juga pernah.

Pernah bahagia karena akhirnya lo dan dia bisa bersama?
Sama, gue juga pernah.

Pernah merasa bahagia karena bisa jadi orang yang selalu jadi tempat ceritanya ketika senang mau pun sedih?
Sama, gue juga pernah.

Pernah sedih waktu ada badai yang datang sehingga lo dan dia harus membuktikan apakah bisa melalui badainya?
Sama, gue juga pernah.

Tapi sorry, dalam hal ini 'pernah' kita punya konteks yang beda. Mungkin kalian bisa melawati badai itu, sedangkan gue enggak bisa. Badai lo dan badai gue mungkin berbeda. Mungkin badai lo reda sekitar seminggu atau paling lama sebulan. Entah itu dengan akhir bahagia karena lo dan dia bisa melewati badai itu dengan baik atau dengan akhir tidak indah karena badai itu memisahkan kalian.

But I'm here, fight the hurricane for almost six months and I don't even know when the hurricane will abate.

Jujur gue capek, tapi di sisi lain gue enggak rela. Bego emang, harusnya gue sadar kalau badai yang gue hadapi pada akhirnya hanya akan mengakibatkan ending tidak indah karena sukses memisahkan kita. Cuma kenapa gue malah mengelak? Pura-pura buta, tuli, dan amnesia akan badai yang gue punya dengan doa semoga badai itu reda.

Nyatanya kebutaan, ketuliaan, dan amnesia gue gak membuat badai itu reda, malah semakin membuat badainya makin kencang. Sebagai laki-laki harusnya gue yang membuat keputusan, tapi kenapa gue malah menunggu dia yang membuat keputusan?

Why do I keep silent like there is nothing happaned? Why do I still hug and kiss her everytime I miss her? Sampai akhirnya gue sadar kalau gue hanyalah orang brengsek yang selalu menyakiti hatinya.

"Woy kesambet lo, PR lab Advanced* udah belum?" Lamunan gue buyar karena mendengar suara cowok tinggi berkulit putih pakai masker yang senada sama kulitnya tiba-tiba duduk dengan ganas.

"Woy kesambet lo, PR lab Advanced* udah belum?" Lamunan gue buyar karena mendengar suara cowok tinggi berkulit putih pakai masker yang senada sama kulitnya tiba-tiba duduk dengan ganas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
KaharsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang