Untuk Mereka: Lantai Dua

455 78 18
                                    

Julian

Pertama kali tinggal di rumah cowok, gue merasa kalau ini terlalu sepi untuk gue tinggali sendiri. Jadi gue benar-benar merealisasikan ucapan Paman gue yang bilang untuk ajak teman-teman lain di rumah. Gue baru tinggal di rumah cowok pas naik semester tiga. Jaman semester satu dan semester dua, gue masih bolak balik Jakarta - Tangerang, Tangerang - Jakarta. Alasannya? Karena gue masih males harus tinggal sendiri tanpa ada Mama. Ditambah Kella waktu itu masih kelas tiga, jadi gue lebih senang untuk pulang pergi Jakarta - Tangerang.

 Ditambah Kella waktu itu masih kelas tiga, jadi gue lebih senang untuk pulang pergi Jakarta - Tangerang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Orang pertama yang menelepon Paman gue adalah Vino. Kesan pertama gue bertemu Vino adalah anaknya berandalan serta penjaga sekaligus pelindung Adriel. Ya nyatanya memang berandalan hanya saja Vino akan berubah 180 derajat ketika bersama orang yang ia peduli. Sejauh ini teman gue yang the real orang brengsek ya Vino. Bukan brengsek yang cuma banyak gaya doang.

Gue pernah ribut sama Vino ketika dia harus membangunkan semua orang di rumah cowok jam tiga pagi karena baru selesai main sama cewek. Puncaknya pas dia bawa cewek ke rumah cowok. Subuhnya berantem sama gue, paginya berantem sama Eve. Setelah kejadian itu kelihatannya Vino sih berhenti iseng sama cewek. Kelihatannya ya, kelihatan bagi gue ya Vino enggak bawa orang asing ke rumah.

Vino datang bersama Adriel. Ketika pertama kali melihat Adriel gue langsung memincingkan mata. Gue juga mengerutkan dahi karena gue sama sekali enggak tahu siapa cowok yang datang bersama Vino.

Paman gue memang bilang kalau Vino akan datang bersama saudara kembarnya untuk tinggal di rumah cowok. Hanya aja gue enggak tahu kalau saudara kembar Vino yang dimaksud Paman gue adalah Adriel.

Sama seperti semua anak-anak rumah kecuali Eve, reaksi melihat Adriel dan Vino selalu sama.

"Oh saudara kembarnya Vino, gak mirip ya."

Atau seperti ini, "Oh saudara kembarnya Adriel, ya? Beda ya."

Kesan pertama gue bertemu Adriel adalah orangnya welcome dan friendly ke siapa pun serta penjaga sekaligus pelindung Vino. Karena di mana pun Vino berada, pasti ada Adriel. Walaupun terkadang mereka juga sering berpisah dan enggak jalan beriringan, tapi di mana pun Adriel dan seberapa jauh jaraknya dengan Vino, mereka berdua akan selalu bertanya keadaan satu sama lain. Dan untuk beberapa hal, gue berterima kasih kepada Adriel.

Yang gue lihat, Adriel enggak pernah meremehkan Vino bahkan ketika Vino punya hobi tidur sama cewek random. Sedangkan Vino, sepedas apa pun Adriel bicara padanya, Vino akan tetap mengangukkan kepalanya kemudian mendengar ucapan Adriel tanpa membantah.

Iya, sesayang itu mereka ke satu sama lain. Makanya terkadang orang-orang akan susah menebak sebenarnya siapa yang kakak dan siapa yang adik.

Enggak lama Kembar tinggal di rumah cowok, Kella ngomong ke gue kalau ada teman seangkatannya yang mau tinggal di rumah cowok juga.

Ardhan datang dengan keadaan rumah yang lagi sepi, gue lagi di kamar dan si Kembar lagi keluar. Tanpa panggil nama gue untuk keluar atau permisi, Ardhan langsung masuk ke dalam rumah cowok. Untung waktu itu tetangga enggak ada yang teriak maling pas Ardhan masuk.

KaharsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang