Minggu, 10 Mei 2015
Ketika gue dan Kak Nada sibuk memandangi satu sama lain, suara mesin mobil dari depan rumah cukup mencuri perhatian gue dan Kak Nada. Awalnya gue kira cuma berhenti sesaat, tetapi kemudian sang pemilik mobil malah mematikan mesin mobilnya.
"Lho, siapa?" tanya gue sambil bangkit dari sofa.
"ASTAGA DEK!" teriak Kak Nada pas gue baru sampai di pintu.
Gue bahkan mengurungkan niat membuka pintu karena menunggu penjelasan lebih dari Kak Nada atas teriakannya. Ternyata yang datang itu Kak Delvin. Jadi Kak Nada lupa kalau daritadi calon suaminya itu udah jalan ke sini karena terlalu sibuk ngobrol sama gue.
"Yaudah siap-siap, gue buka pintu deh."
Gue berjalan menuju teras untuk membuka pagar rumah. Gue melihat Kak Delvin yang sibuk memasukkan beberapa barangnya ke dalam tas. Namun, gue enggak melihat Kak Delvin mengunci mobilnya.
"Nada udah siap Jul?"
"Baru siap-siap, Kak ehehehe. Tadi keasikkan ngobrol sama gue jadi lupa."
"Oh gak apa, btw gue boleh minta tolong gak?" tanyanya lagi.
Gue menganggukkan kepala sambil tersenyum. Kemudian Kak Delvin enggak melanjutkan kalimatnya, dia terlihat tengah menunggu sesuatu. Ketika gue mendengar suara pintu mobil yang tertutup, gue tahu alasan Kak Delvin enggak kunjung mengunci mobilnya.
Ada satu cewek yang sekarang berada di belakang Kak Delvin.
Gue menatap cewek yang sibuk menguncir rambutnya asal sehingga terlihat berantakan. Setelah selesai menguncir rambutnya dan merasa gue memandanginya sejak tadi, dia tersenyum ke arah gue.
"Nanti sama Derra, tolong ketemuan sama orang Elska untuk bahas keseluruhan acara ya. Bawa mobil gue aja." Kak Delvin menyodorkan kunci mobilnya ke gue.
"Lho, elo sama Kak Nada naik apa?"
"Lho, enggak usah, aku bisa sendiri, Kak."
Gue dan adik Kak Delvin mengeluarkan suara secara bersamaan. Mungkin adiknya Kak Delvin juga bingung kenapa harus pergi sama gue. Sedangkan gue bingung mereka mau naik apa? Kalau bawa mobil Papa ya ngapain kasih kunci mobilnya ke gue, motor gue ada di rumah cowok enggak gue bawa balik. Apa pakai motornya Kak Nada?
"Naik motor Nada aja, Jul. Gue sama Nada mau liat gaun, lebih cepet naik motor soalnya." Gue mengangukkan kepala sambil menatap motor mio biru putih yang ada di teras.
"Enggak apa, berdua aja urusnya sama Julian. Kalau kamu sendirian, takut kelimpungan." Kali ini Kak Delvin bicara dengan adiknya.
Akhirnya gue menjalankan mobil milik Kak Delvin ke tempat janjian dengan WO mereka. Gue menjalankan mobil untuk keluar dari perumahan dan gue baru tersadar suatu hal. Gue enggak tahu kita mau ketemuan di mana woy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kaharsa
General Fiction"Semua tokoh utama Disney aja harus berjuang biar punya ending yang bahagia." Ada dua sisi yang bisa ditentukan oleh setiap manusia. Sisi cerah yang diselimuti kebahagiaan dan sisi gelap yang dirundung kesedihan. "Lantas semua tokoh kartun aja perlu...