EPILOG : AKHTAR

297 31 14
                                        

    Melihatnya berlarian dikejar bebek-bebek sungai Rhein-Neckar membuatku tertawa. Kami berada di Heidelberg sebagai salah satu rangkaian bulan madu kami keliling Eropa. Meski kami baru bisa berangkat setelah beberapa minggu menikah karena kesibukan kami berdua bekerja, kami tetap bersemangat seperti anak-anak yang berlompatan girang karena dibelikan mainan kesukaannya. Gamis panjang istriku ternyata bukan halangan baginya untuk berlarian kesana-kemari bermain dengan bebek-bebek jinak sungai Rhein-Neckar. Di balik pembawaannya yang penuh digdaya, ternyata ada pribadi yang polos seperti anak-anak pada dirinya.

     Aku duduk di hamparan rumput pinggir sungai Rhein-Neckar sambil mengingat masa lalu saat pertama kali bertemu dengannya. Sebenarnya aku tidak tahu apa yang menyebabkan aku begitu tertarik padanya. Yang jelas, sejak pertama kali bertemu dengannya aku dibuat penasaran oleh kepribadiannya yang unik dan hal itu sepertinya lambat laun membuatnya istimewa.

     Sejak aku menyadari perasaanku padanya, aku mulai tidak bisa menahan diri untuk tidak bertemu dengannya. Aku selalu mencari bagaimana caranya supaya aku bisa bersama dengannya. Mulai mencari sosoknya di kantin saat makan siang, menunggunya setiap sore saat pulang sekolah untuk sekedar bisa ngobrol sebentar dengannya, sampai dengan mengajaknya nonton di hari Minggu karena aku tidak sabar menunggu hari Senin untuk bisa bertemu dengannya. Aku merindukan senyumnya, tawa skak-matnya, lelucon cerdasnya, ide-ide brilliannya dalam menyelesaikan suatu masalah, pendapat-pendapatnya yang bijaksana menanggapi isu-isu populer, ekspresi wajahnya yang comical, dan suaranya yang enak didengar. Bahkan sekelebatan sosoknya saja ternyata bisa membuatku merasa bahagia.

     Saat tiba-tiba dia pergi tanpa pamit, rasanya ada lubang besar menganga dalam hatiku. Rasanya perih setengah mati. Tapi yang aneh, bukannya berusaha untuk melupakan dirinya, aku malah berusaha setengah mati untuk bisa menemukannya. Ketidakberadaannya di dekatku justru membuat perasaanku semakin kuat padanya. Aku tidak bisa terlalu  mendesaknya. Karena aku kuatir hal itu akan membuatnya semakin menjauh dariku. Aku memutuskan untuk menunggunya dengan sabar. Entah mengapa, masih besar harapanku untuk bisa bertemu lagi dengannya. Kepergiannya yang tanpa pamit seperti menumbuhkan harapan bahwa sebenarnya ia pergi justru karena ia mempunyai perasaan yang sama terhadapku. Hanya saja, mungkin ia belum siap menghadapinya.

     Kabar rencana pernikahannya dengan Bang Raven benar-benar membuat hatiku remuk redam. Aku hanya pernah merasakan sehancur saat itu, ketika ibuku meninggalkan aku untuk selamanya. Aku merasa sangat hampa. Jika saja saat itu aku tidak mengatasinya dengan semakin mendekatkan diri pada Allah, mungkin aku tidak sanggup lagi bangkit menjalani hidupku.

     Saat aku belum mengetahui bahwa pernikahannya telah batal, aku mencoba bangkit dengan berusaha mengenal gadis lain. Tapi semirip apapun gadis itu dengannya, tetap saja gadis itu bukan dia. Sedangkan aku hanya menginginkan dia seorang sejak lama.

     Bukan gadis lain.

     Di tengah ketidakberdayaanku, aku memohon pada Allah untuk membantuku menyelesaikan masalah ini. Semakin mendekatkan diri pada Allah dan memperkeras usahaku memperbaiki kualitas ibadah, ternyata juga membawa perbaikan pada suasana hati, pada hidupku, dan kisahku dengan wanita yang aku cintai itu.

     Allah akhirnya mendatangkan dia padaku. Bukan itu saja. Setelah aku memberanikan diri untuk segera melamarnya, dia akhirnya bersedia mengarungi hidup bersamaku selamanya.

     Kini setelah menikah, aku mempunyai hobi baru. Yaitu mengabadikan istriku dalam foto. Istriku jarang mengetahui bahwa dia sering sekali aku foto diam-diam. Hal ini aku lakukan karena sebenarnya kami berdua sama-sama tidak suka difoto. Karenanya foto kebersamaan kami berdua juga tidak kami sebar di sosial media. Kami juga merasa tidak menganggapnya perlu untuk memamerkan kebersamaan kami.

Karen dan AkhtarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang