Minggu, 3 Desember 2017
Gue enggak tahu siapa yang harus dilabel goblok saat ini. Jadi ternyata gue dan Elvino enggak ada gunanya balik ke Jakarta. Kemarin pas anter Mama pulang, Elvino tuh ngotot bilang kita ada latihan. Padahal gue udah bilang, seinget gue tuh enggak ada latihan.
Siapa yang mau latihan coba? Gue, Elvino, sama Ardhan lagi sibuk siapin sidang. Julian lagi di luar kota urus kerjaan, Raven jadi ikut suara terbanyak. Dia bahkan gak pulang ke Jogja karena kita bertiga lagi sibuk mau sidang. Tahun kemarin pun Raven gak pulang karena selametin Julian.
"Gue kan mau selametin kalian, Kak. Terus masa Kak Dhan gue tinggal sendiri? Entar kenapa-napa gak ada yang tahu kan kasihan."
Alhasil gue sama Elvino tetep tidur di rumah cowok. Kalau balik ke rumah lagi, adanya Mama ngoceh dan pasti akan bilang, 'Kalian kan gitu. Kalau gak Iyel lupa, ya Ino yang lupa. Kepala gak nyangkut di leher aja pasti lupa dibawa.'
Tapi gue enggak terlalu menyalahi Elvino yang ngotot bilang ada latihan. Kita jadi belajar bareng sama Ardhan buat kompre dan tentunya ngebantu banget.
Cuma emang dasarnya kita mana ada sebanding rajinnya Ardhan, hari ini udh nyerah kita buat belajar lagi. Akhirnya sekarang gue sama Elvino udah di dalem mobil niat pulang ke rumah.
"Eh, Om Johan sabtu nanti ulang tahun," sahut gue saat baru sadar tanggal berapa hari ini.
"Oh iya? Coba telepon Eve gih dia mau dateng sama siapa."
"Ya elo lah telepon Kak Eve. Gue lagi nyetir, Rubah."
"Iya, iya, bawel lo."
Akhirnya gue lihat Elvino telepon Kak Eve. Dia enggak lupa pencet tombol speaker biar gue juga kedengeran. Suara pertama yang muncul pas telepon diangkat adalah suara ibu-ibu ngobrol cukup kenceng dan juga hebohnya anak-anak.
"Kenapa, No?"
"Elo di mana? Berisik amat, Ve?" tanya Elvino.
"Gue di kereta."
"Lho, hari Minggu ini?" tanya gue kali ini.
"Iya, gue mau ketemu Papa."
"Eh, tumben? Om Johan kan ulang tahunnya masih sabtu?" tanya Elvino.
"Weekend minggu depan gue ada pameran, jadi gak bisa ke sana."
"Kenapa gak bareng Kak Tara? Naik kereta jauh banget sih Kak?" tanya gue.
"Gak jauh-jauh banget kayanya, Yel. Kalian juga samanya aja. Kak Tara ada urusan, jadi gak bisa anterin."
"Ngapain ikutan mau ke sana? Jauh juga dari rumah. Mau sidang bukannya belajar malah keluyuran."
Akhirnya dengan segala keributan yang ada, Kak Eve memutuskan mengalah. Karena jarak yang gak pas dan kita yang gak janjian, Kak Eve mau gak mau harus nunggu kita selama beberapa belas menit di stasiun Kebayoran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kaharsa
Fiksi Umum"Semua tokoh utama Disney aja harus berjuang biar punya ending yang bahagia." Ada dua sisi yang bisa ditentukan oleh setiap manusia. Sisi cerah yang diselimuti kebahagiaan dan sisi gelap yang dirundung kesedihan. "Lantas semua tokoh kartun aja perlu...