Sabtu, 17 Oktober 2015
Gimana caranya ngerelain sesuatu yang udah dijaga selama bertahun-tahun?
Selama setahun belakangan ini gue selalu berkutat pada pertanyaan itu. Selalu pertanyaan itu yang gue cari jawabannya. Awalnya gue blank, sama sekali enggak tahu jawaban apa yang tepat untuk pertanyaan itu. Cuma semakin lama, gue berangsur-angsur mendapat jawabannya.
Kalau memang enggak bisa sama-sama lagi berarti gue harus lepas semua itu. Terlebih lagi kalau itu memang bukan sepenuhnya diberikan pada gue. Risikonya ya pasti merasakan sakit, semua kehilangan pasti akan merasakan sakit kan?
Gak perlu contoh yang muluk-muluk seperti merelakan orang yang kita sayang, simpelnya aja HP. Barang yang setiap hari dibawa ke mana-mana, tiba-tiba kejambret di busway. Sadarnya pas udah mau keluar busway.
Mau dikata lo juragan jual HP kaya online shop inisial R juga tetep aja nyesek. Bukan sakit karena uang yang lo keluarkan untuk beli HP itu, bukan sakit karena nomor lo hilang. Please lah, sekarang udah canggih kali. Kalau nomor lo hilang karena HP kejambret, jangan cuma cengo doang. Cepetan telepon customer service minta blok nomor lo karena kejambret.
Rasa sakit pas kehilangan HP lebih ke data-data penting lo yang ada di sono dan enggak ada backup-annya. Foto-foto yang ada di HP lo. Foto-foto yang enggak akan pernah kembali walaupun lo balik ke tempat itu. Meskipun lo mau remake pake pakaian yang sama, sendal yang sama, dan berfoto di tempat yang sama, vibes-nya tetap akan berbeda.
Lo salah Jul, bukan lepasin dan merelakan, tapi berjuang untuk tetap bersama.
Hahahaha, itu lo yang salah bukan gue.
Gue sempat berpikir kaya gitu. Berjuang, berjuang untuk bisa terus bersama. Iya, berjuang. Cuma kalau memang semua itu enggak ditakdirkan buat lo, mau berjuang sampai goblok juga sama aja.
"Eh, lo mau ke mana?"
Gue baru selesai beres-beres, tapi Eve udah berdiri terlebih dahulu dengan tas yang udah berada di punggungnya.
Setelah itu Eve cuma nyengir ke gue. "Lo balik sendiri gak apa, ya Jul?"
Gue sama Eve dan juga anak humas lainnya lagi jaga stand kampus acara edufair di salah satu sekolah yang ada di Menteng. Biasanya kalau humas itu pakai mobil kampus, tapi gue lebih pilih bawa motor sendiri biar lebih fleksibel. Semua anak humas bahkan petinggi humas kampus, Pak Gunawan tahu gue tinggal dekat kost Eve. Iya orang tahunya kita ngekost- padahal bukan. Jadi kita selalu dapat tugas sama-sama.
"Lo mau ke mana emangnya?"
"Mau ke Abdihartoyo."
Gue diam bentar, loading tempat apa yang mau didatengin Eve. Terus otak gue akhirnya sampai juga kalau Abdihartoyo itu nama rumah sakit yang memang di daerah Menteng. Mohon maaf ya gue masih lebih hafal jalan Tangerang soalnya. Mau ngapain Eve ke rumah sakit? Kak Tara enggak rawat jalan di situ seingat gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kaharsa
General Fiction"Semua tokoh utama Disney aja harus berjuang biar punya ending yang bahagia." Ada dua sisi yang bisa ditentukan oleh setiap manusia. Sisi cerah yang diselimuti kebahagiaan dan sisi gelap yang dirundung kesedihan. "Lantas semua tokoh kartun aja perlu...