Bang Raven mencopot kemeja luarnya. Kali ini hanya mengenakan kaos lengan pendek biasa berwarna biru muda. Lalu dia mulai pemanasan sebelum bertanding. Perawakan tegap Bang Raven sepertinya adalah hasil dari olahraga yang rutin. Karena otot-otot Bang Raven nampak sekali adalah otot-otot yang terlatih dengan baik. Tanpa banyak bertanya, Bang Raven menyetujui untuk satu tim dengan Faiz.
Aku dan Belva mulai mengatur strategi untuk mengalahkan Bang Raven. Tiba-tiba aku melihat Miss Karen, Farah, dan Ezra sedang berjalan menuju lapangan basket tempat aku bertanding. Ezra sedang menunduk.
Hei! Kalau aku tidak salah lihat, dia saat ini sedang menahan tawa. Kenapa Ezra sampai tertawa begitu?
"REN!" seru Bang Raven memanggil Miss Karen. "Janji ya?"
Miss Karen hanya tersenyum lalu mengangguk. Kemudian Miss Karen duduk di bangku penonton bersama Ezra dan Farah yang nampak sangat antusias.
Aku mulai gusar. Rasanya dadaku dihantam sesuatu saat Miss Karen mengangguk mengiyakan pertanyaan Bang Raven. Entah apa yang mereka berdua sepakati bersama.
Janji? Janji apa maksudnya?
Bang Raven nampaknya lebih bersemangat sekarang. Senyumnya nampak sangat percaya diri.
Jangan terlalu PD, Bang. Ujarku dalam hati.
************************************
Pertandingan dimulai. Sesuai kesepakatan, tim yang lebih dahulu mencapai skor 10 akan keluar sebagai pemenangnya.
Bola dikuasai Faiz. Belva lalu dengan mudah mengambilnya, mengoper padaku, lalu aku melakukan shooting.
Masuk.
2 - 0 untuk timku.
Faiz kembali memegang bola. Kemudian saat dia hendak mengoper bola pada Bang Raven, Belva dengan sigap menyambarnya dan langsung melakukan shooting.
4 - 0 untuk timku.
Aku tersenyum puas. Bang Raven masih tersenyum santai tidak terbebani meski ketinggalan skor.
Kali ini Bang Raven membawa bola. Dia mengoper pada Faiz, tapi aku kembali menyambarnya dan berlari untuk melakukan lay-up.
6 - 0 untuk timku.
Aku tersenyum lebar.
Bola di tangan Bang Raven. Lalu Bang Raven menoleh ke arah Miss Karen lagi. "KAREN! SHOULD I TAKE THIS SERIOUSLY?" serunya pada Miss Karen yang duduk di bangku pinggir lapangan.
Miss Karen berseru balik, "YEAH!!"
APA??!! Miss Karen malah mendukung Bang Raven??
Perutku rasanya diaduk dan pipiku memanas karena emosi. Rasanya aku tidak percaya Miss Karen memberikan dukungannya pada Bang Raven. Tapi itulah yang terjadi. Miss Karen bertepuk tangan dan menyemangati Bang Raven.
Bukan aku.
Berikutnya, Bang Raven seperti kesetanan. Faiz hanya dia gunakan sebagai objek memantulkan bola. Selanjutnya dengan cekatan dan serangan yang cepat, Bang Raven melakukan gerakan tipu pada Belva yang menghadangnya, lalu shoot.
6 - 2.
Suara tepuk tangan terdengar. Ternyata tidak hanya Miss Karen yang bertepuk tangan mendukung Bang Raven. Farah juga. Melihat hal itu langsung membuatku merasa frustasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Karen dan Akhtar
Short StoryAku tak menyangka, ternyata kamu orangnya. Aku mencari apa yang membuatmu istimewa. Tapi aku pun tidak perlu melakukannya. Karena kamu istimewa sebegitu alaminya. Dalam pergulatan batin aku temukan bahwa ketika logika tak lagi bekerja, Allah akan tu...