Dari Elvino: Hati

898 100 31
                                    

Kamis, 23 Juni 2016

Harus mulai dari mana ya?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Harus mulai dari mana ya?

Ada yang mengira gue mau ngomong soal percintaan?
Yakin mau jawaban dari seorang Elvino?

Atau gue perlu membuka kolom ask.fm supaya gue pada tahu kalian mau nanya apa jadi bisa gue jawab? Iya, udah anggap aja ini kolom ask.fm-nya. Boleh deh tanya-tanya, biar hits juga.

Gue terlahir sebagai anak kembar fraternal bersama si Beruang dan punya satu kakak perempuan yang kata Eve satu-satunya anak Mama Papa yang normal. Padahal ya, sama aja. Dia juga galak kadang-kadang, iya sih kadang-kadang aja. Cuma tetap aja, semasa Kak Ola sekolah dia selalu kepilih jadi ketua kelas dan jabatan-jabatan lainnya karena tegas banget atau lebih tepatnya galak. Kayanya emang udah kodratnya keluarga gue punya wajah yang suka menindas.

Gue juga gak ngerti kenapa Mama Papa cinta banget sama alam dan sekitarnya sampai ketiga anaknya diberi nama alam untuk nama tengah. Kata Mama Papa senang aja, walaupun kelihatan random, Mama Papa punya alasan kenapa nama tengah tiga anaknya bisa gitu. Untung aja gue enggak dikasih nama pluto.

Mari gue kasih tahu kenapa Mama Papa bisa kasih nama anaknya begini.

Deola Mentari Widyanata.
Elvino Bintang Widyanata.
Adriel Samudra Widyanata.

Mama Papa cerita memang dari awal kalau mereka punya anak mau nama tengahnya tuh nama-nama yang ada di alam sekitar. Kebukti kan, ada mentari, bintang, sama samudra. Usut punya usut akhirnya gue, Beruang, sama Kak Ola tahu jawabannya pas jaman-jaman gue dan Beruang baru masuk SMP.

Jadi begini, ada tiga kan. Mentari, Bintang, dan Samudra. Di mana mentari bersinar di siang hari, bintang akan kerlap-kerlip di malam hari, dan samudra adalah laut yang luas. Gila, semua orang juga tahu, gue gak perlu menjelaskan lagi kali.

Memang sih baik mentari, bintang, dan samudra enggak ada korelasi yang kuat gitu. Walaupun begitu, Mama sama Papa bilang begini.

"Karena mentari, bintang, sama samudra enggak akan pernah ngerasa kesepian. Di siang hari, mentari akan bersinar terang ditemani luasnya samudra. Di malam hari juga ada bintang kerlap-kerlip yang nemenin samudra setelah mentari tenggelam untuk siapin hari besok."

Tiga anaknya ini langsung bengong dan cengo, sama sekali gak kepikiran kalau arti nama tengah kita ternyata punya arti yang cukup dalam. Kak Ola yang lebih tua dari kita aja gak punya pikiran sampai ke situ tentang nama kita.

Dengan amanah dan doa seperti itu, gue jadi bersyukur karena tali persaudaraan tiga kakak beradik ini masih nyambung dan enggak akan pernah putus. Walaupun enggak bisa dipungkiri kita bacot-membacot setiap hari.

Oh iya, gue lupa bilang. Gue sama Adriel-akhirnya gue enggak panggil dia beruang-beda sebelas menit. Siapa kakaknya? Gak ada kamus kakak-kakakan antara gue sama Adriel. Yang ada cuma siapa yang lahir duluan dan itu gue yang lahir duluan baru Adriel.

KaharsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang