Untuk Julian & Akella: Mencoba Berani

455 67 17
                                    

Sabtu, 11 April 2015

Beberapa bulan belakangan ini, Akella sangat amat yakin jika Julian menyadari perbedaan sikapnya kepada laki-laki itu. Selama beberapa bulan ini, Akella hanya berpikir tentang bagaimana cara menyampaikan semuanya pada Julian, terlebih lagi pada Fanni.

Bagi Akella, ini semua hanya perkara waktu. Pada akhirnya Akella sudah tahu pasti kalau mereka harus sama-sama berpisah. Bagi Akella, percuma dan tidak ada gunanya terus-menerus menunda masalah yang ada karena pada akhirnya tetap akan menghasilkan satu konklusi yang sama dan tidak akan pernah berubah.

Hanya saja, bagi Akella, putus dengan cara seperti ini jauh lebih menyakitkan dibandingkan mendapati hubungan mereka harus kandas karena dirinya atau Julian selingkuh.

Lama berpikir, Akella tidak pernah sadar sudah mencoba untuk menyembunyikannya selama lima bulan. Lima bulan berusaha menyembunyikannya, Akella akhirnya merasa lelah karena harus selalu berbohong jika Julian bertanya tentang apa yang sedang Akella pikirkan sebenarnya.

"Makan yuk," ajak Julian ketika Akella baru saja selesai ke kamar mandi.

"Yuk, ke tempat seafood yang biasa dimakan sama anak-anak aja," tawar Akella.

"Enggak, jangan ke situ."

"Kenapa? Setahu aku udang di sana seger-seger kok."

"Kamu makan apa nanti di sana?" tanya Julian melihat Akella yang sibuk mencari tahu jarak ke tempat seafood itu.

Biasanya, tempat seafood yang sering dimakan anak-anak letaknya di daerah Kebon Jeruk. Lumayan jauh, jadi jika sedang malas pergi ke sana, anak-anak akan makan seafood yang ada di Jelambar.

"Oh, beli ayam bakar terus bungkus aja. Nanti makannya di tempat seafood."

"Enggak usah, delivery aja kalau kaya gitu. Aku jadi mager keluar hehehe."

"Yang ngajak makan kamu padahal." Akella menggelengkan kepalanya.

Akella dan Julian akan selalu seperti itu jika mereka memutuskan untuk makan ke suatu tempat. Ketika Julian sangat menyukai seafood terlebih udang, Akella sama sekali tidak pernah menyentuh makanan itu.

Baik Julian dan Akella jadi teringat masa-masa ketika masih SMA.

Pernah selama beberapa bulan sejak mereka baru masuk SMA, Julian sering mengajak Akella makan di tempat seafood. Ketika sampai di sana, hanya Julian yang makan.

"Lo mau pesen apa?" tanya Julian waktu itu.

"Enggak pesen deh, kenyang."

"Kalau kenyang kenapa baru bilang sekarang? Jadi enggak usah ke sini, Kel," protes Julian pelan.

"Ya gak apa, lo kan pengen makan. Jadi gue temenin aja."

Itu pertama kalinya mereka makan di tempat seafood, kemudian untuk kedua kalinya mereka makan di sana, Akella hanya memesan teh susu hangat.

"Lo kenyang lagi? Kan gue udah bilang kalau lo enggak mau makan, jangan iyain ajakan gue, Kel."

"Perut gue lagi enggak enak, hehe." Akella tertawa kecil di depan Julian kemudian menyeruput teh susu hangatnya.

Ketiga kalinya mereka makan di tempat seafood, seperti biasa Akella tidak memesan apa-apa. Berusaha berpikir alasan apa yang tepat agar tidak dimarahi Julian, tetapi akhirnya Akella tetap berbohong secara tidak profesional.

"Minum aja?" tanya Julian setelah Akella selesai memesan es jeruk hangat.

"Iya, hehehe."

Namun, kali ini Julian tidak menanyakan hal apa pun pada Akella yang hanya memesan minuman. Membuat Akella mengernyitkan alis karena Julian biasanya pasti akan bertanya mengapa Akella tidak memesan makanan.

KaharsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang