Sabtu, 2 Desember 2017
Gue berjalan masuk ke pintu utama supermarket yang enggak jauh dari rumah Reynan. Supermaket-nya cuma satu lantai, tapi ada game center sama food court. Mencari keberadaan gadis kecil bersama seekor rubah. Kurang ajar emang, dia sengaja gendong Sandra terus turun lalu gue disuruh muter-muter cari parkiran.
Kita memutuskan untuk ke supermarket. Niatnya cuma mau ke alfamart, tapi rubah ngidenya kejauahan sampai sini jajannya.
Ini bermula dari Mama yang tiba-tiba ngajak anak kembarnya ini ke rumah Tante Arum. Katanya mau ngobrol aja, udah lama gak ke sana.
Akhirnya gue yang ditinggal parkir malah muter-muter cari Enggak kunjung ketemu, gue akhirnya memutuskan untuk telepon. Pas banget waktu mau telepon, seseorang manggil nama gue.
"Dude, I see Nadia here," ucapnya heboh sambil menggendong Sandra.
"Nadia siapa?" tanya gue sambil berjalan kembali ke depan karena Rubah ini gak ambil troli atau keranjang.
"Sial. Mantan siapa yang inget siapa," sahut Elvino, "eh mana mantan? Jadian aja kagak?" lanjutnya.
Kini Elvino menggenggam tangan Sandra dan menyuruh gue untuk mendorong troli. Jadi ini tujuan dia turun duluan? Supaya gue yang dorong troli, dia yang jagain Sandra.
"Oh, dia," sahut gue pelan. Sebenarnya gue enggak lupa, hanya memastikan siapa Nadia yang dimaksud Elvino.
Elvino memasukkan satu kotak honey star dan satu kotak koko krunch ke dalam troli. Sambil bertanya apa aja yang diinginkan Sandra.
"Lo manggil dia?"
"Enggak, lo kan tahu gue kadang mager manggil orang."
Kita terus meter-muter ke segala sudut supermarket. Soalnya enggak ada tujuan sebenernya mau apa yang dibeli, jadi cuma muter-muter gak jelas.
"Tapi yang bikin kaget, she is pregnant."
Baru beberapa detik berselang setelah Elvino mengutarakan ucapannya, seseorang memanggil nama gue dari kejauhan.
Gue dan Elvino kini menatap perempuan yang tengah hamil bersama seorang pria yang mungkin berusia mendekati kepala tiga. Gue sangka dia cuma manggil aja, ternyata dia samperin kita yang lagi berdiri di depan rak indomie.
"Anak kalian?" tanya sambil tersenyum pada Sandra.
"Emm, gue sama Adriel sih gak mungkin bisa punya anak, Nad," sahut Elvino.
"Hahahaha, enggak gitu maksudnya, No. Maksud gue salah satu anak kalian, gitu."
"Bukan, Nad. Ini keponakan gue sama Elvino. Sandra, panggil Kakaknya."
Sandra mengangguk sambil tersenyum. "Halo Tante."
Gue dan Elvino saling pandang seakan mengerti maksud pikiran masing-masing. Biasanya Sandra tuh jarang panggil orang yang muda pakai om dan tante. Tapi enggak tahu kenapa, cewek di depan gue malah dipanggil tante sama dia. Oh, mungkin karena lagi hamil.
"Yang, ini temen aku pas SMA."
Setelah perkenalan singkat dengan suami Nadia, gue dan Elvino beserta Sandra kembali memutari supermarket. Hingga akhirnya merasa sudah banyak makanan yang kita masukan ke dalam troli, gue dan Elvino memutuskan untuk ke kasir.
"Gimana perasaannya? Sekali ketemu tahunya istri orang, lagi hamil pula."
"Ya biasa aja?"
"Really? Lo emang gak tahu dia nikah? Masa elo gak temenan ama dia gitu di ig?" tanya Elvino lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kaharsa
General Fiction"Semua tokoh utama Disney aja harus berjuang biar punya ending yang bahagia." Ada dua sisi yang bisa ditentukan oleh setiap manusia. Sisi cerah yang diselimuti kebahagiaan dan sisi gelap yang dirundung kesedihan. "Lantas semua tokoh kartun aja perlu...