Dari Mereka: Foto Bersama

351 43 15
                                    

Selasa, 30 Januari 2018

Raven mendengus kesal ketika mendengar ucapan Elvino yang menyuruhnya untuk menyetir mobil. Predikat supir sebenarnya jatuh kepada Adriel, tapi sekarang Adriel entah di mana keberadaannya. Jadi biasanya, pengganti Adriel adalah Raven.

"Ribet dih, tadi kan udah pada setuju naik motor. Kok tiba-tiba malah bawa mobil?" protes Raven.

"Panas Ven. Gue mager," sahut Elvino.

"Ya Allah, Kak. Yang cewek aja enggak ada yang protes panas," kesal Raven.

"Kak Yel gak ikut kita, ya?" tanya Rilia ketika tahu ternyata Adriel tidak ada di rumah cowok.

"Beruang nyusul Ri nanti." Ucapan Elvino dijawab anggukan oleh Rilia.

"Gue bisa bawa motor kok, Kak. Lo dibonceng Raven atau Kak Ardhan aja kalau gitu. Atau gue aja yang bawa mobilnya gak apa," ucap Hanes menengahi keributan yang ada.

"Eh gak gitu, Nes. Lo tetep sama Raven aja udah," tolak Elvino cepat.

"Kenapa jadi lo yang bawa mobilnya, Nes?" protes Raven tak setuju.

"Terus kita jadinya naik motor atau mobil? Apa jalan kaki aja biar adil?" tanya Rilia.

"Mobil aja yuk, Ven. Gue jajanin deh entar terserah elo mau apa."

"Lo kata gue anak kecil diiming-imingin chiki, Kak?" sahut Raven menatap Elvino.

"Gue kan gak ngomong chiki, Ven. Gue bilangnya tuh apa aja," sanggah Elvino.

Nediva hanya menggeleng kepala menatap teman-temannya, begitu juga dengan Ardhani. Ia tampak sudah siap meninggalkan teman-temannya yang mengulur waktu hanya untuk ribut. Hanya Nediva dan Ardhani lah yang tidak ribut di ruang tamu ini.

"Terusss, ribut terusss. Sampai Kella selesai sidang kita masih di sini jangan-jangan," sindir Ardhani.

Jika saja Ardhani bisa mengemudikan mobil, sudah sejak tadi ia membawa bocah-bocah ini masuk ke dalam mobil menuju kampus. Rasanya Ardhani sudah ingin berjalan ke teras untuk mengeluarkan motor. Kemudian mengajak Nediva untuk pergi ke kampus lebih dulu. Membiarkan tema-temannya yang lain ribut tanpa henti.

"Iya, iya, kita bawa mobil." Raven akhirnya bangun dari sofa.

Elvino lantas bertepuk tangan karena perdebatan ini dimenangkan oleh dirinya. Semua anak rumah tahu bahwa Raven tidak akan bisa berdebat lama-lama akan sesuatu yang ia bisa lakukan. Namun, sebelum sukses membuka pintu rumah, Raven kembali memutar tubuhnya agar dapat menghadap teman-temannya.

"Kunci mobilnya dong, Kak, mana? Eh, tapi kita berenam. Apa enggak kaya angkot kita pake mobil lo, Kak?" tanya Raven bingung setelah sadar.

"Enggak dong, kan bawa mobil Beruang," sahut Elvino sambil berdiri.

"Lah?" tanya Raven bingung.

"Beruang buru-buru tadi. Sampe dia gak bisa bedain mana kunci mobil gue mana kunci mobil dia," sahut Elvino melempar kunci mobil ke arah Raven.

Hari ini adalah jadwal sidang Akella. Ia menjadi anak rumah angkatan 2014 yang paling terakhir sidang. Adriel dan Nediva sudah lebih dulu di tanggal 15 Januari. Menyusul Elvino pada tanggal 18 Januari dan Ardhani pada tanggal 23 Januari. Ucapan syukur tak lupa mereka ucapkan karena sudah lulus sidang.

"Ri, selempangnya udah kamu bawa?" tanya Hanesha ketika mobil yang dibawa Raven sudah keluar dari kompleks perumahan.

"Udah dong! Kali ini gak lupa lagi, hehe. Maap banget ya Kak Vino kemarin-kemarin," ucap Rilia menatap Elvino dengan tatapan bersalah.

KaharsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang