Setelah memastikan Kak Ira pulang dengan aman naik taxi, aku bertugas mengantar Miss Karen pulang. Belva dan Ezra pulang diantar oleh Faiz yang malam ini meminjam Mercedes S-600 hitam milik ayahnya demi menunjang penampilan high class untuk rencana malam ini.
Aku membukakan pintu Jeep Wrangler merahku untuk Miss Karen. Melihat Miss Karen malam ini dengan gaun ungu wine, high heels, dan buket bunga mawar merah, seperti melihat seorang ratu kecantikan muslimah. Miss Karen nampak sangat berbeda dengan yang biasanya aku lihat di sekolah. Sehari-harinya Miss Karen memakai kemeja, rok panjang, dan sepatu kets merah. Malam ini Miss Karen seperti memancarkan semua potensi kecantikannya.
Aku duduk di kursi pengemudi dengan riang. Akhirnya aku bisa tahu dimana Miss Karen tinggal. Menurut keterangan Miss Karen, ternyata rumah Miss Karen tidak terlalu jauh dari sekolah. Itu berarti tidak terlalu jauh juga dari rumahku.
Aku mengemudi sambil tersenyum sendiri mengingat pertanyaan Miss Karen saat mengambil kue bersamaku di meja prasmanan. Sambil melihat ke arah kue-kue yang tersaji, Miss Karen bertanya padaku, "Kamu sendiri mau yang mana, Akhtar?"
Sungguh. Seandainya aku tidak ingat bahwa aku sedang menjalankan misi penyamaran malam ini, aku sudah menjawab pertanyaan Miss Karen dengan nekad.
"Saya mau Miss Karen saja."
Tapi tentu saja aku tidak mengatakan itu. Aku hanya memandang Miss Karen sambil setengah mati menahan senyum karena membayangkan reaksi Miss Karen jika seandainya aku benar-benar mengatakannya.
Miss Karen duduk dalam diam sambil memangku buket bunga mawarnya. Pandangannya ke arah jalan. Miss Karen sama sekali tidak menoleh ke arahku. Miss Karen juga tidak bicara sepatah kata pun.
"Miss..." panggilku.
Miss Karen masih diam.
"Miss marah, ya?" tanyaku penasaran.
Setelah menghela napas panjang, Miss Karen menoleh ke arahku dan bertanya, "Kenapa kalian melakukan hal seperti itu tadi? Siapa yang punya ide?"
Aku tersenyum simpul. Ternyata Miss Karen masih merasa malu dengan semua perlakuan istimewa yang dia terima di reuni SMA-nya barusan.
"Kami nggak terima Miss Karen diperlakukan nggak baik." jelasku memulai cerita.
"How did you know?" tanya Miss Karen penasaran.
"Farah yang bercerita pada kami tentang kejadian di toko buku." jelasku.
Miss Karen terlihat kaget mendengar penjelasanku. "Jadi Farah juga ikut dalam rencana ini?"
"Absolutely yes." jawabku sambil tersenyum lebar. "Farah bertugas mencari info dimana dan kapan reuni Miss Karen dilaksanakan."
"Pantesan aja Farah tiba-tiba tanya-tanya tentang reuni." gumam Miss Karen sambil memegang pelipis kanannya tanda tidak menyangka apa yang sudah kami lakukan ternyata sudah terencana dengan baik.
"Lalu? Ide siapa ini?" tanya Miss Karen lagi menuntut penjelasan.
"Emm... ide saya, Miss." jawabku sambil tersenyum tengil.
Miss Karen menoleh ke arahku lalu meninju lenganku dengan kesal. Aku pura-pura meringis kesakitan lalu terkekeh geli.
"Jangan lakukan lagi yang kayak tadi. Oke?" ancam Miss Karen memasang tampang kesal. Tapi aku tahu ia sebenarnya hanya pura-pura kesal saat ini.
"Ampun, Miss. Saya nggak mau kena tendangan badai Miss Karen." godaku.
Miss Karen mendengus tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Karen dan Akhtar
Short StoryAku tak menyangka, ternyata kamu orangnya. Aku mencari apa yang membuatmu istimewa. Tapi aku pun tidak perlu melakukannya. Karena kamu istimewa sebegitu alaminya. Dalam pergulatan batin aku temukan bahwa ketika logika tak lagi bekerja, Allah akan tu...