Dari Raven: Termangu

734 95 32
                                    

Senin, 19 Desember 2016

Bulan ini sampai Januari gue di Jogja alias pulang kampung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bulan ini sampai Januari gue di Jogja alias pulang kampung. Kalau ditanya kenapa gue malah jauh-jauh ngampus ke Jakarta padahal di Jogja ada kampus, gue juga enggak tahu jawabannya. Gue bukan anak BF sehingga gue dapat membuat alasan kuliah di Jakarta karena beasiswa. Eh, gue juga BF kok, Bayar Full, hehe.

Kata Ayah gue kuliah di Jakarta aja, biar wawasan gue enggak cuma di Jogja. Terlebih lagi katanya Argani terkenal akan lulusan akuntansi dan manajemennya. Gue awalnya enggak mau karena tinggal di Jakarta butuh biaya yang besar dan punya segala hal negatif. Uang untuk tinggal dan keseharian gue aja udah besar, apalagi harus ditambah biaya kampus.

Gue takut mengecewakan orang tua yang udah kerja keras kumpulin uang buat gue. Apalagi cari uang itu enggak semudah mengumpulkan daun jambu kering punya Pak Musron yang tinggal disapu aja pake sapu lidi. Dengan segala advice Ayah, akhirnya gue memutuskan kuliah di Jakarta. Alhamdulillah karena ketidaksengajaan stik drum yang jatuh, gue punya tempat tinggal yang sangat amat murah.

"Mas, ditanya Bunda nanti pergi atau enggak."

"Enggak Sa, kenapa?"

"Kalau gak salah, Bunda bilang Mbak Nana mau ke sini."

Gue yang tadinya lagi tiduran main game di kasur langsung cepat-cepat buka pintu kamar dan mendapati adek gue masih berdiri di depan pintu kamar gue.

Gue yang tadinya lagi tiduran main game di kasur langsung cepat-cepat buka pintu kamar dan mendapati adek gue masih berdiri di depan pintu kamar gue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nana ke sini? Ngapain Sa?" tanya gue cepat ke Rosa, adek gue yang umurnya beda tiga tahun sama gue.

"Ya mainlah, memang Mas gak kangen sama dia?" celetuk Bunda dari ruang tamu.

Semua orang mengira gue anak Bunda yang baik hati, enggak pernah ngelawan omongan orang tua, dan selalu berbuat baik tanpa kesalahan. Nyatanya gue cuma manusia biasa yang punya banyak kesalahan.

Gue enggak kaya anak baik nan budiman yang tidak pernah punya salah yang ada di dongeng atau sinetron. Gue hanya berusaha untuk menjadi yang terbaik walaupun terkadang gue kurang suka sama keinginan orang tua gue.

KaharsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang