48. Akhtar (2 Tahun Lalu)

157 13 0
                                    

     Hari ini alhamdulillah pekerjaanku selesai sebelum waktunya sehingga aku bisa sedikit istirahat. Aku sedang sibuk menangani beberapa proyek besar yang sangat menyita waktu sehingga perhatianku bisa teralihkan sementara dari keterpurukan karena Miss Karen telah menikah dengan orang lain. Aku sengaja semakin sibuk bekerja untuk bisa bangkit lagi dan mengatasi rasa hampa yang sering aku rasakan saat sedang sendirian di rumah.

     Setelah menerima kabar Miss Karen akan menikah dua tahun lalu, aku rasanya seperti zombie. Kata Ayah, aku jadi sangat jarang tersenyum dan melakukan banyak hal seperti robot yang sudah terprogram tapi tidak bernyawa.

     Yang membuatku perlahan kembali seperti manusia normal adalah kebiasaanku untuk sholat lima waktu dengan tepat waktu. Dulu aku kebanyakan hanya sholat di rumah. Tapi kini, aku dan Ayah selalu berusaha untuk sholat lima waktu di masjid meski kami berdua selalu sibuk dengan pekerjaan kami sebagai owner sekaligus CEO di kantor kami masing-masing. Kami berdua sama-sama kehilangan wanita yang kami cintai. Dan mendekatkan diri pada Allah dengan lebih intens dan sungguh-sungguh membuat kami tetap waras dan ikhlas menjalani ujian hidup kami ini. Saat dini hari, aku dan Ayah juga sering berpapasan di dapur saat kami minum air putih sebelum berwudhu untuk melakukan sholat Tahajjud.

     Waktu Tahajjud yang selalu hening dan tenang, membuat aku bisa sepuasnya berdoa pada Allah mengadukan segala persoalan yang aku hadapi. Terutama persoalanku dengan Miss Karen. Ada saat-saat dimana aku sampai menangis saat berdoa karena merasa tidak berdaya menahan perasaan rinduku pada sosok Miss Karen. Terutama sekitar dua tahun lalu saat aku baru saja mengetahui bahwa Miss Karen akan menikah dengan Bang Raven.

     Sungguh, sejak aku melakukan hal itu, aku merasa jauh lebih tenang dan waras. Tiap dadaku terasa sakit karena merindukan Miss Karen, aku selalu berdzikir untuk meredakannya. Dzikir yang kulakukan sangat pakem meredakan rasa sakit di dadaku dalam sekejap.

     Ketiga sahabatku masih sering menelpon meski mereka semua sedang sama-sama sibuk. Ezra masih sering ngobrol denganku via WhatsApp dan selalu mengabarkan rencananya ke depan. Aku senang Ezra kini sudah bangkit dari keterpurukan setelah ibunya meninggal dunia. Dia sibuk keliling kota-kota di Indonesia. Bahkan ada beberapa undangan dari KBRI di beberapa negara. Apalagi sebentar lagi bulan Ramadhan akan datang. Ezra bilang InshaAllah dia akan keliling Eropa untuk menghadiri berbagai undangan untuk menjadi imam sholat Tarawih di KBRI yang ada di sana. Belva juga sedang sibuk berlatih untuk mengikuti liga baseball di Jepang. Dia satu-satunya pemain asing dari Indonesia dari tiga pemain asing yang ada di timnya. Belva cukup terkenal di Jepang. Apalagi secara fisik, Belva juga cukup tampan. Sehingga di Jepang, Belva sampai punya fanbase sendiri. Mungkin aku akan mengunjunginya di Jepang saat pekerjaanku tidak terlalu padat. Faiz juga sibuk bekerja meneruskan usaha Ayahnya. Bersama kedua kakaknya, Faiz kini sukses mengembangkan usaha keluarganya hingga mampu menempus pasar ekspor. Faiz bercerita bahwa dia sedang mempunyai hubungan dekat dengan Farah. Dan mereka berencana akan menikah tahun depan. Saat bertemu lagi dengan Farah, aku seperti tidak mengenalinya lagi. Farah yang sekarang adalah seorang wanita yang percaya diri. Ia juga sukses bekerja sebagai Area Manager di kantornya. Orang tidak akan percaya bahwa Farah pernah menjadi remaja pendiam akut yang mudah grogi dan tidak percaya diri. Aku sudah menduga Faiz akan tertarik pada Farah karena selain mereka satu kampus dan sering bertemu, selama ini Farah adalah orang paling dekat dengannya selain aku, Belva, dan Ezra. Sejak berhenti jadi playboy cap kadal, Faiz hanya dekat dengan satu orang gadis. Dan gadis itu adalah Farah. Karena itu aku tidak heran jika mereka akan segera menikah.

     Setelah minum beberapa teguk teh hangat, aku bersantai sambil membuka akun Facebook-ku karena ada notifikasi masuk.

     Kirana Larasati Lubis tagging you in a post.

Karen dan AkhtarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang