Dari Adriel: Yang Orang Tahu

706 101 35
                                    

Jumat, 11 September 2015

Yang orang tahu keluarga gue adalah keluarga dengan keuangan yang baik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yang orang tahu keluarga gue adalah keluarga dengan keuangan yang baik.

Yang orang tahu keluarga gue serba berkecukupan bahkan kelebihan.

Yang orang tahu keluarga gue sering dibilang keluarga goals.

Yang orang tahu keluarga gue sering dibilang keluarga harmonis.

Yang orang tahu gue lebih pintar dibanding si Rubah.

Yang orang tahu gue lebih dewasa dibanding si Rubah.

Yang orang tahu gue lebih diandalkan dibanding si Rubah.

Iya, yang orang tahu. Itu yang orang tahu, tapi nyatanya those opinions are defintely wrong, totally wrong.

Karena orang-orang tuh kebanyakan cuma tahu cara pakai hp dibandingkan tahu cara rakit hp. Karena orang-orang tuh kebanyakan cuma anggurin buku ketimbang tahu cara susun buku yang sangat rumit dengan berbagai riset dan penelitian.

Karena orang-orang tuh cuma tahu cara men-judge orang lain dibandingkan tahu cara orang itu berjuang. Karena orang-orang tuh kebanyakan cuma lihat sisi mewah, glamour, dan kesuksesan seseorang dibandingkan tahu cara bagaimana seseorang itu bisa menjadi yang seperti sekarang.

Banyak orang bilang lahir di keluarga kaya adalah sebuah keberuntungan yang sangat hakiki. Tapi kalau punya uang gak bisa bahagia? Sakit-sakitan? Apa masih keberuntungan? Apa masih hakiki?

Halah, sekarang ini mah apa pun bisa dibeli dan dimiliki asal punya uang. Iya, tapi itu cuma kebahagian fisik lo, bukan psikis dan pikiran lo. Yang lo dapatkan cuma kebahagian yang lebih condong ke hura-hura dibandingkan bahagia psikis dan pikiran.

Emang ada supermarket, pasar, atau online shop yang jual kebahagian? Atau toko yang tulis 'Dijual Kebahagian, Murmer' gak ada kan? Karena kalau menurut gue bahagia enggak selalu harus uang walaupun gue tahu sekarang ini hampir semuanya butuh uang.

Keluarga gue enggak selalu baik, apalagi jaman gue sama Rubah kelas tiga SMP sampai masuk awal SMA. Mungkin waktu itu harmonis pun kita gak tahu artinya apa. Gak bisa menjelaskan apa itu harmonis, bahkan apa itu keluarga. Sejak kejadian itu mungkin orang-orang baru boleh cap keluarga gue harmonis. Untuk menjadi lebih baik butuh sebuah kesalahan, bukan?

Gue masih ingat kejadian lima tahun lalu. Kejadian yang membuat keluarga gue membuktikan definisi keluarga harmonis itu apa.

"Ino mana?" tanya Papa yang baru aja pulang.

Gue melirik jam dan udah jam setengah sebelas malem. Iya baru pulang, sedangkan kantor Papa biasanya udah pada balik setengah enam. At least my father must come back at seven thirty even though he was trapped by a really shit traffic jam.

KaharsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang