27. Karen (9 Tahun Lalu)

185 13 0
                                    

     Setelah hampir berkali-kali memutuskan untuk tidak datang, akhirnya aku memutuskan untuk datang saja ke reuni SMAku di resto and lounge Signature. Sebuah resto modern yang cantik dan cozy. Linghting resto ini sangat cantik sehingga menampakkan kesan elegan dan berkelas.

     Ruangan tempat reuni kami cukup luas dengan tempat duduk sofa empuk yang melingkar di tiap meja tamu. Di bagian depan ada panggung lumayan luas tempat home band Signature menghibur para tamu yang datang. Ada sebuah grand piano hitam di tengah panggung yang saat ini sedang tidak dimainkan. Hanya ada suara musik dari dentingan gitar salah seorang anggota home band Signature di atas panggung. Aroma makanan yang menggugah selera tercium semilir di tengah ruangan yang saat ini lumayan penuh dengan teman-teman SMAku. Meja prasmanan penuh makanan yang dibentuk cantik berjajar di tengah resto. Ada juga para waitress yang berkeliling menawarkan aneka macam minuman segar untuk para tamu.

     Dresscode pakaian hari ini adalah formal and chic. Jadi aku mengenakan gaun warna ungu wine yang biasanya hanya aku kenakan jika aku datang ke sebuah pesta pernikahan. Aku juga memilih kerudung panjang dengan warna lebih muda agar penampilanku tidak monoton. High heels yang kupakai hari ini biasanya hanya aku pakai jika aku yakin aku tidak akan lama menghadiri suatu acara. Karena aku merencanakan akan sebentar saja hadir di reuni ini untuk bertemu dengan Ira kemudian pulang, maka hari ini aku memakainya. Tinggiku bertambah 10 centi karena sepatu berwarna krem cantik yang sewarna dengan warna kulitku itu.

     Ira masih belum datang. Jadi aku memilih menunggunya di sebuah sofa yang posisinya terletak agak di pojok agar aku tidak ditemukan oleh Malika and the gank.

     Aku menikmati potongan cheesecake yang tadi aku ambil di meja prasmanan. Sesekali aku meminum es sirup melon yang aku ambil dari pelayan resto yang berkeliling menawarkan aneka minuman.

     "Assalamu'alaykum, Karen."

     Aku menoleh ke sumber suara dan menemukan Ira telah berdiri di sampingku. Senyuman manis menghias wajah kalemnya yang sangat aku rindukan. Aku berdiri dari sofa dan langsung memeluknya erat.

     "Wa'alaykumussalam, Ira. MasyaAllah... akhirnya kita ketemu. Aku kangen berat." ujarku saat memeluknya.

     "Aku juga, Karen. Bangeeeet." jawab Ira setelah aku melepaskan pelukanku. Dia memandangiku dari ujung jilbab sampai ujung kaki. "Kamu cantik sekali, Karen. Aku sampai pangling. Tadi aku sempat ragu. Apakah benar itu kamu yang sedang duduk sendirian memakai gaun ungu wine."

     Aku tergelak. "MasyaAllah... mungkin itu hanya efek lighting ruangan ini. Jadi aku mendadak kinclong seperti porselen."

     Ira tertawa lalu mengajakku duduk. Ira mengatur posisi duduknya karena sekarang dia sedang hamil 5 bulan. Ini adalah kehamilan pertama Ira. Aku selalu berdoa agar kehamilan Ira lancar dan saat melahirkan nanti Allah memberi keselamatan pada Ira dan bayinya. Aku sangat menyayangi sahabatku itu. Dia adalah salah seorang yang berperan besar merubah kepribadianku yang garang dan tidak sabaran menjadi lebih kalem. Terlebih lagi, dia banyak mengajarkanku ilmu agama. Dia sering mengajakku puasa Senin-Kamis bareng. Dia juga mengajariku mengaji dengan tajwid yang benar. Aku seperti berhutang budi padanya. Di masa-masa sulitku saat SMA, Ira ada untuk membantuku. Dia juga menemaniku saat aku harus bolak-balik ke ruang BK karena ketahuan dibully oleh Malika and the gank. Di balik wajah kalemnya, Ira berani membelaku saat aku sudah melakukan hal yang benar tapi difitnah oleh Malika.

     "Kamu nggak datang bareng suamimu?" tanyaku heran.

     "Iya. Aku sudah mengajaknya. Tapi dia bilang, dia kuatir mengganggu kesenanganku bertemu teman-teman lama. Jadi dia menunggu di hotel." jawab Ira riang. Ada binar bahagia di matanya. Nampak sekali bahwa ira sangat bersyukur mempunyai suami yang baik.

Karen dan AkhtarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang